Chapter 10

182 6 0
                                    

"Tristan! Tristan!,kau bisa mendengarku?",tanya parisya yang panik,ia terus menepuk-nepuk pipi tristan yang tak sadarkan diri bersimbah darah.Hari juga sudah semakin gelap.

"Tristan katakan!hiks",ucap parisya sambil menangis sesegukan.

"Ng?"

"Buka matamu tristan kumohon hiks bertahanlah hiks aku hiks sudah menghibungi hiks ambulan hiks dan polisi.Mereka sebentar lagi hiks akan datang.Jadi kumohon bertahanlah!,"

parisya mengucapkannya sambil menahan luka tusuk diperut tristan agar ia tak kehilangan banyak darah.Tristan membuka matanya sedikit.

"Pa-parisya?",ia hanya mengucapkan itu kemudia pingsan lagi.

"Tidak.Tidak.Kumohon bertahanlah."

Suara ambulan dan mobil polisi menggema.Parisya sedari tadi menyalakan flash ponselnya jadi mereka mudah menemukannya. Mereka langsung melakukan tugasnya masing-masing.

"Apa kau baik-baik saja?"

"Tidak.Kumohon hiks tolong temanku dulu hiks. Dia hiks darahnya hiks"

T"ak apa tenanglah dahulu",ucap perawat itu kemudian segera melakukan tindakan darurat pada tristan.Parisya ikut ke mobil ambulan,saat berjalan ia melihat siluet seseorang yang fimiliar.

"Apa yang sebenarnya terjadi disini?",tanya james kebingungan ia menggunakan senter untuk melihat lebih jelas lagi,tempat itu bisa dibilang lautan darah itu.

"Cepat periksa apakah ada yang masih hidup?",ucap james pada juniornya.

Saat ini jacob sedang ditugaskan ditempat lain jadi ia yang mengambil alih tugas ini sementara.Para juniornya yang memeriksa menggelengkan kepala pelan.

"Sudah kuduga,mustahil dengan kondisi seperti ini masih ada yang selamat.Cepat amankan semua barang bukti.Juga mayat-mayat ini dan jangan lupakan bagian-bagian yang terpisah itu!",ucap james bisa dibilang sangat santai.

*
Parisya saat ini duduk disamping ranjang tristan.Untung saja luka tusuknya tidak terlalu dalam dan tidak melukai bagian vitalnya.Luka kepalanya juga sudah diperban.Selain itu hanya luka-luka lebam saja.Hari sudah mulai malam.Ia sudah menunggu selama 1 jam disini sendirian.

Pintu ruang rawat terbuka ada beberapa polisi yang masuk.Salah satunya orang yang familiar untuk parisya.

"Kau harus ikut kami kekantor polisi",ucap james pada parisya.

"Apa?.kantor polisi?.Biarkan aku disini dulu sampai dia sadar",tolak parisya.

"Tidak bisa,kau adalah saksi sekaligus tersangka sementara jadi kau harus ikut kami sekarang",ucap james dengam tegas.

"Apa apaan ini,tidak aku tidak mau.Orang tuanya belum."

"Orang tuanya akan segera kesini.Kau harus ikut kami sekarang.Ayo bawa dia",ucap james mengisyaratkan juniornya.

"Tidak.Tapi aku...",parisya berusaha menolak.Namun ia tak bisa ia hanya bisa menuruti polisi itu sambil menatap tristan yang masih belum sadar.Setelah parisya dan polisi itu keluar dari kamar beberapa detik betikutnya ibu dan ayah tristan masuk.

*
"Aku hiks aku tidak hiks tidak melakukan apapun hiks.Kenapa anda terus mendesakku dengan pertanyaan-pertanyaan yang hiks menyudutkanku hiks".

Parisya sudah dikantor polisi cukup lama.James terus melempar pertanyaan-pertanyaan.

"Berhenti menangis.Hanya kau yang bisa kami tanyai untuk saat ini.Jadi kau hanya perlu mengatakanya dengan jujur",ucap james yang sudah mulai kesal.

"Aku sudah mengatakanya berulang kali.Aku tidak melakukan apapun."
Pria itu yang melakukannya.

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now