Shahnaz meneleng sinis atas jawaban Radit, "Ih bukan masalah laper nggak laper, aku seharian ini belum liat kamu makan. Terus apa kamu bilang? Kenyang? Emang siang tadi kamu makan apa? Terus tadi aja kamu cuma pesen kopi, kenyang darimana coba?! Makan, Aku gak mau tau." Tegas Shahnaz.

"Didi.."

"Pecel lele di pertigaan depan. Kalo kamu nggak mau makan ditempat dan mau makan dirumah, boleh. Atau kamu mungkin hari ini nggak mau makan ditemenin aku, yaudah gak apa-apa, asal kamu makan."

Mendengar perhatian yang diberikan sang kekasih, seulas senyum manis terbit dari bibir Radit.

Shahnaz itu cukup detail untuk beberapa hal, dan bisa sangat keras kepala akan asumsinya terutama tentang Radit, maka pria itu juga tidak bisa berbohong atau mengelak lagi.

Berrtepatan dengan rambu berubah merah, Radit melepaskan pegangan pada setir, kemudian dengan cepat kedua tangannya menangkup pipi Shahnaz lalu meloloskan satu kecupan dibibir manyun wanita itu karena pipinya tertekan tangan Radit.

"Lucu banget sih, Didi. Kita makan di tempat saya aja, ya? Kamu temenin." Ucap Radit seraya tersenyum manis menatap tepat di mata kekasihnya yang hanya bisa mengerjap-ngerjapkan mata karena wajahnya dikuasai pria berkacamata itu.

Beberapa saat kemudian, barulah Shahnaz memberontak ketika tangan pria itu masih belum membebaskan wajahnya. Tangan Shahnaz memukul-mukul pelan kemudian menarik tangan pria itu dari pipinya, minta dibebaskan.

Sementara Radit hanya tersenyum, tidak merasa terganggu.
Dengan santai pria itu menyempatkan mengecup bibir Shahnaz sekali lagi sebelum melepaskan wajah Shahnaz dan kembali fokus pada jalanan ketika rambu berganti hijau.

"Iiih! Mas apasih?!" Seru kesal Shahnaz dengan pipi yang memerah salah tingkah atas tindakan tidak terduga dari kekasihnya.

Wanita itu memutar badan menjadi sejajar lurus, melipat kedua tangan di dada tanda merajuk.

Tetapi ujung bibir Shahnaz berkedut, ia tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum, karena bagaimanapun apa yang dilakukan Radit barusan cukup manis untuknya.

Tingkah Shahnaz yang menggemaskan tertangkap netra Radit ketika pria itu melirik ke kursi sebelah. Lalu terkekeh. "Senyum mah senyum aja, gengsi bener." Ledek Radit.

"Diam! Nanti warung pecelnya kelewat!"

"Diam! Nanti warung pecelnya kelewat!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Udah jam sebelas." Ucap Shahnaz pada Radit yang membelakanginya, pria itu sedang mencuci piring bekas makan malamnya tadi.

"Kamu mau pulang sekarang?" Radit balik bertanya namun belum membalikkan tubuhnya, tangan pria itu penuh sabun sekarang.

Shahnaz bergumam pelan sebagai jawaban.

"Tunggu sebentar." Pinta pria itu.
Hampir saja Radit memecahkan gelas miliknya karena tangannya yang licin tergelincir akibat terkejut oleh Shahnaz yang memeluknya dari belakang. "Astaga! Saya kaget!" Ucap Radit.

"Nginep disini.. Boleh?" Tanya wanita itu dengan nada manja, kaki Shahnaz berjinjit, hidungnya mengendus bahu Radit, sementara tangannya semakin mengeratkan pelukan dan menyandarkan kepalanya disana dengan nyaman. "So warm." Gumam Shahnaz.

"Saya belum mandi, lho." Peringat Radit seraya mematikan keran wastafel karena kegiatan cuci piringnya telah selesai, namun sepertinya Shahnaz tidak mendengarkan, atau lebih tepatnya wanita itu tidak peduli.

"Jangan di leher!" Larang Radit ketika merasakan nafas hangat kekasihnya disana.
Tapi lagi-lagi, wanita itu mengabaikan larangan Radit, dengan nakal nafas Shahnaz merambati leher kekasihnya perlahan, kemudian memberikan kecupan samar disana membuat pria itu menggeram.

"Didi.."

"Baru satu, Mas, tadi di mobil kamu cium aku dua." Shahnaz membela diri, belum mau bergerak dari posisinya.

"Nadira." Peringat Radit sekali lagi, karena setelah ini jika Shahnaz masih tidak mengabaikan peringatan darinya, Radit tidak yakin masih bisa menahan diri.

Namun bukannya mundur, Shahnaz malah menantang bahaya dengan mendekatkan bibirnya ke telinga pria itu, berbisik pelan disana.

"Dont hold yourself, Mas, i'm all yours, remember?"

"Dont hold yourself, Mas, i'm all yours, remember?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bentar, pemanasan dulu, Apa kabar? 🙋🏼‍♀️

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now