🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
"Mas!" Kali ini nadanya mulai meninggi pertanda Shahnaz mulai kesal. Kesabaran wanita itu memang tidak perlu diuji. "Kamu kenapa, sih?!"
"Im showering you with love, lah, apalagi?"
Shahnaz menarik tangannya lagi ketika dirasa pegangan Radit mengendur, dan berhasil. Kemudian Shahnaz memakai sabuk pengamannya. "Ya buat apa? Aneh tau, gak?"
Radit hanya mengendikkan bahunya acuh, kemudian mulai menjalankan mobilnya keluar pekarangan rumah Acha.
Mereka sampai diapartemen Shahnaz dua puluh menit kemudian karena jalanan sangat lenggang. "Mas nggak mampir? Mau langsung pulang?" Tanya Shahnaz, ia memperhatikan Radit yang belum terlihat akan mematikan mesin mobilnya.
Radit menghembuskan nafas kasar, meletakkan tangannya pada kemudi, matanya masih menatap lurus kedepan. "Nadira.." Panggilnya.
"Hm?"
"Saya sayang sama kamu."
"Mas, ini beneran kamu kenapa, deh? Aneh banget dari tadi. Nggak bener-bener kerasukan, 'kan?"
Radit menoleh, menyunggingkan seulas senyum sebelum kembali menatap ke depan dan menjawab. "Saya cuma nggak mau kamu lupa." Tangan pria itu pada kemudi mengerat, menyalurkan emosinya disana.
"..."
"Saya juga mau kamu ingat, kalo kamu bisa bergantung sama saya. Apapun. Terlebih lagi saat kamu sedih. Saya akan senang bisa kamu jadiin sandaran, Nadira.
Saya nggak keberatan buat selalu mengingatkan kamu bahwa kamu dicintai banyak orang, banyak orang yang senang atas adanya kamu. Sekalipun tidak sebanyak itu, kamu masih punya saya. Saya bisa menghujani kamu dengan kasih sayang yang setara dengan seribu orang. Kamu bisa tantang saya dan buktikan sendiri."
"Mas.."
"Jujur, saya sedih denger kamu ketakutan buat bahagia. Saya nggak mau hasil dari doa saya setiap harinya agar kamu bahagia justru jadi hal yang membuat kamu takut. Nadira.. Sekalipun kamu besok punya sesuatu untuk bersedih, saya bisa menghapusnya lagi buat kamu dan kasih kamu sesuatu buat bahagia. Kamu nggak boleh takut apapun selain Tuhan selagi kamu punya saya."
Shahnaz meraih satu lengan atas Radit dan menggelayut disana, matanya berkaca-kaca mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir pria itu. "Maaf, Mas.." Katanya dengan suara serak karena menahan tangis. Shahnaz kemudian menarik tubuh dan merentangkan tangannya, "Peluk." Pinta Shahnaz manja.
Radit menoleh ke samping, melihat Shahnaz dengan bibirnya yang mengerucut, dan kedua tangan terbentang. Radit mendekat pada kekasihnya, "Percaya sama saya, Nadira, please?" Bisik pria itu ditelinga Shahnaz seraya mengusap lembut surai kekasihnya.
Dan Shahnaz mengangguk sambil terus menggumamkan maaf.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka berjalan bergandengan dari parkiran menuju lobby, sesekali Shahnaz mengayunkan tangan mereka yang bertautan. Senyum tidak lepas dari bibir keduanya.
Bahkan petugas yang menjaga pintu depan pun ikut tersenyum ketika mereka menyapa bersamaan.
Namun, saat sampai di pintu lift, tepat ketika lift berdenting dan terbuka, sebuah suara memanggil nama Shahnaz dari belakang, membuat tubuhnya seketika menegang dan tautan keduanya terlepas.
"Dira?"
Shahnaz bisa melihat bayangan si pemanggil dari baja tombol lift.. Dan dugaaannya tidak meleset.
Jangan noleh, jangan noleh. Ia ingin berbisik untuk mengingatkan Radit tapi tidak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya.
Radit yang melihat Shahnaz berdiri kaku, terheran-heran. Pria itu menoleh kebelakang untuk melihat siapa yang membuat kekasihnya seperti itu.
"Radit?!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gatau harus seneng apa sedih karena works ini sampe lebih dari tiga puluh parts 🥹
Anyway, thankyou yang udah vote & comment cerita ini! Maaf kalo semakin tidak jelas, aku usahakan agar cerita ini on track kok! #ihopeso
To be very honest, aku suka sekali baca comment kalian, gemes-gemes semua! Kalian juga suka doain aku agar sehat-sehat, semoga doa baiknya berbalik ke kalian juga ya! Wuff yoooo all! 🫶🏻