🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Tapi baru sempat membuka mulut, kening Shahnaz mengerut tidak mengerti mendapati Acha dengan ekspresi sewot dan mata tajamnya mengarah pada Shahnaz.
"Apa?!" Tantang Acha.
Kerutan Shahnaz semakin dalam karena belum paham mengapa Acha marah disini, "Lah anjir, gue yang harusnya marah lo lempar pulpen sembarangan!"
"Lo bilang gue jelek! Siapapun yang bilang gue jelek, berhak gue lempar apapun."
"Jangan fitnah ya tai! Gue ga pernah bilang lo jelek!"
"Itu tadi apa?!"
"Gue bilang calon istrinya Pak Bagas yang jelek bukan lo. Salah denger kali lo! Makanya punya duit tuh treatment telinga juga yang bener." Shahnaz sudah akan kembali pada layar laptopnya sebelum Acha kembali menggeram, "Lo baca yang bener nama disana siapa!"
Shahnaz dengan tidak sabar merebut kembali undangan tadi, membukanya dengan kasar sebelum menunjuk nama mempelai wanita disana, "Jovanka Versacha Halim, nih! Lo yang baca! Gue ga bilang lo jelek! Gue bilang cewek ini yang jelek! Dasar budek!"
Kali ini Acha tidak bisa menahan dirinya. Ia mendekat pada Shahnaz dan menjambak rambutnya. "Jovanka Versacha Halim itu nama lengkap gue! Shahnaz tolol!" Teriak Acha putus asa tepat ditelinga Shahnaz.
Shahnaz hanya bisa melongo ditempatnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Punya siapa?" Tanya Radit pada undangan yang ada ditangan kekasihnya. ketika ia menjemput Shahnaz jam pulang kantor. Pria itu tidak kembali saat makan siang, hanya akhirnya mereka pulang bersama.
Shahnaz memastikan dulu seatbelt terpasang sempurna sebelum menjawab, "Punya aku. Dari Acha." Radit hanya mengangguk mengerti, kemudian memutar kemudinya keluar dari pelataran kantor.
"Kok bisa ya mereka tiba-tiba mau nikah aja." Monolog Shahnaz.
"Nikah itu nggak ada yang tiba-tiba. Apalagi sampai sebar undangan, berarti udah terencana." Timpal Radit.
Shahnaz mencondongkan tubuhnya kearah Radit, matanya memicing curiga. Radit yang hendak menoleh ke samping saat lampu merah sedikit terkesiap dan memundurkan tubuhnya. "Ga kurang deket, Sayang?"
Mengabaikan Radit, Shahnaz masih belum merubah posisinya kembali bertanya, "Kamu kok ga tanya ini undangan apa?" Ia mengacungkan undangan di tangan kanannya.
"Undangan nikah dari Jovanka, 'kan?
"Acha sama siapa?!" Tanya Shahnaz lagi kali ini dengan sedikit desakan karena penasaran.
"Kalo dari Jovanka.. Berarti sama Mas Bagas, kan?" Jawab Radit meski ragu-ragu. Tetapi seharusnya tidak salah.
Shahnaz terkejut atas jawaban Radit yang benar, sehingga memundurkan tubuhnya. "Kok kamu bisa tau?! Aku kan cuma bilang ini undangan dari Acha dan belum kasih tau siapa yang nikahnya!"