🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Gue penasaran Radit mau ngapain." Gumam Shahnaz dengan mata menatap pada langit-langit kamarnya. "Soalnya yaa, dari minggu lalu kita keluar rumah sakit buat visum itu, dia nggak keliatan atau bahas-bahas itu lagi. Dan nggak terjadi hal-hal aneh juga abis itu."
Dari ponselnya sebuah suara menyahut, "Lagi nyari cara buat putusin lo kali."
Itu Acha.
Mereka memang telah berbaikan. Acha telah kembali bekerja tiga hari lalu, kemudian setelah Acha membagikan oleh-oleh dari bulan madunya, mereka berbincang beberapa saat. Dan dengan sendirinya mereka kembali akrab, seolah saja beberapa hari sebelumnya perdebatan mereka tidak pernah terjadi.
"Mata lo!" Sambar Shahnaz ketus. Ia menekan ponselnya memutus asal panggilan.
Semakin lama berbicara dengan Acha, rasanya ia akan merasa gila. Kemudian Shahnaz membalikkan badannya, menenggelamkan wajah dalam bantal.
Masalahnya ia sendiri jadi kepikiran, karena bisa saja yang dikatakan Acha benar.
Tadi pada saat perjalanan pulang, Radit berkata bahwa ia memiliki urusan penting dengan Adrian dan Mario. Jadi, pria itu hanya bisa mengantar Shahnaz pulang kemudian berlalu.
Sebenarnya itu hal biasa, jika saja hanya terjadi hari ini. Tetapi, itu telah berlangsung empat hari berturut-turut, Shahnaz menghitungnya.
Shahnaz jadi berpikir apa pria itu memang mengindarinya? Atau Radit sedang berpikir ulang tentang hubungan mereka..?
Pria itu bisa saja baru menyadari bahwa terlibat dengan Shahnaz terlalu merepotkannya, sehingga mungkin Radit sedang berpikir untuk menarik diri saja. Ah, tapi itu tidak mungkin, 'kan?
Tapi segalanya tidak ada yang tidak mungkin. Bagaimanapun, hati manusia cepat berubah.
Dan Shahnaz tiba-tiba merasa kesal karena tidak memiliki kemampuan membaca hati Radit, ia ingin tahu apakah pria itu masih memiliki perasaan yang sama besarnya.
Dan juga.. Itu terhitung sejak empat hari lalu ketika mereka bertemu dengan mantan kekasih Radit..
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.