"Halo, Acha. Gue Jennie, mau minta tolong buat ijinin Shahnaz ke HR sama Bos lo, ya? Shahnaz lagi sakit. Dia lagi rawat inap sekarang." Sebuah suara asing menggaung dari speaker ponselnya, menyurutkan emosi Acha apalagi setelah mendengar apa yang dikatakannya.

Sebelum Acha membalas, panggilan suara itu berubah menjadi permintaan panggilan video, Acha langsung menerimanya.

Disana Acha melihat Shahnaz yang biasanya bitchy itu terbaring lemah tidak berdaya.

Tidak lama layar kembali pada wajah asing yang mengaku bernama Jennie, mengobrol singkat tentang keadaan Shahnaz dan ditutup dengan janji Acha yang akan menjenguk selesai jam kerja nanti.

Radit tahu ini seperti melanggar prinsipnya sendiri untuk selalu bersikap professional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radit tahu ini seperti melanggar prinsipnya sendiri untuk selalu bersikap professional.

Tetapi logikanya terkikis habis berganti cemas tidak tertahankan ketika Acha datang keruangannya mengabarkan bahwa Shahnaz sedang sakit serta bukti screenshot saat mereka melakukan panggilan video serta memberi tahu juga dimana dan apa alasan Shahnaz dirawat.

Melihat Shahnaz terbaring lemah disana mengaburkan seluruh prinsip dan akal sehat yang Radit punya. Ia hanya tahu bahwa ia harus berada disana.

Pria itu tiba-tiba bergegas keluar ruangannya, mengabarkan Acha bahwa ia tidak akan kembali ke kantor selepas jam makan siang lalu meminta Acha mengirimkan email saja soft file bahan meetingnya untuk sore nanti dan mengubah seluruh jadwalnya sisa hari itu menjadi online. Acha hanya mengangguk patuh.

Berbekal info yang ia dapatkan tadi dari Acha, Radit mengemudikan mobilnya dengan tidak sabar.

Radit bertemu Jennie saat sampai ruang rawat Shahnaz, Wanita itu sedikit heran namun tidak banyak bertanya.
Jennie cukup sering melihat Radit berkeliaran disekitar Shahnaz ketika dirinya dan Shahnaz pulang diwaktu yang bersamaan. Jennie tahu beberapa kali ia melihat siluet Radit yang mengantar sahabatnya itu dan wanita itu juga ingat bahwa Radit adalah pria yang ada di club beberapa minggu lalu.

Mereka berbincang sebentar, Radit bertanya beberapa hal mengenai keadaan Shahnaz lalu Jennie yang memiliki jadwal pemotretan siang itu menitipkan Shahnaz padanya yang langsung disetujui Radit.

Memasuki ruangan itu dengan lambat, pria itu menatap lekat Shahnaz yang sedang tertidur lelap, memerhatikan wajah cantiknya yang tenang serta mengagumi wanita itu dalam pikirannya lalu menarik kursi lebih mendekat pada ranjangnya.

Radit membuka Ipad, menggulirnya dengan satu tangan menekuri file yang dikirimkan Acha dengan serius, mempelajari beberapa hal untuk meeting sore nanti dengan tangan yang lain menggenggam dan mengelus punggung tangan kanan Shahnaz yang terbebas dari infus.

Radit membuka Ipad, menggulirnya dengan satu tangan menekuri file yang dikirimkan Acha dengan serius, mempelajari beberapa hal untuk meeting sore nanti dengan tangan yang lain menggenggam dan mengelus punggung tangan kanan Shahnaz yang terbebas da...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shahnaz terbangun tanpa suara, wanita itu hanya mengerjapkan matanya untuk mencari fokus karena kedua lengannya tidak bisa ia gerakkan. Tangan kirinya dibalut infus sementara tangan kanannya digenggam erat oleh seseorang. Itu Radit.

Ia sedikit terkesiap berpikir bahwa dirinya berhalusinasi saat mengetahui itu, jika bukan tangan Radit yang mengelusnya menandakan ini benar-benar nyata.

Sudah berapa lama pria itu disini? tanya Shahnaz dalam hati. Karena tangan kanannya terasa kebas jadi Shahnaz asumsikan sepertinya Bosnya itu sudah cukup lama disana dan memeganginya.
Udah kayak mau nyebrang aja emang gue bisa kabur kemana lagi sekarat gini pake dipegangin segala, Shahnaz membatin.

Ia ragu untuk bergerak karena Radit sedang serius disisinya, pria itu sedang melakukan meeting online pada Ipadnya, telinga Radit tersumpal airpods dan memberikan beberapa pengarahan disana.

Tidak berapa lama meeting itu selesai, Radit melepaskan tangan yang sedari tadi digenggamnya, membenahi peralatannya lalu membalikkan badan untuk menatap Shahnaz.

Sedikit terkejut karena Radit baru menyadari jika Shahnaz telah terbangun. "Kamu butuh sesuatu?" Tanya pria itu lembut, tatapannya tidak lepas menatap Shahnaz yang membuat wanita itu tiba-tiba salah tingkah tanpa alasan.

Shahnaz membasahi bibirnya yang kering, berdeham menutupi rada gugup yang mendadak menyergapnya lalu menjawab dengan pelan, "Minum." Matanya mengarah pada gelas disamping ranjangnya.

Radit mengerti, pria itu membawakan gelasnya membantu Shahnaz duduk dan minum dengan tangan lain yang mengusap punggungnya.

"Udah." Shahnaz menjauhkan bibirnya dari gelas dan saat akan mengusap jejak air dibibirnya ada tangan lain yang mendahuluinya disana, milik Radit.
Shahnaz terdiam kaku, tiba-tiba saja atmosfir disana berubah, tubuhnya tidak lagi lemas dan merasa mendapat semangat entah darimana. Apalagi saat menatap Radit yang balas menatapnya dengan intense setelah meletakkan kembali gelas pada tempatnya.

Mata Radit menghipnotisnya, Shahnaz tidak bisa memalingkan pandangannya selain pada pria itu. Radit mendekatkan tubuh mereka dan mata pria itu beralih kearah lain, pada bibirnya yang masih ia usap dengan lembut.

Oksigen disekitar Shahnaz seakan menipis sehingga Shahnaz bisa merasakan wajahnya terbakar, jantungnya berdebar dengan hebat sampai-sampai Shahnaz takut itu keluar dari tempatnya.

Wanita itu sudah akan menutup matanya saat Radit menarik lebih dekat tubuh mereka menjadi menempel sebelum sebuah suara menginterupsi dibelakang mereka.

Ada Acha disana membuka pintu dengan mulut dan mata yang membulat sempurna karena terkejut akan apa yang dilihatnya. "Oops! Sepertinya gue dateng disaat yang nggak tepat."
Acha berujar sungkan merasa bersalah, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dengan kikuk.

Awkward sekali.
Astaga, Shahnaz ingin mengubur dirinya sendiri!

Astaga, Shahnaz ingin mengubur dirinya sendiri!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muka kaget mbak Acha saat tau di bumi bahaya buat jomblo, harusnya dia cari kontrakan di mars aja! 🙃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muka kaget mbak Acha saat tau di bumi bahaya buat jomblo, harusnya dia cari kontrakan di mars aja! 🙃

Jujur aku gatau apa yang aku tulis 🥹
Happy Eid Al Adha! 🌙

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang