Chapter 10 (2)

78 5 0
                                    

Parisya sampai ditempat yang orang itu sebut.Tempatnya tak lain tak bukan adalah kantin,atau lebih
tepatnya didepan ruang penyimpanan bahan makanan.Parisya berdiri tepat dihadapan orang yang sedang membuka tudung kepalanya.

"Apa aku perlu memanggil polisi kesini?",tanya parisya dengan nada mengejek sambil mengetikan nomor diponselnya.Jesline mengumpat sambil mencengkeram leher parisya dan mendorongnya hingga punggungnya menabrak dinding.
Ponsel parisya terjatuh dari tangannya.

"Ini semua gara-gara kau!.Bagaimana kau bisa mendapat rekaman itu?",
hardik jesline dengan nada tertahan sambil terus mencengkram leher parisya.Parisya tersenyum mengejek.

"Kau belum tertangkap,tapi sudah tahu mengenai rekaman itu.Apa kau menempatkan seseorang dikantor polisi?",ejek parisya lagi dan semakin membuat jesline geram.Rencana awalnya adalah menjebak parisya atas kasus pembunuhan tapi malah dirinya yang terjebak seperti ini.

"Jalang brengsek!.Itu bukan urusanmu",ucap jesline mendorong parisya hingga menabrak pintu.Dia mengeluarkan pisau dan mengarahkannya keleher parisya.

"Kau harus menyadari posisimu sekarang",ucap jesline lagi dengan setengah berbisik.Tangan lainnya memegang kartu dan meletakannya discan pintu.Tak lama bunyi dari alat itu terdengar dan pintu otomatis terbuka.Jesline mendorong parisya untuk masuk kedalam.Belum sempat parisya melangkah keluar,jesline mengguyurnya dengan seember air membuat parisya refleks memundurkan langkahnya.

Terdengar suara pintu tertutup.Dan sekarang mereka berdua berada diruang penyimpanan makanan yang bersuhu rendah.Jika berada disana sebentar tidak akan menimbulkan efek apapun.Tapi jika cukup lama apalagi keadaan basah.Itu bisa berbahaya.

"Lumayan",gumam parisya memuji rencana jesline.

"Master card?.Aku jadi penasaran siapa yang memberimu kartu itu.
Karena setahuku,hanya ada 2 orang yang memiliki hak atas kartu itu"
,ucap parisya dengan nada penasaran yang dibuat-buat.

"Pakaian mencolok dan kamera cctv yang masih menyala.Tidak seperti kau yang biasanya.Apa backinganmu sudah meninggalakanmu hah?",ucap parisya dengan nada mengejek.
Diakhiri dengan seringainya.

"Itu bukan urusanmu.Lagipula aku sudah tidak peduli lagi.Aku hanya ingin membunuhmu.Membunuh satu orang atau dua orang itu hukumannya tetap sama bukan?.Dan dengan badan basah kuyup dan suhu rendah seperti ini kau masih bisa beromong kosong.Jangan sia-sia energimu.Jangan sampai kau tiada sebelum aku membunuhmu",ucap jesline yang membalas ejekan parisya.Dia bahkan menaikan dagu parisya dengan pisaunya.

"Jadi,sebelum aku membunuhmu.
Katakan saja,bagaimana caramu mendapatkan rekaman itu?.Tidak.Itu sudah tidak penting lagi.Yang lebih penting adalah,identitasmu yang sebenarnya.Karena Grind johnson tidak punya anak seumuran dirimu",
tuntut jesline dengan nada mengancam.Parisya terdiam sejenak.Mendengar ucapan jesline tadi menbuatnya tahu kalau jesline sudah menyelidiki latar belakangnya.

"Aku tidak ingin mengatakannya,aku sudah bosan menceritakanny,ucap parisya santai dengan menatap mata jesline yang penuh kebencian dan kekesalan.

"Cih...kau belum menyadari situasinya ternyata.Apa aku perlu menggores kulitmu ini?.Seperti ini?,"tanya jesline sambil menyeringai.Dia sudah menggores leher parisya dengan pisaunya hingga dari kulit parisya keluar darah,meski tidak banyak.Parisya menutup matanya,tangannya mengepal.

"Kenapa?.Kau takut pada pisau?.
Jangan mencoba menipuku!",ucap jesline dengan menempelkan pisau itu diluka parisya.Satu gerakan saja sudah bisa membuat luka itu semakin dalam.Parisya membuka matanya dan menatap mata jesline lekat.

