Chapter 6 (3)

96 8 0
                                    

Setelah mendapat kabar mengenai jane yang menghilang.James langsung menuju kantornya.Dia mengerahkan beberapa orang termasuk teman kenalannya untuk mencari semua jejak jane.Bahkan ibu jane juga menghubunginya dan memohon untuk segera menemukan jane.

Hari mulai pagi tapi mereka belum menemukan apapun.James juga sudah mencari ke semua tempat yang mungkin jane kunjungi.Namun nihil.Ponselnya juga tidak aktif.Jaringan terakhirnya ada di tempat pembuangan sampah sementara.Sepertinya itu terangkut petugas sampah.Jejaknyapun masih terus dicari.

James juga sudah mengerahkan untuk mencari jejak George ataupun bawahannya.Itu atas ingatannya pada perkataan parisya.Sejujurnya dulu dia memang dibungkam atasannya mengenai iremia 45,meski james tahu itu milik george.Atau mungkin itu karena milik george.Seketika dia menyesal karena tak mencari jejaknya sejak dulu.Ini lebih terlihat seperti karmanya.

Tapi sampai dini hari tidak ada kabar atau kemajuan apapun.Jika ini penculikan biasa,harusnya mereka sudah menghubungi keluarga korban.Sedangkan ini tidak.Seakan jane menghilang begitu saja.

James tidak ada pilihan lain.Jika menghindarinya terlalu lama,bisa saja ada hal buruk yang terjadi pada jane.Karena itulah james kembali untuk menemui parisya dan menanyakan jejak george atau apapun yang bisa membuatnya lebih dekat selangkah dengan jane.

Saat kembali kesana dia tidak melihat parisya diselnya.Dia perjalan tadi dia sempat  mendengar kalau ada kekacauan disana.Dan para tahanan hampir kabur bahkan banyak yang ditembak mati.

"Kemana parisya?",tanya james pada salah satu petugas disana.Petugas terdiam sebentar sebelum  mengatakan yang terjadi.Mendengar cerita itu,james meblngerutkan alis sekilas.Kemudian mengangguk.
Akhirnya dia pergi menuju ke ruang kesehatan.Disana dia melihat kevin yang berjaga didepan pintu.

"Apa yang terjadi padanya?",tanya james pada kevin.Belum sempat kevin menjawab tapi ada suara gaduh dari dalam.Kevin berniat ikut masuk tapi james menghentikannya.Kevin tak punya pilihan lain selain menurut.
James masuk sendirian.Dia melihat parisya yang duduk dilantai dengan nafas tersengal.

"Serangan panik",gumam james.
Matanya tak sengaja melihat luka lama dikepala parisya yang rambutnya sedikit tersibak.James terdiam sebentar, membayangkan seberapa sakit luka itu.James mengulurkan tangannya.Dan reaksi parisa langsung menggenggam erat tangannya.Seolah mencari kekuatan.Kukunya menusuk ke tangan james,tapi james tak terlalalu peduli.

"Kau benar-benar terlihat tersiksa"

Ditengah-tengah serangan paniknya,
parisya mendongkakan kepalanya.
Menatap orang yang baru saja mengkasihaninya itu.James berjongkok untuk menyeimbangkan tinggi mereka.

"Melihatmu seperti ini,kurasa ceritamu itu benar.Dan,luka itu pasti sangat membekas"

Kali ini parisya tersenyum meski nafasnya tersengal.Parisya melepaskan cengkeramanya dilengan james.Dan meninggalkan bekas kukunya disana.

"Ya....sedalam itu",ucap parisya yang nafasnya mulai beraturan.James menatap bekas kuku ditangannya.Kemudian kembali ke parisya.

"Kau yakin hanya segini?"

Lagi-lagi parisya tersenyum mendengar kalimat james.Dia mencoba berdiri dan duduk diranjang itu.James ingin membantunya tapi tangannya ditampik.

"Aku tahu kedatanganmu tidak untuk menanyakan itu.Jadi...lebih baik katakan saja daripada kau berpura-pura khawatir padaku.Aku tak membutuhkan simpati",ucap parisya yang sudah duduk ditepi ranjang.Dia melirik sebentar peralatan medis yang ada disampingnya.James berdiri dan mengikuti arah pandang parisya.Sambil melanjutkan kalimatnya.

"Aku tidak sejahat itu tapi tujuanku kesini memang untuk bertanya padamu.Kau mengatakan,aku tahu siapa yang menculik jane bukan?.Aku akui itu,tapi aku tidak bisa menemukan jejaknya.Apa kau ta-.."

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now