Chapter 21 (2) 🔞

281 5 0
                                    

Jesline dan fred keluar dari tempat itu dengan membawa sedikit informasi.
Merasa belum puas,jesline dengan nekat pergi kerumah parisya dan mencari bukti disana.Setelah mengobrak-abrik rumah dan juga kamar yang mereka anggap kamar parisya,mereka baru menemukan dokumen identitas parisya.

Selain belum menjelajah semuanya,
dia mendapat laporan dari bawahan fred yang berjaga,kalau ada tetangga parisya yang melaporkan adanya penyusup.Karena itulah jesline sedikit terburu-buru keluar.Tapi,dia juga sudah menempatkan mata-mata yang bisa memberinya informasi.

Saat ini jesline berada ditempat fred.Dan dengan menunggu saja, dia sudah mendapatkan laporan.Suasana hatinya sedang buruk karena tidak ada informasi yang bisa dia jadikan kartu ace.Apalagi,nomor yang diberikan Duck juga tidak aktif.Dia jadi berpikir kalau duck menipunya.

Sedangkan fred,dia sedang berbicara lewat ponselnya.Dia penasaran dengan apa yang dikatakan duck,jadi dia mengirim nomor itu pada temannya dan memintanya mengecek dan memantaunya.Dia mengabaikan larangan duck untuk merahasiakan nomor itu.

"Kita akan mendapat kabar jika nomor itu aktif,kau tidak perlu mencobanya terus seperti itu",ucap fred sambil melemparkan ponselnya kekasur.Dia tersenyum kearah jesline yang sedang gelisah dan kesal.

"Hey,wajahmu jadi jelek kalau cemberut seperti itu",ucap fred sambil menangkup wajah jesline.

"Aku sedang tidak ingin bercanda.Aku harus menghabisi jalang itu bagaimanapun caranya.Karena diahmphh..."

Jesline tidak melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba fred mencium bibirnya.Bukan kecupan singkat,tapi lumatan lumatan kecil yang semakin lama semakin cepat.
Fred berhenti karena jesline tak membalas ciumannya.

"Kau masih cemas?.Apa perlu aku yang membereskan gadis yang mengganggu pikiranmu itu?",tanya fred sambil mengusap air liurnya dibibir jesline.

"Kau yakin bisa mengatasinya?.
Semakin aku memikirkannya,jelas sekali dia bukan gadis biasa.Dia bisa membalikan keadaan dengan mudah.
Dengan sekali lihat dia menyadari kalau dikantung infus itu terdapat racun.Kamera sekecil apapun bisa tertangkap oleh matanya.Bahkan-",,
jesline sengaja tidak melanjutkan ucapannya.Mengingat kalau parisya mengancam dirinya kalau mengetahui lokasinya saja membuatnya merinding dan gelisah.
Dia tidak bisa menjelaskan perasaannya saat ini,kesal,marah,
takut,khawatir,semua bercampur aduk.

"Kalau begitu apa yang kau inginkan?",
tanya fred masih dengan menangkupkan tanganya diwajah jesline.Jesline menatap wajah fred.

"Yang kuinginkan?.Tentu saja membuat jalang itu mati.Setidaknya aku harus mengetahui identitas aslinya dulu agar aku bisa menghancurkannya sampai ke akar-akarnya",ucap jesline dengan percaya diri.Tatapan matanya dipenuhi kekesalan dan amarah.Fred tersenyum.

"Kalau begitu,anggap saja sudah selesai",ucap fred sambil meraup bibir jesline lagi.Lumatan kecil berubah menjadi intens.Kali ini jesline membalas ciuman itu.Meski begitu,pikiran keduanya berada ditempat lain.

Dimalam yang cukup terang ini,
semua orang melakukan aktivitasnya masing-masing.Semua orang larut dalam pikirannya masing-masing.
Begitu juga dengan parisya yang terlihat keluar dari hotel dan menyetop taksi.

Kenapa hotel,tentu saja karena setelah kembali kerumah sakit tadi,parisya langsung meminta untuk pulang.Namun berhubung rumah mereka sedang dijadikan tkp,mereka memutuskan untuk menginap dihotel terlebih dahulu hingga suasananya normal.Namun kali ini,henry ada pekerjaan diluar jadi dia tidak menemani parisya.Sebelumnya dia juga sudah berpesan untuk menghubunginya kalau terjadi sesuatu.

Tapi bukannya istirahat,parisya malah pergi keluar memakai taksi.
Dan cukup memerlukan waktu sampai dia turun dari taksi itu.Supir taksi beberapa kali bertanya padanya,
dia ingin memastikan kalau penumpangnya itu benar ingin turun disana.Pasalnya,bisa dibilang dia turun dipinggir jalan.Bahkan sepertinya tempat itu terlihat sepi meski ada beberapa toko yang buka.
Parisya menjawabnya dengan anggukan kecil dan senyuman.

Mata parisya mengikuti taksi yang sudah melaju pergi meninggalkannya.
Dan tak lama sebuah mobil berhenti tepat didepannya.Seseorang yang ada didalam mobil menurunkan kaca mobilnya.Parisya masuk kemobil tanpa berkata-kata.Seakan memang dia sudah menunggunya.Tak butuh waktu lama,mobil itu berhenti.

