"Gue baru inget! Sore nanti anter gue ke butik, dong." Acha muncul dari pantry setelah membuat dua gelas kopi. Untuknya sendiri dan untuk Shahnaz.
"Ngapain?"
"Fitting buat pengajian nanti."
Menyerahkan satu cangkir kopi pada Shahnaz yang menggumamkan terimakasih setelah menerima cangkirnya. "Em, boleh, Cha. Radit ada urusan juga nanti. Gue gabut."
Sejenak Shahnaz mendongak dari laptopnya, menjawab ajakan Acha lalu fokus kembali pada pekerjaannya. File ini diminta mendadak selesai setelah makan siang oleh Radit, maka dari itu Shahnaz masih terpekur karena waktunya yang mepet.
"Ajak Sarah seru kali ya? Kita girls night!" Usul Acha, mengeluarkan ponselnya menghubungi sepupunya itu setelah Shahnaz mengangguk setuju.
Acha sudah tahu masalah Shahnaz, termasuk tentang hubungan rumitnya dengan Radit dan saudara kembarnya di satu malam ketika mereka bercerita, menginap bertiga dengan Jennie.
Shahnaz bahkan meringis malu karena sempat membohongi Acha tentang Sagita yang datang ke kantor dulu. Merasa tolol karena menganggap Acha bodoh, padahal Acha tahu lebih banyak dari yang ia pikirkan.
"Love language Radit apa, Naz?" Tanya Acha tiba-tiba mendekat kearah Shahnaz yang sedang merapikan file dimejanya.
Shahnaz berpikir sebentar, "Apa, ya, Cha?" Ia balik bertanya, menyimpan tumpukan kertas itu disebelah kanannya untuk diambil Radit nanti. Mendesah lega karena akhirnya pekerjaannya selesai sebelum waktunya, lalu ikut mendekat pada Acha.
"Ih mana gue tau! Radit kan bukan pacar gue."
"Words of affirmation? Bisa sih, dia suka dan bisa banget bikin kepercayaan gue naik, apalagi Radit gak pernah absen buat bilang bersyukur punya gue, muji every little thing yang gue buat, dia bisa bilang sayang banget sama gue tiap hari banget.
Tapi Acts of service juga.. Em, quality time juga bisa apalagi Radit tau prioritas banget orangnya. Eh tapi, physical touch apalagi.. Gifts doang kayaknya yang jarang. Soalnya gue juga ga begitu suka dibeliin barang." Shahnaz bergumam masih menerawang.
Acha melirik dengan tatapan usilnya, "Ketauan suka touch-touch ya, ih dewasa banget pacarannya." Goda Acha.
"Kayak ga pernah aja, lo." Kata Shahnaz sebal, menoyor Acha dan menarik diri setelah itu.
Acha hanya tertawa. Tapi seketika tawanya surut ketika kepalanya mengarah kedepan melihat siapa yang ia lihat datang dari jauh.
Meja Acha memang sejajar lurus dengan lorong.
Matanya memicing tajam, memastikan apa yang ia lihat tidak salah, setelah itu dengan heboh Acha meminta Shahnaz menyembunyikan diri dibawah meja, "Ngumpet, Naz, cepet!!!" Bisik Acha tidak sabar, menarik tangan Shahnaz yang sedang terduduk di kursi untuk bergerak turun kebawah sehingga menyenggol tumpukan file tadi.
Shahnaz yang belum mengerti keadaannya seketika marah, apalagi hasil kerja kerasnya berantakan begitu saja. Ia menepis tangan Acha dengan kasar, "Ih apasih, Cha?! Lihat tuh kerjaan gue berantakan!" Seru Shahnaz marah.
"Duhhh, itu nanti gue yang beresin, deh. Lo diem aja dibawah dulu! Ngumpet!" Panik Acha seraya menekan kepala Shahnaz agar tetap dibawah.
VOUS LISEZ
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
31.
Depuis le début
![INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]](https://img.wattpad.com/cover/343912301-64-k121822.jpg)