"Gue kok baru sadar kalo Radit tuh cakep, ya, Naz? Auranya itu, lho.. Haaaawt abiiez ternyata kalo lagi serius gitu, sexy, Naz. Meleyot gue." Gumam Acha lagi, ia masih belum melepaskan pembahasan tadi.

"Inget, lo itu calon bini orang!"

"Yaaa siapa yang lupa, gue kan cuma bilang Radit sexy dan paham kenapa lo mau sama Radit."

Shahnaz hanya tertawa sebagai respon.
Belum tahu saja Acha jika itu belum seberapa.

Shahnaz sering melihat yang lebih bisa membuat meleyot dan merasakan hal-hal yang Radit lakukan yang bisa membuat nafasnya putus-putus.

"Ini bagus, gak?" Tanya Acha meminta pendapat pada Shahnaz yang duduk di sofa, menempelkan dua longdress bergantian beda warna ke badannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini bagus, gak?" Tanya Acha meminta pendapat pada Shahnaz yang duduk di sofa, menempelkan dua longdress bergantian beda warna ke badannya.

Shahna yang sibuk dengan pikirannya sendiri hanya menjawab sekananya, "Hm."

"Merah gimana?"

"Bagus, Cha."

"Bagus merah apa ungu jadinya, Naz?"

"Merah aja."

Acha mendengus kesal lalu berjalan menuju sofa yang diduduki Shahnaz dan menoyor kepala wanita itu. Membuat Shahnaz yang melamun terkejut dan seketika berdiri hendak melayangkan protes.

"Apa lo?!" Tantang Acha, sebelah alisnya terangkat.

Shahnaz mengerutkan keningnya, "Lo yang apa? Kenapa kepala gue di toyor?"

"Gue tadi tanya apa?"

"Lo tanya bagus yang mana? Gue udah jawab merah, 'kan?"

Acha lalu melemparkan dua baju beserta gantungannya pada Shahnaz yang diterima dengan bingung. "Lo liat tuh warna merah!" Katanya kesal.

Shahnaz melirik baju ditangannya, kemudian memasang raut bersalah ketika mendapati baju Acha ternyata hanya ada dusty pink dan hijau sage. "Maaf, Cha." Sesal Shahnaz. "Dusty pink bagus, kok. Sage terlalu pasaran." Tambahnya seraya menyerahkan longdress pilihannya.

Acha menghembuskan nafas kasar, menepuk sofa sebelahnya agar Shahnaz kembali duduk.

Untung saja Acha pelanggan sangat penting disana, sehingga diberi ruangan khusus untuk mencocokkan pakaian. Dan Sarah belum datang karena memiliki kelas tambahan, jadi mereka hanya berdua disana.

"Lo masih kepikiran yang tadi?" Tanya Acha pelan, mencoba menghilangkan kekesalannya dan mencoba mengerti posisi Shahnaz.

Kedatangan Sagita ke kantor tadi telah berlalu beberapa jam, dan terjadi hanya sebentar, tetapi efeknya lumayan juga.

Shahnaz mengangguk, "Gue.. Ngerasa ketenangan hidup gue mulai menjauh. Sekarang, tiap gue ngerasa senang, detik berikutnya gue harus ketakutan kalo kesenangan gue diambil tiba-tiba.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now