"Kamu nggak kasih tau aku..?"
"Saya nggak mau kamu kepikiran. Kamu lagi overthinking over everything saat itu. Lupa?"
"Setahun lebih, Mas.."
"Maaf, saya cuma mikir karena mereka yang melepaskan diri dari kamu. Kabar dari mereka nggak penting lagi. Ditambah setelah itu juga kamu fokus ngerawat anak-anak. Air susu kamu dulu sempet seret hampir-hampir kamu kena baby blues, yang saya bisa pikirin dan pentingin cuma kesehatan mental kamu aja, Didi.. Jadi saya mengabaikan yang lain, maaf Sayang.
—
Shahnaz tidak tahu apa yang ia rasakan saat ini.
Sebenarnya Shahnaz tidak marah, Radit juga tidak sepenuhnya salah, dan Shahnaz mengerti maksud Radit. Hanya saja rasa kesal hadir karena ia menjadi orang yang terakhir tahu kabar penting-tidak penting itu.
"Kapan Nadila meninggal?" Tanya Shahnaz lagi, ia ingin menuntaskan ini.
Radit meringis, terlihat ragu memberi tahu.
"Mas?" Desak Shahnaz.
"Bersamaan dengan lahirnya Dimi sama Dida.. Kamu inget yang kamu bilang abis bius itu kamu kayak liat Sagita? Mungkin dia pamitan sama kamu.."
Benar. Shahnaz ingat betul dulu selepas melahirkan entah halusinasi atau apa, Shahnaz seperti melihat Sagita berdiri di ruang rawatnya, hanya beberapa saat sebelum kembali menghilang.
Shahnaz tersenyum satir, Bahkan disaat terakhir lo pun lo menolak bilang maaf ke gue.
Setelah itu mengalirlah cerita lengkap dari Radit.
Mulai dari awalnya seminggu sebelum Shahnaz melahirkan, Mama datang kerumah mereka bertepatan dengan Radit sedang mengambil dokumennya yang tertinggal.
Mama ingin menemui Shahnaz, dan mengabarkan bahwa Sagita kritis.
Mama sedikit bercerita bahwa Mama dan Om Harun berpisah karena Om harun memiliki wanita idaman lain, dengan kata lain Mama diselingkuhi.
Mama juga bilang bahwa Om Harun memutuskan untuk tidak lagi memberi Mama uang atau membiayai Sagita lagi. Mama bahkan harus rela menjual semua barang branded juga mobilnya.
Radit yang saat itu tidak ingin Shahnaz memikirkan hal lain selain kelahiran anak-anak mereka memilih menyembunyikan semuanya. Tetapi pria itu pergi menjenguk Sagita mewakili Shahnaz, bahkan untuk mengurangi rasa bersalahnya karena tidak jujur, Radit menanggung semua pembiayaan rumah sakit.
Tapi sayang setelah seminggu berlalu Sagita memilih menyerah, dan disitulah dunia Mamanya runtuh. Sekarang berkat Radit pula Mama tinggal disebuah yayasan menjadi salah seorang relawan disana. Setidaknya itu cukup untuk Mama memiliki tempat tinggal dan makan tanpa memikirkan biaya.
Mendengar itu Shahnaz diam-diam merasakan kelegaan menelusup dalam hatinya. Bagaimanapun juga Mama tetap orang yang melahirkannya. Tetapi Shahnaz tidak ingin lagi terlibat lebih jauh dengan Mamanya. Ia bersyukur Radit mengambil langkah tepat. Suaminya itu memang paling bisa diandalkan.
"Kamu.. Marah..?" Tanya Radit hati-hati setelah menyelesaikan ceritanya.
Shahnaz menggeleng meski Radit tidak dapat melihatnya, "Nggak bisa dibilang marah juga.. Aku cuma belum tau harus bereaksi seperti apa." Jujurnya.
YOU ARE READING
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Extra - Story
Start from the beginning
![INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]](https://img.wattpad.com/cover/343912301-64-k121822.jpg)