"Wah jangan gila-gila deh. Abangnya Sarah itu normal, ya!"

"Tau darimana coba?" Tantang Shahnaz.
Sedari tadi ia hanya ingin menggoda adik dari kekasihnya, Sarah sangat menggemaskan sekarang, Ekspresi gadis itu yang mati-matian membela Radit benar-benar menghiburnya.

Menyenangkan rasanya memiliki teman berdebat hal remeh seperti ini.

Shahnaz tidak memutuskan pandangan dari Sarah yang tidak memiliki jawaban untuk pertanyaannya, "Lah ga bisa jawab kan?" Tanya Shahnaz tertawa membuat Sarah merengut. "Ih yang pasti Abang normal ya!" Tegasnya mengacungkan satu jari telunjuk, memperingati. Namun bukan takut, malah tawa Shahnaz semakin lebar, dan menular pada Sarah.

"Seru amat? Boleh gabung gak?" Tanya sebuah suara dari belakang menginterupsi mereka.

Shahnaz dan Sarah sontak menghentikan tawa, mereka bersamaan melihat ke belakang dan menemukan Radit berdiri disana, ditemani Adrian, pemilik suara tadi.

Kemudian mereka kompak menoleh kearah meja yang sedari tadi jadi bahan perbincangan telah kosong. Sejak kapan para pria itu selesai?

"Lho? Kok? Perasaan tadi masih disana." Tanya Shahnaz heran.

Radit hanya tersenyum sebagai jawaban, tangannya mendarat mengusak rambut kekasihnya. "Kalian udah selesai? Mau pulang sekarang?" Tanya Radit pada dua wanita yang masih terheran-heran itu.

"Mas udah selesai? Mau makan dulu gak?"

Radit mengangguk lalu menggeleng, sementara Sarah dan Shahnaz saling berpandangan, "Kita udah selesai, sih, Kak Adrian ikut kami?" Kali ini Sarah mengambil bagian menjawab, dan bertanya pada sahabat Abangnyaz

"Nggak, gue bawa mobil sendiri. Bareng ke parkiran aja." Tolak Adrian halus yang diangguki semuanya, kemudian mereka bersamaan berlalu meninggalkan Cafe.

Shahnaz menutup jendela mobil dan mengalihkan pandangan pada Radit yang sedang memutar kemudi keluar dari pekarangan rumah keluarganya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shahnaz menutup jendela mobil dan mengalihkan pandangan pada Radit yang sedang memutar kemudi keluar dari pekarangan rumah keluarganya.
Mereka baru selesai mengantar Sarah pulang.

Ketika mobil melaju di jalan besar, tiba-tiba Shahnaz teringat sesuatu, "Mas.." Panggil Shahnaz pelan, meminta perhatian.

"Hm?"

"Kamu belum makan malem, lho. Kamu mau makan apa? Beli dijalan? Makannya mau aku temenin ga?"

Radit menggeleng, "Saya masih kenyang."

Tidak percaya, seraya menyipitkan matanya Shahnaz kembali bertanya. "Kapan terakhir kamu makan?"

"Tadi.."

"Kapan?"

"Tadi.. Siang.. Sih.." Jawab Radit ragu-ragu. Tapi dengan cepat pria itu menambahkan, "Tapi saya nggak laper."

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now