🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Shahnaz saja yang masa kecilnya tidak begitu menyenangkan, setidaknya pernah merasakan merayakan ulang tahun dan pesta.
Walaupun semua konsep mengikuti ingin Sagita, dan Shahnaz hanya menumpang nama di kue mereka, tapi tidak apa.. Lagipula yang diundang disana mayoritas adalah teman Shahnaz, karena Sagita tidak begitu memiliki banyak teman akibat sakitnya.
"Temen-temen kamu.."
"Aku cuma traktir mereka yang aku kenal saat itu, tapi bukan pesta."
Shahnaz masih memikirkan penjelasan Radit.. Sebaliknya, pria itu merasa sudah selesai dengan pembahasan mereka, Radit melirik sekitar memastikan semua orang masih sibuk dengan urusannya masing-masing, lalu mencuri satu kecupan di pipi kekasihnya, "Makasih lagi ya, Sayang." Bisiknya sebelum ikut bergabung mengantri di kasir meninggalkan Shahnaz yang mematung terkejut.
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Shahnaz memandangi heran pada Acha yang sedang menikmati makan siangnya, sedangkan Shahnaz belum mendapat jatahnya karena tadi telat mengantri. Ugh! Gara-gara Radit.
Sebenarnya makan siang Acha biasa saja.. Hanya tangan wanita itu penuh dengan ayam ditangan kanan dan kiri, sesekali sibuk mengambil kentang dan mencocol saus di piring.
"Makan pelan-pelan aja, Cha, ayamnya udah mati gak mungkin bisa kabur." Tegur Shahnaz pelan, mengambil tisue dari tasnya membantu mengelap membersihkan remahan dari makanan Acha.
"Gue lagi bedain enakan mana yang crispy sama yang ga crispy." Jawab Acha mengutarakan alasannya yang membuat Shahnaz semakin tidak mengerti. Untuk apa semua itu?
"Terus apa bedanya?"
"Bedanya yang satu kriuk, satu nggak."
Menggeleng pelan, tidak mengerti dengan pemikiran Acha, tapi akhirnya Shahnaz menyerah tepat ketika pramusaji membawakan pesanannya. "Serah lo, deh." Lebih baik Shahnaz makan saja!
Acha telah menyelesaikan makannya, ia berdiri untuk mencuci tangan lalu kembali pada mejanya.
"Naz, yang siapin ini semua itu lo?" Tanya Acha setelah melihat sekeliling orang-orang sedang sibuk dengan lingkarannya masing-masing.
Shahnaz mengangguk sebagai jawaban.
"Niat amat lo ngasih si bos kejutan ulang tahun." Acha berkata santai tetapi Shahnaz yang mendengarnya seketika tersedak. "Minum, minum." Dengan sigap Acha memberikan sebotol air mineral yang telah ia buka terlebih dulu tutupnya.
Acha tidak curiga lebih jauh, kan? Apa membuat pesta ulang tahun untuk bos begitu mencurigakan?
Menetralkan tenggorokannya, Shahnaz meletakkan kembali botol air mineral yang ia tandaskan setengahnya. "Gue.." Shahnaz mencoba mencari alasan, namun saat ini tidak ada yang bisa ia pikirkan. Otaknya tumpul, ia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan mendadak seperti ini dari Acha.