"Aku bisa dianter Jennie."
Shahnas menahan tangan Radit yang sedang memasukkan barang-barang Shahnaz kedalam tas besar.

Tapi dengan mudah pria itu menyingkirkan tangan Shahnaz yang menghalanginya kemudian melanjutkan kegiatannya.

"Nggak baik ngerepotin Jennie terus padahal pacar kamu ada disini."

"Tapi kamu harus kerja!"

"Saya bisa kerja besok, hari ini anter kamu pulang. Jatah cuti saya masih banyak, Nadira."

Shahnaz diperbolehkan pulang esok paginya.
Radit lagi-lagi absen pergi ke kantor hanya untuk menemani Shahnaz yang bersiap keluar dari rumah sakit.

"Ga professional!" Shahnaz mendelik tepat setelah Radit memutus panggilan teleponnya dengan Acha, untuk mencatat ketidakhadirannya hari ini.

Bukan Shahnaz tidak senang Radit menemaninya, hanya saja jika membuat pria itu sampai mengajukan cuti demi hal sepele, membuat kesenangan Shahnaz justru berbalik menjadi rasa bersalah.

Shahnaz tidak tahu saja bahwa Radit tidak pernah menganggap apapun mengenai wanita itu sebagai hal sepele.

Jadi pria itu hanya mengangkat bahu acuh sebagai respon.

Sepanjang perjalanan Shahnaz tidak berhenti mengomel, sementara Radit yang telah terbiasa itu hanya sesekali merespon dengan gumaman.

"Akutuh bukan anak kecil tau! Nggak perlu dianter-anter gini." Shahnaz tidak menahan kekesalannya sehingga terus membahas hal yang sama sebelum Radit memberikan jawaban yang ia mau.

Dan kali ini Radit menjawab setelah menekan rem ketika mereka ada di lampu merah. "Kamu emang bukan anak kecil. But you're my baby, remember, baby?"

Pria itu menoleh pada Shahnaz dengan mengedipkan satu matanya membuat kekasihnya itu akhirnya bungkam.

Wajah Shahnaz memerah kontras dengan pipi putihnya padahal wanita itu tidak memakai riasan.
Tapi Shahnaz tutupi dengan membalikkan badan dan menatap lurus kedepan pada jalan dengan melipat tangannya.

Radit terkekeh pelan melihat tingkah kekasihnya, tidak lupa memanjatkan syukur dalam
hati karena akhirnya ia bisa melihat rona merah itu lagi..
Ya, setidaknya hubungan mereka mulai membaik dan kembali seperti sebelumnya.

Ya, setidaknya hubungan mereka mulai membaik dan kembali seperti sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aku ga haus, duduk aja deh sini."
Kata Radit menarik lengan Shahnaz yang akan berjalan menuju dapur membuatkan minuman, beralih menjadi duduk di sofa bersamanya.

Shahnaz melirik jam dinding, kemudian menoleh dan berkata pada Radit. "Masih ada waktu lho buat ke kantor.."

Tapi pria itu memutuskan untuk tidak mendengarkan Shahnaz dan mengambil remote menyalakan televisi, menyandarkan tubuhnya di sofa dengan lengan yang memeluk tubuh kekasihnya.

Tidak terima diabaikan, Shahnaz bergerak merebut remote tersebut dan menekan tombol power sehingga layar televisi kembali mati.
"Apasih, sayang?" Tanya Radit sabar dengan nada manis seolah tidak terganggu oleh tingkah Shahnaz sebelumnya.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now