🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Satu tangan Radit membelai rambut Shahnaz lembut, sementara tangannya yang lain melingkar disekitar tubuh ramping wanita itu. Radit memerhatikan wajah kekasihnya yang menunduk karena malu, seketika teringat apa yang mereka lakukan beberapa waktu lalu. Radit terkekeh sementara Shahnaz mengerang menyadari dirinya alasan pria itu tertawa, menampar kecil tangan Radit yang melingkari tubuhnya, "Apa yang lucu?!" Tanyanya memberengut.
Radit menggeleng setelah meredakan tawanya, menatap Shahnaz lembut, bibirnya menyunggingkan senyum sedangkan yang ditatap memalingkan wajah karena tiba-tiba merasa salah tingkah. Lemah banget sih, Naz! Rutuk Shahnaz pada diri sendiri.
"Tadi itu Mami, konfirmasi katanya makan malem dirumah aja. Eh, nah kamu weekend nanti ikut saya kerumah, ya? Ada makan malem buat hari ini." Kata Radit menjawab pertanyaannya yang pertama.
Tubuh Shahnaz tiba-tiba berubah kaku, ia turun dari pangkuan Radit dan bertanya kembali dengan ragu, semoga ia salah dengar. "Rumah.. Kamu?" Tanya Shahnaz memastikan. Radit mengangguk, meraih tangan Shahnaz dan mengusapnya pelan, "Iya, Sayang, rumah keluarga saya. Paling juga cuma Mami, sama Sarah, Papi masih belum pulang. Mami pengen ketemu pacar saya katanya." Jawab Radit.
Bertemu keluarga Radit?! "A—aku.." Shahnaz tergagap, ia tiba-tiba kehilangan kemampuan bicaranya.. Shahnaz tidak pernah berpacaran, apalagi bertemu dengan keluarga kekasihnya. Berdasarkan apa yang ia tonton dari film-film.. Seketika Shahnaz semakin takut, kemungkinan terburuk menghampiri pikirannya, bagaimana jika...
Seolah mengetahui apa yang dipikirkan kekasihnya, Radit meraih bahu Shahnaz dan mengguncang pelan untuk menyadarkannya, "Hei, Sayang. Jangan mikir aneh-aneh!" Tegur Radit.
Shahnaz mengerjapkan matanya, meringis pada Radit yang menatapnya khawatir, "Mami baik kok, beliau cuma mau ketemu kamu. Kamu nggak perlu takut.. Kan kamu juga udah kenal Sarah, lagipula ada saya juga, saya pasti jagain kamu." Lanjut Radit lagi berusaha meyakinkan. Pria itu menarik Shahnaz yang masih terdiam kembali ke pelukannya seraya membisikkan kata-kata penenang untuk kekasihnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Jangan ketebelan."
"Bawel! Nah, jadi!"
Shahnaz membuka mata mematut dirinya di cermin, disebelahnya Jennie berdecak kagum atas maha karyanya pada wajah Shahnaz, "Gile, berbakat juga gue, ya. Jennie gitu loh!" Bangga Jennie.
"Thankyou, Jen."
Shahnaz bangkit dari duduknya beralih pada lemari pakaiannya, memilih mana yang akan ia pakai.. Kemudian menjatuhkan pilihannya pada dress hitam motif polkadot putih, tidak begitu casual namun tidak begitu formal. Cocok. Ia meraih dress itu lalu menggantinya di kamar mandi.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.