🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
"Ini sebenernya lo mau kemana, sih? Kayaknya gue belum nanya." Jennie memerhatikan Shahnaz yang kini sedang memadu-padankan aksesoris, "Bagus mana?" Tanya Shahnaz menunjukkan dua anting berbeda dengan tangannya, ada warna putih juga hitam.
"Kiri." Jawab Jennie singkat. Tapi Shahnaz terlihat bingung, "Kiri lo apa kiri gue?" Tanya Shahnaz lagi memastikan. Jennie berdecak, "Yang putih."
Shahnaz meletakkan anting yang Jennie pilih memasukannya kembali kedalam kotak, dan meraih pasangan anting yang berwarna hitam lalu memakainya. Membuat Jennie yang melihatnya berseru kesal, "Anjing, ngapain nanya!"
Shahnaz terbahak dan menjawab dengan santainya, "Selera lo jelek." Menambahkan kekesalan pada wajah sahabatnya itu.
Setelah selesai dengan penampilannya, Shahnaz mendudukkan diri di sofa meraih ponselnya, sibuk mengetik beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan Jennie yang pertama, "Gue mau ke pesta nikahan mantannya Radit." Ucap Shahnaz.
Jennie merubah ekspresi wajahnya yang misuh menjadi terkejut, bola matanya melebar, "Ngapain dateng ke nikahan mantan? Radit belum move on? Butuh validasi?" Tanya Jennie beruntun.
"Kaan! Gue udah bilang gitu dari beberapa minggu lalu. Gue gak mau ikut dateng." Shahnaz menepukkan tangannya ketika melihat Jennie memiliki reaksi yang sama dengan dirinya.
Dateng ke nikahan mantan itu gak penting! Dasar Radit bodoh!
Lalu Shahnaz menceritakan mengapa akhirnya ia terpaksa ikut padahal ia sudah menolak keras rencana ini dari awal.
Tadi saat akan turun dari mobil setelah pulang bersama dari kantor.. Radit mencekal tangannya, memintanya berdandan dan mengatakan akan menjemputnya pukul delapan malam. Ketika Shahnaz bertanya untuk apa, Radit bilang bahwa mereka akan pergi ke resepsi pernikahan Shania, mantan Radit yang pernah pria itu ceritakan.
Shahnaz berdecak kesal, ia sudah akan menyuarakan tolakan keras sebelum Radit menjelaskan.. Beberapa hari yang lalu saat Radit ulang tahun, Ibu dari Shania meneleponnya, mengucapkan selamat. Lalu Ibu dari mantannya itu menangis, meminta maaf pada Radit.. Setelah sekian lama, Ibunya masih merasa bersalah karena anaknya menyia-nyiakan pria sebaik Radit. Kemudian Radit menenangkannya dengan berkata bahwa dirinya telah memiliki Shahnaz dan Ibu Shania tidak perlu khawatir lalu dengan tidak sadar pria itu berjanji akan datang bersama Shahnaz.
Jadi begitulah mau tidak mau, Shahnaz harus memaksakan diri untuk terlibat dan datang.
"Mas Radit udah didepan, sekali lagi thanks Jen." Shahnaz mengambil slingbagnya, menghampiri Jennie dan mengecup pipi sahabatnya di kanan dan kiri kemudian pergi keluar setelah memakai sepatunya di dekat pintu.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kamu seneng banget jebak aku." Shahnaz menggerutu, melayangkan protes pada Radit saat masuk ke dalam mobil. Yang diprotes hanya tertawa lalu memperhatikan penampilan Shahnaz mendaratkan satu tangannya pada kepala kekasihnya, "Cakep banget pacarku ini."