Lagipula pundi-pundi yang Radit hasilkan sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil mereka. Belum lagi, dulu setelah tahu Shahnaz mengandung, Radit menghadiahi Shahnaz dengan mendirikan dua usaha, yaitu salon kecantikan dan sebuah butik pakaian. Keduanya beratas-namakan milik Shahnaz!

"Ya.. Kalo-kalo nanti kamu mau resign, kamu kan seneng kerja. Sering iseng minta, tapi banyak gak maunya kalo disuruh ngabisin uang saya. Jadi saya kasih kamu usaha sendiri aja biar kamu masih ada penghasilan.

Dua-duanya juga kesukaan kamu, tuh, salon sama butik pakaian.

Seperti kamu yang kasih saya anak-anak, saya juga kasih kamu usaha buat kamu rawat seperti anak-anak kamu sendiri." Ucap kata Radit saat itu.

Meskipun bukan Shahnaz yang meng-handle semuanya, bahkan mungkin Shahnaz hanya ikut andil tidak lebih dari dua puluh persen, karena Radit juga memberikan usaha tersebut lengkap dengan management-nya.

Ketika bercerita pada Jennie dan Acha, keduanya berdecak iri. Jennie bahkan dengan tidak tahu malu bertanya pada Shahnaz. "Lo buka lowongan pelakor gak, Naz? Gue antri nomer satu, dong!"

Shahnaz saat itu menanggapi santai, "Boleh, Jen. Lo tinggal pilih aja mau tidur dikamar mana. Kamar jenazah RSCM atau mana, biar gue yang urus. Kali-kali lo pengen agak adem suasana Bandung, gue juga bisa booking buat di RSHS. Kontak gue aja kalo lo udah nentuin pilihan."

Beda Jennie, beda pula respon Acha. "Naz gue serem banget deh kalo jadi lo. Jagain Radit pasti susah ya, gue aja kadang capek, Naz, laki gue ada ajaaa yang gangguinnya. Hadeuh, kalo gak laki gue kuat iman sih wassalam ya."

Itu, Shahnaz juga sering berpikir demikian.

Tetapi Radit selalu memiliki cara untuk membuat Shahnaz lebih tenang. Salah satunya yaitu hampir semua staff yang bekerja langsung dengan Radit adalah pria, atau jika itu wanita, Radit memilih mempekerjakan seorang senior, yang bahkan telah memiliki anak setengah dari usia Shahnaz.

Lain lagi dengan ponsel Radit yang bisa diakses oleh Shahnaz juga. Radit jika dirumah bahkan jarang sekali memainkan ponselnya, dengan dalih menebus waktunya diluar rumah untuk menemani Shahnaz.

Lantas, apalagi yang harus Shahnaz khawatirkan?
Tetap ada! Shahnaz selalu merasa tidak cukup baik untuk pria itu. Ia selalu merasa apa yang dikorbankannya tidak sebanding dengan apa yang dikeluarkan Radit.

Belakangan ini Shahnaz bahkan 'sedikit' mengesampingkan suaminya karena terlalu fokus pada Dimi-Dida. Meski Radit tidak keberatan atas itu, tetap saja Shahnaz merasa harus menggantinya dengan membuat kejutan tahun ini.

 Meski Radit tidak keberatan atas itu, tetap saja Shahnaz merasa harus menggantinya dengan membuat kejutan tahun ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now