Shahnaz menatap pantulan dirinya di cermin wastafel kamar mandi Radit..
Hei, Nadira! Apa yang akan kamu lakukan sekarang? Tanyanya pada pantulan itu.
Selepas Radit menjemputnya dibawah, mereka naik ke lantai atas menuju unit pria itu..
Dan setelah sampai didalam, tiba-tiba saja Shahnaz mendapatkan kembali kesadaran dan rasa malunya.
Kemana saja tadi?! Kenapa kesadarannya datang saat ia sudah sampai disini?!
Shahnaz yang merasa linglung lalu pamit pergi ke kamar mandi untuk melarikan diri..
Dan disinilah ia sekarang, bercermin menyesali tindakan impulsifnya.
Inhale.. Exhale.. Pandu Shahnaz pada dirinya sendiri agar tetap tenang dan berpikir lebih jernih.
Tidak apa-apa untuk datang lebih dulu ke tempat pria, 'kan? Ini bukan tindakan yang salah juga..
Walaupun Shahnaz sempat diejek habis-habisan saat berpapasan dengan Jennie di lorong apartement ketika Shahnaz akan pergi,
"Anjir! Lo mandi minyak wangi, Naz? Nyengat banget sampe sini! Gini nih kalo burung baru keluar sangkar menel sana-sini ngabisin penasarannya,"
Begitu kata Jennie namun Shahnaz tidak mengelak, temannya itu benar..
Karena setelah sampai ke apartementnya tadi.. Shahnaz melupakan segalanya.
Wanita itu mandi, berganti baju lengkap menyemprotkan parfume dengan sedikit berlebihan dan mengambil ponsel.. Tiba-tiba saja ia ingin pergi ke tempat Radit tanpa memikirkan apapun lagi.
Bahkan termasuk menanyakan apakah Radit ada ditempatnya atau tidak.. Tapi syukurlah pria itu disana.
Padahal jika Shahnaz bisa berpikir sedikit jernih mungkin ia akan membalas ejekan Jennie juga..
Jennie itu lebih parah darinya! Bisa-bisanya mengejek Shahnaz yang hanya seperti mandi parfume.
Benar, Jennie sering melakukan pendekatan lebih dulu terhadap pria dan itu bukan hal yang salah. Dan lo gak salah, Naz. Batin Shahnaz menyemangati dirinya sendiri.
"Nadira, kamu masih disana?"
Ditengah pergolakan batinnya, suara Radit terdengar dibalik pintu disertai ketukan membuat Shahnaz seketika disergap panik, tidak siap.
"Ya."
Shahnaz mencicit, semoga saja jawaban itu cukup dan terdengar oleh Radit.
Sekali lagi Shahnaz menghela nafas untuk menenangkan diri.. Menatap pantulan dirinya di cermin untuk yang terakhir lalu keluar dari kamar mandi.
Saat membuka pintu, ketenangan dirinya kembali menghilang diganti terkejut karena ternyata Radit masih disana menunggunya..
"Hei, you okay? lama banget di kamar mandi."
Radir bertanya perhatian seraya memegangi bahu Shahnaz, membuat wanita itu membuang pandangannya ke samping.
"Hmm." Jawab Shahnaz singkat lalu bergumam dalam hati agar Radit tidak bertanya lagi karena jika Radit membuatnya panik sekali lagi.. Shahnaz tahu mulutnya akan mulai berbicara tidak masuk akal. Tubuhnya selalu mengkhianatinya disaat-saat seperti ini..
"Beneran? Coba sini liat mukanya."
Tangan Radit berganti memegangi wajah Shahnaz mengarahkan padanya yang langsung ditepis wanita itu dengan kasar.
"Saya mau pulang."
Kan, bukan itu yang ingin Shahnaz katakan..
Radit terheran ditempatnya.. Pulang begitu saja? Apa Shahnaz tersinggung?
"Oke, oke.. Saya nggak maksa kamu."
Radit mengangkat kedua tangannya ke udara tanda menyerah lalu ia mengikuti Shahnaz yang melangkahkan kakinya ke sofa.
Radit kira Shahnaz akan mengambil tasnya lalu benar-benar pulang. Namun ternyata perkiraannya salah..
Wanita itu mendudukkan dirinya di sofa dengan posisi menyamping mengarah pada Radit yang masih berdiri diujung berlawanan.
Ia menarik nafas pelan memejamkan matanya..
Beberapa detik selanjutnya kembali membuka mata dan menoleh pada Radit yang masih sama ditempatnya belum mengerti apa yang terjadi.
YOU ARE READING
INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]
Fanfiction🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE. "I wont give up on us, Didi." Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
![INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]](https://img.wattpad.com/cover/343912301-64-k121822.jpg)