"Senang berbisnis denganmu"

Pria itu mengatakannya sambil mengedipkan sebelah matanya.
Parisya mengabaikannya dan keluar dari mobil itu.Tanpa menunggu mobil itu pergi,parisya berjalan melewati jalanan sepi itu.Hingga dia sampai ditempat tujuannya.Meski kotor,
tempat itu didatangi banyak orang.
Disepanjang perjalanan tak jarang orang memperhatikannya.Mungkin karena dirinya yang memakai jubah hitam.Dia sengaja memakainya saat turun dari mobil tadi.

Setelah berjalan cukup lama,parisya sampai ditoko tujuannya.Seperti terakhir kali,paman disana selalu menyambut tamunya dengan ramah.
Parisya menurunkan tudung jubahnya.Membiarkan paman itu melihat wajahnya.Tapi setelah mengenali parisya,ekspresi paman itu sempat berubah sepersekian detik.

"Paman mengingatku bukan?.Kali ini aku menginginkan yang berbeda.Aku baru tahu tato yang paman buat itu unik.Jadi,apa paman bisa membuatkannya lagi.Yang sama persis."

Parisya mengatakannya sambil tersenyum.Dan mendorong pelan pisau yang ia letakan dimeja.Dengan mata pisau mengarah ke paman itu.Paman itu melihat ke parisya kemudian ke pisau itu dan kembali keparisya lagi.

"Aku ingin kau membuatnya disana",
ucap parisya lagi sambil tersenyum ramah.Namun senyuman ramah itu diartikan berbeda oleh paman itu.
Paman itu menarik pisau yang diserahkan parisya dan mulai mengukirnya.Tak memerlukan banyak waktu,ukiran itu sudah jadi.Dan paman itu memberikannya kepada parisya.Parisya mengamati ukiran yang cantik itu.

"Mereka mencari informasi tentangmu sampai kesini.Berurusan dengan mereka bukanlah hal yang bagus",ucap paman itu saat parisya sedang mengagumi ukiran.Tapi saat mendengar apa yang dikatakan paman itu,parisya mengalihkan pandangannya dari pisau.Dan meletakannya.

"Apa ini paman?.Padahal aku tidak memintanya.Dan bukankah kau tidak suka membocorkan identitas pelangganmu?",ucap parisya masih dengan senyuman.Tapi tatapannya menuntut untuk dijawab.

"Karena itulah aku mengatakannya padamu.Tapi melihat reaksimu sepertinya kau sudah tahu siapa yang kumaksud.Jadi lebih baik kau memikirkan ucapanku tadi",ucap paman itu lagi.Karena menurutnya dengan menngatakan itu,dia tidak punya hutang pada siapapun.

"Baiklah.Sudah teranjur begini,
sekalian saja.Memangnya apa yang paman beritahukan pada mereka?",
tanya parisya kini dengan tatapan dingin dan menusuk.

"Duck.Aku meminta mereka untuk menemui duck",jawab paman itu.
Parisya mengerutkan alis sedetik sebelum tersenyum.

"Duck ya?.Baiklah kalau begitu.Aku permisi dulu",ucap parisya sambil melangkah untuk pergi dari toko itu.
Tapi paman menginterupsi langkahnya.

"Kau benar-benar akan berurusan dengan mereka?.Apa kau tahu siapa yang akan kau hadapi?",tanya paman itu dengan serius.Karena orang yang ada dibelakang mereka bukan orang sembarangan.Bahkan polisi sekalipun tidak bisa menghentikannya.

"Tenang saja paman.Karena tidak hanya mereka yang berusaha mencari identitasku.Dan aku sudah berurusan denganya sejak dulu",ucap parisya yang menoleh kearah paman sambil mebgakhiri kalimatnya dengan senyuman manis.Sebelum dia benar-benar meninggalkan tempat itu.

Jika dia sudah lama turun kedunia kotor seperti ini.Kenapa aku tidak pernah melihat atau mendengar tentangnya",gumam paman itu sambil terus berpikir.

Sedangkan parisya bergerak untuk mencari keberadaan duck.Setelah berjalan-jalan ditempat remang remang seperti ini dan mengumpulkan informasi.Parisya tahu dimana tempat duck berada.
Padahal jalanan malam itu kekurangan cahaya karena pencahayan minim.Tapi club yang ada dibawah tanah itu memancarkan cahaya warna-warni.Jadi mudah sekali parisya menemukan club yang sesuai dengan informasi yang ia dapat.

Perlahan parisya menyusuri tangga yang gelap untuk menuju keahaya.
Saat dia masuk,musik dan suara sorak teriakan bersahutan.Disetiap sisi selalu saja ada yang sedang bercumbu mesra.

Parisya semakin masuk kedalam.Tapi kemudia dia melihat orang yang dicarinya.Duck sedang bersama beberapa orang yang bertubuh besar darinya.Dengan melihat duck sekilas saja parisya tahu kalau dia bertahan ditempat seperti ini dengan menggunakan otaknya.Parisya menghampirinya.Tinggal sedikit lagi,seseorang menghadang jalannya.

Satu tangannya langsung mencekal leher parisya.Dan satu tangan lainnya menangkup dagu parisya dengan menempelkan ibu jarinya tepat dibibir kenyal parisya.Parisya sedikit dibuat mendongkak karena perlakuannya.

MY LITTLE SECRET Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz