Berarti saat mereka video call saat itu.. "Mba?! Yang bener aja?! Jadi bukan Abang..?" Sarah memelototkan matanya tidak percaya.

Shahnaz menggeleng, mengulas senyum canggung.

Dan jeritan kesakitan terdengar karena Sarah kembali mencubit pinggang Shahnaz, kali ini lebih keras.

Dan jeritan kesakitan terdengar karena Sarah kembali mencubit pinggang Shahnaz, kali ini lebih keras

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Setelah mengobrol dengan Shahnaz dan Sarah. Mami Radit tiba-tiba saja ingin membuat pesta kecil-kecilan di halaman belakang. Katanya untuk merayakan penyematan cincin di jari manis Shahnaz. Dengan semangat, wanita paruh baya itu meraih ponselnya menghubungi beberapa kerabat dekat.

Tidak lupa sebelumnya meminta asisten rumah tangga berbelanja daging dan keperluan lainnya untuk acara memanggang nanti.

Yang membuat Shahnaz terkejut adalah.. Hanya dalam kurang lebih satu jam setelah calon Ibu mertuanya itu mendeklarasikan ingin membuat pesta dan menghubungi beberapa keluarganya.. Setengah bagian halaman belakang rumah Radit telah dipenuhi orang-orang.

Kecil-kecilan apanya!

Shahnaz menghentikan hitungan di orang ke tiga puluh. Itupun otak kecilnya hanya bisa mengingat nama beberapa saja, dan mulai merasa bibirnya kering karena tidak berhenti terus menebar senyum.

Shahnaz mengedarkan pandangan. Memperhatikan orang-orang yang saling berbincang. Sesekali senyum sopannya terulas lagi ketika ada yang menoleh padanya.

Ia menyikut pelan calon adik iparnya, berbisik. "Udah abis belum orangnya? Bibirku udah kering ini senyum terus."

Sarah memperhatikan Shahnaz kemudian terkikik. Gadis itu mnggulirkan matanya ke atas terlihat berpikir sebelum ikut berbisik. "Kayaknya masih ada beberapa lagi yang bakal dateng, soalnya cuma keluarga Mas Bagas yang absen. Mau minta lipbalm?"

"Buset. Beneran keluarga semua, tuh? Bukan ngaku-ngaku? Nggak deh nanti aja."

Sarah mengangguk, "Iya, keluarga Mami emang banyak asli sini. Nanti jadi keluarga Mba Nadira juga. Tahan-tahan, ya."

"Itu pengangguran semua apa gimana, sih, Sar? Kok dipanggil dikit bisa langsung ngumpul gitu. Mana datengnya gerombolan kayak anak ayam."

Sarah kembali menertawakan Shahnaz dan mulut randomnya. "Sekarang aku ngerti kenapa Abang tertarik banget sama Mba Nadira." Ia bangkit seraya menepuk punggung Shahnaz, "Nanti kalo kering banget bibirnya minta Abang lembabin aja." Lanjut Sarah kemudian berlalu dengan tawa menggema.

Shahnaz mendapat tugas membantu memanggang daging. Berlangsung sekitar lima belas menit ketika sebuah tangan memeluknya dari belakang kemudian mencuri kecupan di pipi wanita itu.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora