🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
"Tadinya ya Naz gue mau protes, mikir mungkin gaji tahunan lo naik makanya lo effort banget nyiapin ginian...." Acha memotong pembicaraan, menatap Shahnaz lamat-lamat, memperhatikan perubahan ekspresi rekan kerjanya itu.
Shahnaz yang ditatap seperti itu hanya diam seraya mengambil soda miliknya, berusaha biasa saja dengan meminum pelan-pelan, namun matanya dibalik gelas tertuju pada Acha. Was-was apa yang sedang Acha rencanakan. Tenang, Naz, tenang. Bisiknya menyemangati diri sendiri.
Melihat Shahnaz yang berpura-pura untuk tidak terganggu, membuat Acha gemas dan melanjutkan kalimatnya, "Eh, taunya imbalan lo cuma dicium pipi, Naz, gue nggak jadi iri deh."
"Uhuk!" Shahnaz tersedak untuk yang kedua kali namun kali ini cukup menyakitkan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Cha, gue sama Mas Radit baru ini kok jadiannya.. Bukan gamau jujur.. Gue kan cuma bingung harus jelasinnya gimana." Shahnaz sedang membujuk Acha yang setelah melemparkan bomnya tadi, rekannya itu mogok berbicara padanya. Seolah saja Shahnaz hilang dari peredaran, usai makan siang tadi presensinya tidak dianggap sama sekali oleh Acha.
Mas Radit katanya? Cih. Acha hanya mencebikkan bibir, mulutnya manyun sana-sini mengikuti ucapan Shahnaz tanpa suara.
"Cha..." Kali ini Shahnaz mulai menyerah, ia baru tahu jika Acha ini cukup keras kepala juga. Setelah Shahnaz mengekori gerak Acha seharian ini, Acha masih belum juga luluh dan itu membuatnya berbalik kesal saat mengetahui semenyebalkan apa Acha.
Shahnaz melirik jam di mejanya.. Sudah jam lima, waktunya pulang. Lalu melirik punggung Acha yang masih marah padanya.. Iya, Acha sampai mengubah posisi duduknya menjadi memunggungi Shahnaz padahal biasanya mereka bersisian.
Tapi bodo amat, bujuknya lanjut besok aja. Pikir Shahnaz singkat. Ia bergegas pulang karena ada yang masih harus Shahnaz lakukan sebelum hari ini selesai.
Acha yang merasa suara Shahnaz hilang dan telah berhenti memohon padanya lantas membalikkan badan dengan pelan, seketika saja ia berkacak pinggang dengan kening mengernyit heran melihat meja Shahnaz telah kosong.
Tidak lama kernyitannya menjadi lebih dalam disertai geraman saat menyadari Shahnaz telah pulang tanpa memberitahunya.
Dasar Shahnaz setan betina, teman biadab! Maki Acha kesal karena ditinggalkan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.