Sejenak Radit kehilangan dirinya, ia melonggarkan pertahanannya mendengar penuturan Shahnaz sebelum kembali menahan pintu itu dengan kuat ketika wanita itu mencoba membukanya lagi saat ia lengah

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sejenak Radit kehilangan dirinya, ia melonggarkan pertahanannya mendengar penuturan Shahnaz sebelum kembali menahan pintu itu dengan kuat ketika wanita itu mencoba membukanya lagi saat ia lengah.
Kening Radit berkerut tidak mengerti. Apa katanya tadi? Siapa yang menjadi milik siapa?

"Apa maksud kamu?" Radit bertanya memastikan apa yang didengarnya salah.

Shahnaz merotasikan matanya malas melihat Radit yang berpura-pura tidak mengerti. Dasar cowok maruk! Gacukup satu cewek! Cibirnya dalam hati.

Shahnaz menerbitkan senyum mengejeknya. Matanya memindai Radit dari atas kebawah lalu berhenti kembali pada mata pria itu seraya berujar yakin.
"Walaupun saya dipaksa diem dirumah tapi saya tau apa yang terjadi di kantor. FYI, tembok disana itu punya telinga dan mata. Lain kali kalo mau sok playboy jangan bawa ceweknya ke kantor!"

Sagita.
Radit mulai mengerti sekarang.. Shahnaz tahu Sagita datang menemuinya di kantor.
Seketika semua ini menjadi lucu dimatanya, apakah yang dipikirkannya benar bahwa.. Shahnaz sedang cemburu?

Tangan Radit yang menahan pintu mobil turun bersamaan dengan tangannya yang lain keluar dari saku celananya beralih memegang kedua bahu Shahnaz. Kuat namun tidak menyakiti wanita itu.
Shahnaz ikut mengalihkan matanya pada tangan Radit yang memeganginya seraya menggerakkan bahunya mencoba melepaskan diri.

Radit berdeham pelan menahan kuat dirinya sendiri agar tidak terkekeh walau sulit sekali rasanya apalagi melihat raut wajah serius asistennya..
Kapan Shahnaz bisa berhenti menggemaskan?

"Nadira.. Yang dateng beberapa hari lalu itu Sagita, anak temen ibu saya."
Radit menjelaskan dengan suara rendah agar wanita dihadapannya mengerti namun nadanya tetap tegas.
"Saya belum punya pasangan, kamu tau betul kalo saya lagi mengejar kamu sekarang. Jangan bilang kamu..." Radit menggantungkan kalimatnya, matanya menyipit dan mengulas senyum setelahnya membuat Shahnaz sedikit salah tingkah dan langsung menggelengkan kepalanya kuat menyadari apa maksud pria itu, "Saya nggak cemburu!" Tepisnya langsung.

Bahu Radit berguncang, akhirnya ia menyerah atas dirinya, tawa pria itu lolos membuat matanya nyaris hilang. Shahnaz yang tidak mengerti apa yang pria itu tertawakan seketika tersinggung karena merasa pria itu sedang mengejek dirinya!
"Apa yang lucu?!" Tanya Shahnaz sewot matanya menajam tidak terima jadi bahan tertawaan bosnya. Bahunya ikut bergetar menular dari pria itu karena tangan Radit masih belum mau melepaskannya.

Wajah Shahnaz merengut seperti anak kecil yang kehilangan mainannya membuat Radit menghentikan tawa sedikit membungkukkan tubuhnya dan satu tangannya naik ke kening wanita itu, mengendurkan kerutan disana.
"Iya, kamu nggak cemburu. Maaf, ya."

Shahnaz seketika saja menepis tangan Radit yang ada dikeningnya. "Berhenti ganggu saya, saya mau pulang." Ucapnya ketus mengalihkan pandangan kearah manapun selain pria dihadapannya.

"Kita bener-bener harus bicara, Nadira, saya suka sama kamu. Nggak mungkin kamu nggak sadar selama ini." Radit akhirnya mengungkapkannya.
Walaupun berdebat dan melihat wajah kesal Shahnaz sangat menyenangkan, tapi Radit pikir lebih baik waktu yang mereka buang ini dipakai untuk hal yang berguna. Misalnya.. Berpacaran?

"Saya nggak suka sama Pak Radit. Apa sikap saya selama ini juga nggak cukup jelas?" Shahnaz menatapnya dengan satu alis, menantang bosnya.

Sudah Radit duga, Shahnaz akan terus menyangkalnya. Tapi jangan anggap Radit tanpa persiapan, pria itu punya langkah terakhir yang akan membuat Shahnaz tidak bisa berkutik.
Sepertinya ini saatnya.

Pria itu menghela napas kembali melihat keamanan sekeliling sebelum menjatuhkan bomnya.
"Sikap kamu cukup jelas, bahkan sangat jelas.."
Asistennya itu sudah akan menyela sebelum Radit melanjutkan perkataannya membuat Shahnaz terkejut. Mulutnya terbuka dan mata bulatnya membola sempurna.

"Kamu aja bisa memaksa minta peluk dan cium sama saya malam itu.. Saya sangat bisa melihat ketidak-tertarikan kamu pada saya. Dengan sangat jelas."

"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

 Mba Nanas kaget sama kelakuannya sendiri 🫣

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Mba Nanas kaget sama kelakuannya sendiri 🫣

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora