Selepas kepergian Nicholas, sisa pertemuan itu diisi teriakan, jeritan dan penuh perdebatan.

Suasana memanas, tidak ada yang mengalah.

Sehingga setelah beberapa jam penuh emosi itu, Mamanya melemparkan bom. "Kalo kamu bersikeras menikah dengan Radit, jangan anggap saya lagi keluarga kamu."

Shahnaz tertegun sementara mamanya menyunggingkan senyum miring.

Namun senyum penuh kemenangan itu pudar ketika Shahnaz menganggukkan kepalanya setuju,

"Baik. Mulai saat ini saya Nadira Shahnaz memutus hubungan apapun dengan anda." Jawab Shahnaz menggebu-gebu namun penuh keyakinan.

Tidak ada yang menyangka bahwa Shahnaz akan menyetujuinya.

Semua orang disana melihat padanya dengan terkejut dan mereka mematung seolah apa yang mereka dengar tidak nyata.

Mungkin itu titik lelahnya. Toleransinya untuk keluarganya telah diambang batas.

Shahnaz sadar, tidak ada bedanya ia diakui sebagai keluarga maupun tidak, perlakuan dari Mamanya tidak ada yang berbeda. Dianggap sebagai anakpun ia tetap tidak dihargai. Untuk apa ia masih terus bertahan? Apa tidak kurang selama ini Shahnaz mengorbankan dirinya sendiri untuk tersiksa?

Shahnaz mengambil tas tangannya diatas kursi yang dengan sigap diambil alih oleh Radit yang langsung mendapatkan kesadarannya.

"Didi, kamu yakin?" Tanya Radit. Pria itu hanya tidak ingin Shahnaz menyesali tindakannya ini nanti.

Tetapi Shahnaz tidak gentar.

Tanpa menjawab, Shahnaz melangkah dengan pasti menuju lorong keluar diikuti Radit, namun sebelum itu ia berhenti sejenak.

"Urusan bisnis kalian, saya nggak akan ikut campur. Tetapi jika ada sesuatu nanti, saya juga tidak akan ikut membantu apapun."

Radit menatap lekat pada Shahnaz yang tidak berhenti mengunyah dan melahap rakus sebuah burger disertai air mata mengalir dikedua pipinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Radit menatap lekat pada Shahnaz yang tidak berhenti mengunyah dan melahap rakus sebuah burger disertai air mata mengalir dikedua pipinya.

Tadi sepulangnya dari rumah sang Mama, Shahnaz meminta Radit membawa mereka ke restoran cepat saji dan tanpa berpikir Shahnaz memesan beberapa burger, kentang goreng dan ayam, semua dalam ukuran besar.

Radit hendak membatalkan beberapa pesanan yang sedikit berlebihan itu, tetapi Shahnaz mencegahnya dan beralasan, "Aku lagi marah besar. Aku mau ngelampiasin marahku pake makan! Kalo kamu berani-berani kurangin pesananku atau kamu nggak mau beliin, minggir, aku bisa beli sendiri."

Sehingga mau tidak mau akhirnya Radit membiarkan saja Shahnaz dan menuruti keinginannya.

Sesekali pria itu mendekat untuk menghapus air mata kekasihnya lalu kembali menjauh, membiarkan dan menunggu Shahnaz benar-benar selesai melampiaskan emosinya.

Mata Radit memindai sekeliling, kemudian bergerak membereskan sampah-sampah hasil ulah Shahnaz. Sejauh ini, wanita itu telah menghabiskan dua burger ukuran besar, tiga bungkus kentang goreng dan dua paha ayam untuk dirinya sendiri.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now