"Kau menanyakan identitasku bukan?.Identitas yang mana maksudmu?.Parisya Valerie Johnson,itu namaku.Putri angkat Grind Johnson.Apa kau perlu kartu identitasku juga?,atau kau juga ingin tahu nomor sepatuku?,atau bajuku mungkin?",tanya parisya dengan nada santai sambil tersenyum.Candaannya itu membuat jesline semakin kesal hingga dia menempelkan pisau dipipi kanan parisya dengan ujungnya mengarah kemata kanan parisya.

"Berhenti bermain-main brengsek.
Apa kau ingin aku mencongkel matamu dulu hah?!",bentak jesline yang sangat kesal.Dia mengancam parisya agar mengatakan segalanya padanya.

"Siapa sebenarnya kau atau siapa yang ada dibelakangmu hingga organisasi sebesar king kobra tidak mau menyentuhmu hah!?.Bahkan mereka tidak memberiku informasi selain informasi tak berguna itu",
bentak jesline semakin menjadi-jadi.
Dari ucapannya saja,dia sudah mengakui pernah berusaha menyingkirkan parisya dengan menyewa pembunuh bayaran.Parisya tersenyum,tidak,bukan tersenyum tapi menyeringai.

"Ternyata kau lebih terobsesi dari dugaanku.Dan juga lebih bodoh dari perkiraanku",ejek parisya dan berhasil membuat jesline menggertakan giginya.

"Sebagai orang yang sudah tahu,
sepertinya kau tidak takut apapun?.Biar aku berikan satu saran.Kalau kau keluar,perhatikanlah sekelilingmu.Kalau kau dirumah,
kunci pintu dan jendelamu.Dan kalau kau bertemu denganku lagi diluar sana,ucapkan selamat tinggal pada nyawamu"

Jleb...akh....

Jesline menusuk perut parisya.Pisau itu tertahan karena satu tangan parisya memegang tangan jesline yang menusukan pisau.Darah merembes kepakaian parisya dan menetes dari pisau itu.Jesline mendekatkan wajahnya dan berbisik ditelinga parisya.

"Sepertinya kau yang harus mengucapkan selamat tinggal pada nyawamu,terlebih dahulu",bisik jesline yang merasa puas karena berhasil sambil menyeringai dan mencabut pisau itu secara paksa.Membuat parisya sedikit kehilangan keseimbangan.

Ugh..

"Sepertinya perlu sekali lagi untuk membuatmu benar-benar tumbang,"

Gerakannya terhenti saat bel istirahat berbunyi.

"Sial aku terlalu lama disini",umpat jesline.Dia melupakan waktunya yang sedikit.Jika dia telat keluar,dia pasti akan tertangkap.Dia melihat parisya,kemudian dia tersenyum.

"Yah,sepertinya kau tidak akan bertahan lama.Perlahan kau akan kehilangan darah.Dan juga,sepertinya kau sudah mulai gemetar karena dingin.Aku akui,kau cukup tahan dingin juga",ucap jesline sambil menyeringai.Dia memakai tudung kepalanya dan juga maskernya lagi sebelum keluar.Parisya menyandarkan tubuhnya ke rak penyimpanan makanan.

"Kau membuat kesalahan dengan membiarkanku hari ini",ucap parisya sebelum jesline benar-benar pergi.
Jesline menatapnya sekilas dan pergi.

"Perhitunganku tepat.Dan untung saja aku bisa menghindarkan pisau itu dari titik vitalku.Jika saja cctv tidak menyala,aku pasti sudah menebas kepala wanita sialan itu",guman parisya dengan kesal.

"Yah,aku tidak akan bisa keluar dari sini tanpa kartu akses kantin atau master card.Terkadang hal seperti ini memang merepotkan.Tapi baiklah,aku akan menunggu dan mengandalkan keberuntunganku.
Mari lihat,para petugas kantin atau orang yang mengikuti vitamin yang kusebar disepanjang koridor tadi yang menemukanku dulu",ucap parisya sambil duduk menyandar antara dinding dan rak.

"Mati kedinginan dan juga kehilangan banyak darah ditempat penyimpanan bahan makanan itu bukan sesuatu yang elit,aku tidak ingin kematian seperti ini.Karena ini bukan gayaku.
Lagipula,aku tidak akan mati semudah ini ",gumam parisya lagi.Dari luar terdengar beberapa langkah kaki yang mendekat.
Suara-suara itu semakin terdengar ramai dan saling bersahutan,tapi tak begitu jelas.Juga ada bunyi ketukan kencang dari pintu besi itu.Bunyi nyaring dari mesin pengunci yang berulang kali menolak akses.

"Sepertinya...aku sedikit.....
mengantuk."

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now