Pria itu menatap tajam Adrian yang sedang mengelus jidatnya sambil menggerutu, "Rasain! Ga sopan sih, lo."

"Serius, anjing, siapa itu? Lo sejak kapan jadi alay? Baby-baby begitu. Lo beneran Radit yang gue kenal, 'kan?"
Adrian bergidik takut membayangkan bahwa apartemen Radit berhantu dan dihadapannya ini bukan sahabatnya. Serem amat kemasukan setan alay, pikirnya merinding.

"Bukan urusan lo!"
Pertanyaan beruntun dan tidak penting dari Adrian membuat Radit malas kemudian bangkit dari sofa menuju kamarnya meninggalkan sahabatnya sendiri yang masih sibuk dengan pemikirannya..
Lalu setelah sadar Adrian berteriak heboh dan berlari mengikuti Radit ke kamar pria itu. "Jangan tinggalin gue, bego!" Ucapnya menoyor kepala Radit dan langsung ditepis kasar oleh sahabatnya itu.

"Gue bukan temen lo, gue setan alay!"

"Gue bukan temen lo, gue setan alay!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sttt..."
Radit sudah akan memejamkan matanya sebelum sebuah bisikan terdengar dari ranjangnya.. Adrian.
Ya, benar, Radit mengalah tidur di sofabed dan menyerahkan ranjang empuknya pada Adrian yang terus mempermasalahkan hal-hal kecil. Contohnya, "Dit, lo ga punya boneka atau apa gitu buat gue peluk? Gue gak punya baby ini sedih banget."
Adrian dengan nada sedih sedang mengkode Radit untuk menyerahkan gulingnya, Radit hanya mempunyai satu guling saja dikamarnya.

"Ngga, gue gak main boneka dan guling ini punya gue."

"Gila! Hati lo dingin banget, Dit, gue sampe menggigil."

Atau.. "Dit, gue harus tidur sebelah nakas, soalnya gue suka minum kalo malem. Kalo disini kejauhan tangan gue jangkau gelasnya. Lo ngalah sama tamu, dong, lo yang tidur di sofa."
Karena Radit sedang menyelamatkan telinga dan kewarasannya maka dari itu ia mengalah saja. Adrian tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang ia mau.

Setelah membuat Radit menyerahkan ranjangnya, karang apalagi? Apa Radit harus mengorbankan jam tidurnya? Jangan harap!

Radit mendengar ranjangnya berderit.. Saat ia membuka mata, Adrian sudah bersila diatasnya dan membungkuk kearahnya membuat Radit menggeram karena sedikit terkejut lalu bangun dari tidurnya.
"Apalagi sih?!" Ucap Radit kesal, ia menjejalkan guling yang sedang dipeluknya pada tubuh Adrian, "Nih, ambil. Jangan ganggu gue lagi." Lanjutnya lalu menarik selimut. Namun geraknya dihentikan Adrian, pria itu meletakkan gulingnya ke belakang kemudian menarik ujung selimut yang dipakai Radit.

"Dit, yang baby itu tadi cewek lo?"
Tanya Adrian penasaran yang dibalas dengusan Radit,
"Belum, anyway Nadira buat lo, panggilan baby cuma buat gue."

"Ih anjing!" Adrian menunjukkan raut ingin muntahnya mendengar jawaban Radit, dasar alay! Pikirnya.

"Serius, Dit. Itu cewek yang dijodohin nyokap lo?"

"Bukan."

"Lah? Lo main-main nih, jadi cowok jangan maruk, Dit. Gadapet dua-duanya nyahok lo."

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now