Acha hanya mengangkat bahu, mengacuhkan Shahnaz yang masih mengulurkan tangannya. "Pak Radit yang minta! Lo pikir gue belum pelajarin file ditangan lo? Udah kali. Tau-tau malah minta di switch!" Ucap Acha tanpa menoleh. Ia membalik kertas ditangannya, berusaha mempelajari bahasan meeting hari ini.

Mendengar apa yang dikatakan Acha, Shahnaz menarik tangannya dengan bibir mengerucut. Ia meraih file di mejanya lalu menghela napas panjang. Hah, udah gak bisa ngehindar, batinnya. Shahnaz hanya bisa pasrah, mau gimana lagi?

"Saya nggak akan balik ke kantor, kamu mau langsung pulang atau ada yang mau kamu ambil lagi di kantor? Saya bisa drop off sampai depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya nggak akan balik ke kantor, kamu mau langsung pulang atau ada yang mau kamu ambil lagi di kantor? Saya bisa drop off sampai depan."
Tanya Radit pada Shahnaz yang sedang membereskan barang-barangnya. Mereka baru saja menyelesaikan meeting dengan client.

Gadis itu menghentikan kegiatannya, menoleh kepada bosnya dan menjawab dengan sopan, "Saya kembali ke kantor, Pak, mobil saya masih disana. Tapi saya bisa naik taksi, kok. Bapak bisa pulang lebih dulu."

"Ikut saya aja, nggak perlu sungkan, lagipula arah saya pulang juga searah. Saya tunggu diparkiran." Balas Bosnya tidak ingin dibantah lalu berjalan kearah pintu keluar membuat Shahnaz mengumpat dalam hati.

Saat melihat Radit sudah menjauh dari pandangannya, Shahnaz melanjutkan kegiatannya sambil menggerutu kesal, "Dasar pemaksa, gamau kalah! Dibantah dikit iritasi tuh mulutnya."

Shahnaz kira Radit tidak akan membahas tentang 'kaburnya' Shahnaz seminggu ini, tadi dijalan saat berangkat dari kantor untuk meeting, Radit tidak bersuara sama sekali dan bukannya takut, gadis itu justru lega karena menganggap telah lolos dari Bosnya.

Namun ternyata ia salah..
Shahnaz telah merasakan bahwa akan ada yang tidak beres saat mobil Radit berhenti di salah satu restoran sunda, pria itu menoleh pada asistennya lalu berkata dengan santai, "temani saya makan dulu, Nadira, saya lapar."

"Pak, saya mau pulang." Jawab Shahnaz pelan, ia menoleh pada Bosnya yang sedang melepaskan seatbelt bersiap turun dari mobil.

Gadis itu sebenarnya juga sama laparnya, tadi ia hanya memesan segeelas kopi dan belum ada makanan bersarang di perutnya seharian ini.
Namun perutnya yang kosong bisa menunggu, Shahnaz tidak ingin berdua saja dengan pria di hadapannya.

Radit menggantungkan tangannya yang akan membuka pintu mobil, balas menoleh pada asistennya, "Kita pulang setelah makan malam, Nadira. Kamu juga tadi ngga makan dicafe sana, pasti sama lapernya. Saya yang traktir." Ucapnya tegas. Radit mulai kesal, aistennya ini keras kepala sekali.

"Tapi.."

Bosnya kembali bicara, memotong Shahnaz yang akan melakukan bantahan, "Saya ajak makan pun kamu nggak mau? Saya merasa jadi penjahat sekarang, kayaknya saya beneran punya salah sama kamu." Radit menghela napas menggelengkan kepalanya. "Tempatnya ramai, kalo kamu takut saya apa-apain atau macem-macem, kamu bisa teriak." Lanjutnya sebelum keluar dari mobil dan mau tidak mau membuat Shahnaz mengikutinya.

INVISIBLE STRING | WONWOO X LISA [END]Where stories live. Discover now