🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Hanya saja saat tangannya ditarik seperti tadi, kemudian Radit juga tidak mempedulikan ringisannya.. Tiba-tiba hati Shahnaz bergemuruh tidak suka, sesaat sikap Radit tadi mengingatkannya pada Ayahnya.
Shahnaz benci dipaksa dan sejujurnya ia takut untuk disakiti.
Shahnaz memejamkan mata, menyadarkan dirinya sendiri jika Radit bukan ayahnya. Mereka tidak sama dan Radit tidak mungkin menyakitinya. Shahnaz mencoba mensugesti diri sendiri.
Pada akhirnya Shahnaz menarik lengannya genggaman Radit yang mengendur, kemudian melilitkan keduanya didepan dada.
Shahnaz melangkahkan kakinya dengan pelan menuju mobil Radit membuat pria itu menghela napas lega dan mengekori kekasihnya, bersyukur setidaknya itu berarti Shahnaz mau mendengarkan dirinya, dan ia masih diberi kesempatan..
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Shahnaz menolak memasang seatbelt setelah masuk kedalam mobil, ia hanya duduk dengan kaku, sikap defensifnya sengaja ditunjukkan terang-terangan melalui tangannya masih bersidekap dan pandangannya yang lurus kedepan tanpa menoleh sama sekali.
Jangan sangka ia benar-benar luluh.. Shahnaz bahkan hanya menempelkan ujung bokongnya di kursi, berniat akan pergi dan keluar dari mobil jika alasan Radit tidak masuk akal.
Radit harus tahu salahnya dimana.. Dan setelah pria itu tahu, Radit tidak akan Shahnaz izinkan untuk lepas dari rasa bersalah, agar bos yang menjadi kekasihnya itu tidak berani untuk mengulangi kebodohan yang sama.
Shahnaz bukan orang yang bisa memaafkan dengan mudah.. Radit harus terbiasa akan itu jika ingin terus bersamanya.
Radit menghela napas lelah, sikap Shahnaz begitu mengusiknya apalagi alasan Shahnaz begitu karena salahnya, tapi itu juga bukan ia lakukan dengan sengaja.
"Saya bingung harus mulai darimana.." Kata Radit.
Matanya melirik hati-hati untuk melihat Respon Shahnaz, yang ternyata langsung menarik handle pintu bersiap untuk keluar, jika saja Radit tidak langsung mencekalnya.
"Oke, Shania bilang didalem ada Mami saya." Kata Radit lagi cepat. Tangannya menarik bahu Shahnaz namun tidak kuat karena tidak ingin kembali menyakiti kekasihnya.
Shahnaz yang kembali duduk menoleh, mengangkat satu alisnya sangsi. Itu saja? Radit takut bertemu Ibunya sendiri?
Pria itu mengusap tengkuknya yang tidak gatal, kemudian menambahkan, "Kamu kan belum mau ketemu Mami.. Saya ajak kamu kesini juga kamu nggak senang.." Radit mencoba beralasan.
Itu memang benar. Shahnaz terus melayangkan protes akan rencana Radit yang mengajaknya makan malam bersama dengan keluarga pria itu besok. Alasannya hanya karena Shahnaz belum siap.