🚨 this works has been labeled with mature sign, some parts of the story contains mature scenes. do not cross your line, BE WISE.
"I wont give up on us, Didi."
Nadira Shahnaz memandang nanar pada pria yang memohon didepannya. Lelaki yang ia kenal t...
Shahnaz hanya mengangkat bahu acuh lalu menjawab dengan bercanda. "Tempat gue dibanding rumah mevvah lo apasih, Cha? Kehormatan banget malah ini lo sempetin kesini."
"Yeee lo ya yang gapernah bolehin, adaaa aja alesannya."
"Oh ya, Cha, kalo butuh minum atau apapun lo ambil sendiri aja ya, gue masih lemes banget. Anggap aja tempat sendiri."
Acha mengangguk, Shahnaz merebahkan dirinya di sofa, sementara Acha berjalan mengambil minuman di lemari pendingin. Acha hendak ikut merebah di sofa dan menonton televisi sebelum matanya menangkap beberapa bingkai foto saat wanita itu akan mengambil remote.
"Ini keluarga lo?" Disana ada foto sepasang orang dewasa dan dua anak perempuan. Diambil saat Shahnaz lulus dari sekolah menengah pertama, keluarga mereka masih utuh dan harmonis terlebih karena Shahnaz juga terakhir satu sekolah dengan kembarannya jadi mereka bisa berfoto lengkap sebelum berpisah di sekolah menengah atas.
"Hm."
Mata Acha berpendar lagi tapi sisanya hanya foto Shahnaz dan teman-temannya yang lain. Setelah selesai, Acha mengambil remote dan mengambil tempat disebelah Shahnaz yang memejamkan matanya.
Seraya memegangi toples berisi chips dan belum menyentuh remotenya Acha bertanya dengan penuh minat karena sebelumnya tidak pernah bertanya atau tahu apapun mengenai keluarga Shahnaz, kali ini ia penasaran.
"Naz, lo punya sodara cewek? Gue kirain lo anak tunggal soalnya lo ga pernah update apapun."
"Kembar, gak identik." Shahnaz menjawab tanpa membuka mata, posisinya tidak bergerak sedikitpun.
"Yang jadi kakaknya siapa?"
"Gue lahir duluan lima belas menit sebelum Nadila."
Acha membulatkan mulutnya, "Ooh." Matanya memindai Shahnaz dan membandingkan dengan fotonya tadi. "Tapi keliatannya yang itu lebih kalem ye."
Shahnaz tidak lagi menjawab dan Acha menghargainya, ia mulai menekan remote menyalakan televisi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shahnaz memiliki satu hari libur sebelum masuk kantor, tadinya ia akan mulai bekerja hari ini namun Radit meneleponnya tadi malam.
"Acha masih disana?"
"Udah pulang."
"Maaf ya tadi saya gabisa anter kamu, saya harus jemput Sarah."
Shahnaz hanya berdehem mengiyakan. Lagipula siapa yang ingin dijemput dan ditemani Radit?! "Sekarang kamu sendirian? Saya perlu kesana?" Radit kembali bertanya.