Shahnaz menepis tangan Radit, matanya mendelik pada pria itu, "Diem, rambutku nanti berantakan!"

Tawa Radit semakin lebar, "Tetep cantik, kok." Kata Radit, membuat Shahnaz mencebikkan bibirnya.

Radit mulai menjalankan mobilnya keluar pelataran apartemen Shahnaz, melirik pada kekasihnya yang masih menekuk wajahnya, terlihat masih kesal.
"Sayangejebak kamu apa sih, Nadira?" Tanya Radit, matanya kembali fokus pada jalanan.

"Masih nanya?! Hari ini kamu paksa aku ketemu mantan kamu, besok kita harus ketemu Mami kamu, kamu pikir apalagi?"
Shahnaz menjelaskan dengan menggebu-gebu, membuat Radit terkekeh karena menurutnya Shahnaz yang kesal itu menggemaskan.

Benar juga, Shahnaz tidak salah jika merasa kesal.
Radit menempatkan kekasihnya harus bertemu dengan mantan dan keluarganya hanya berselang satu hari.

"Ya.. Maaf, Sayang. Saya kan mau pamerin ke dunia kalo kamu pacar saya."
Radit memasang wajah bersalahnya mencoba membujuk. Kemudian ia meraih tangan Shahnaz, membawanya dalam genggaman, mengecup beberapa kali disana.

Shahnaz hanya memutar bola matanya malas, "Heleh."

Mereka sampai lima belas menit kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka sampai lima belas menit kemudian..
Dan karena antrian di pelaminan cukup panjang, Radit menggiring Shahnaz menuju stand dessert, mencoba beberapa kudapan ringan disana.

Shahnaz memperhatikan sekeliling..
Resepsi berlangsung di sebuah ballroom hotel bintang lima. Pasti sewa gedungnya aja udah mahal, deh, Shahnaz mulai membuat hitungan didalam pikirannya.

Pesta Shania ini mengusung tema modern wedding namun tidak melupakan unsur Jawa, karena Shania berasal dari sana.

Banyak sekali orang yang datang..
Membandingkan dengan kemungkinan jika dirinya dan Radit menikah, pasti akan lebih banyak tamu dari Radit yang hadir, karena Shahnaz tidak memiliki begitu banyak teman.

Kemudian Shahnaz menggelengkan kepalanya, menghentikan apapun yang ada dikepalanya, karena tersadar jalan mereka masih cukup jauh untuk sampai kesana..
Mikir lo kejauhan, Naz, tegurnya pada diri sendiri.

Masih meliarkan pandangan pada semua yang hadir, seketika mata Shahnaz memicing, diujung kanan sana ada seseorang yang berdiri menyamping.. Sepertinya Shahnaz kenal.. Tapi sebelum Shahnaz sempat memperhatikan lebih jauh lagi, Radit menarik bahunya, mengajaknya bersalaman dengan mempelai seraya menautkan tangan mereka. "Ayo, Sayang, mumpung kosong."

Tangan keduanya bertautan bahkan ketika sampai dihadapan Tuan dan Nyonya acara..
Shahnaz melihat Shania memeluk Radit mendahului suaminya sesaat setelah wanita itu melihat Radit, menggumamkan terima kasih karena telah datang, kemudian membisikkan sesuatu yang Shahnaz tidak bisa dengar namun ia bisa rasakan Radit sesaat sempat menegang.

Walau membalas pelukan Shania, tetapi satu tangan Radit yang lain masih bertaut dengan Shahnaz, maka dari itu melihat pelukan tersebut ia tidak protes karena Radit menghargai dirinya disana.

Sementara lelaki yang menjadi suami Shania menekuk mukanya, merasa diabaikan.
Dan sepertinya mempelai pria itu tahu jika Radit adalah mantan pacar Shania, kecemburuan terlihat jelas disana..
Membuat Shahnaz berdecak kesal dalam hati, Hello?? Radit udah ada gue, tangan kita aja nggak lepas. Ngapain jealous sama cowok gue! Pikirnya tidak mengerti dengan mempelai pria dihadapannya.

"Ehm." Deheman dari pengantin pria menyadarkarkan Shania dan melepas pelukan keduanya. Pengantin wanita itu hanya tertawa lalu menyapa Shahnaz, "Hei, ini pacar kamu, Kak?" Tanya Shania melirik bergantian pada Radit dan dirinya.

Radit mengangguk, kemudian Shahnaz merasa tangannya yang bertautan dengan Radit berpindah diraih oleh Shania dan digenggam erat. "Langgeng sama Kak Radit, ya. Dia orangnya baik." Ucap Shania seraya tersenyum tulus yang diangguki Shahnaz dan balas tersenyum.

Padahal jauh dalam lubuk hatinya Shahnaz mengejek Shania.. Cih, gue gak bodoh kayak lo. Masa iya Radit gue sia-siain!

Setelah bersalaman dengan mempelai pria, keluarga pengantin pria dan Ibu Shania yang bisa bernafas lega karena Radit benar-benar datang dan bersama Shahnaz, lalu sempat memberikan nasihat pada Shahnaz tidak berbeda dengan anaknya, tentang tolong jaga Radit, mereka akhirnya turun dari pelaminan..

"Kita makan diluar aja, ya."
Itu bukan pertanyaan.. Itu perintah.
Shahnaz tidak tahu apa yang Shania bisikkan pada Radit karena setelah turun dari pelaminan.. Kekasihnya itu berubah, tidak sesantai saat mereka datang.. Mata Radit tidak berhenti terus menatap sekeliling, seolah saja mereka bukan berada di resepsi pernikahan, namun di medan perang.
Shahnaz merasa Radit terlalu tegang dan ekspresi was-was pria itu tidak bisa ditutupi dengan baik.

"Oke."
Akhirnya Shahnaz hanya mengangguk setuju kemudian mereka keluar dari ballroom hotel.

"Akhirnya Shahnaz hanya mengangguk setuju kemudian mereka keluar dari ballroom hotel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku.. gatau.. ngetik.. apa.. diatas.. hehe..

Anyway.. Walaupun aku gatau parts gemesnya sampe ke kalian apa nggak, tapi amunisi kalian udah cukup kan, beberapa parts ini dikasih yang adem-adem? ☺️

See yeeew!

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now