Chapter 22 (2)

138 5 0
                                    

Satu tangannya langsung mencekal leher parisya.Dan satu tangan lainnya menangkup dagu parisya dengan menempelkan ibu jarinya tepat dibibir kenyal parisya.Parisya sedikit dibuat mendongkak karena perlakuannya.

Parisya menatap mata pria yang tergolong tampan.Matanya menawannya terlihat bersinar diruangan yang penuh gemerlap lampu ini.Kemeja yang ia kenakan sudah berantakan dan tidak terkancing.Sehingga menampilkan dada bidangnya.Serta perutnya yang six-packnya juga beberapa bulir keringat terlihat disana.

"Anda sangat manis.Apa anda ingin saya temani malam ini?",ucapnya sensual sambil melepas tangannya yang mencekal leher parisya namun beralih ketangan parisya.Dia bahkan memegang tangan parisya sambil mengarahkannya untuk menyentuh tubuhnya yang bisa dibilang atletik itu.Satu hal yang terpikir di otak parisya.Apalagi kalau bukan pria didepannya adalah seorang gigolo.Parisya menrik tangannya.

"Aku sedang mencari orang yang bernama duck",ucap parisya dengan jelas.Meski tempat itu sangat berisik.Tapi parisya memastikan kalau suaranya terdengar kepemilik nama itu.Dan benar saja,duck menoleh kearahnya.Setelah itu dia menghampirinya.Pria yang menghoda parisya langsung menghentikan aksinya dan meninggalkan parisya dengan kecewa.

"Barang murahan",gumam parisya.Tapi kemudian dia beralih ke duck yang sudah mendekat.Dia kemudian tersenyum kearahnya.

"Kau mencariku?.Informasi apa?",tanya duck langsung pada pointnya karena tak ada yang akan mencarinya selain untuk itu.Lagi-lagi parisya tersenyum.

"Apa tidak akan jadi masalah kalau kita membicarakannya disini?",tanya parisya sedikit berbisik sambil melihat kanan kiri baru kembali ke duck dengan senyuman andalannya.

"Katakan dulu apa yang kau inginkan?",tanya duck lagi.Karena jika belum mengetahui kearah mana informasi yang diinginkan dia tidak bisa memutuskan.Lagipula club ini juga tempat yang aman.

"Aku ingin tahu,sampai mana informasi yang kau katakan mengenai diriku",ucap parisya dengan tatapan tajam namun bibir tersenyum.Duck terdiam sebentar.

"Darimana kau tahu aku menjual informasi tentangmu?.Apa mereka mengatakannya?",tanya duck dengan penuh selidik.Karena dia yakin orang didepannya tak akan bicara asal menebak.

"Sederhana saja,aku tahu sama seperti mereka tahu mengenaimu",jawab parisya masih dengan senyuman.

"Argh dasar pria tua itu",umpat duck yang kesal dengan paman ditoko itu.Tapi kemudian dia mengamati parisya lagi dan mulai berpikir.Karena setahunya paman itu tak memberikan informasi semudah itu.

"Berapa yang kau bisa berikan?",tantang duck.Dia mulai menebak-nebak darimanakah parisya berasal.Karena jika dilihat sekilas jelas sekali parisya belum berusia 20 an.Dan diumurnya dia tidak mungkin mempunyai banyak uang.Meskipun dia sadar kalau yang datang ketempat seperti ini bukanlah orang yang bisa diremehkan.Tapi dengan bermusuhan dengan jesline jelas sekali kalau parisya bukan dari sana.

"Aku akan memberikan dua kali lipat dari yang dia berikan",tantang Parisya dengan suara percaya diri.Tentu saja itu membuat duck melongo.

"Memangnya kau tahu berapa yang mereka berikan?",tanya duck karena tentunya dia ingin memastikan apakah parisya benar-benar akan membayarnya.
Pertanyaan duck membuat parisya tersenyum untuk kesekian kalinya.
Tapi daripada senyuman manis,itu lebih ke seringai.Lalu parisya mengambil sesuatu dikantongnya dan memberikan pada duck.Tentu saja duck menerimanya dan melihat nominal yang tertulis diselembar kertas itu.Dan sontak membuat duck tertegun sekaligus merinding.
Alasannya seperti itu karena nominal itu tepat 2 kali lipat dari yang didapatnya dari jesline.

"Ba-bagaimana kau tahu?",tanya duck sedikit gelagapan.Dengan nominal yang bulat tanpa lebih atau kurang sedikitpun itu seakan memperingatkan duck untuk tidak macam-macam.

"Sepertinya aku tidak berkewajiban menjawab pertanyaanmu itu",jawab parisya yang puas melihat tingkah gelagapan duck.Akhirnya duck setuju dan membawa keruangannya.Sama seperti yang ia lakukan pada jesline dan fred.

Setelah sampai,duck mengatakan semuanya pada parisya.Mulai dari jesline menemuinya.Mengantarnya pada Clue.Memberikan informasi tentang PV,dan juga nomor.Semuanya ia beritahukan.

"Kira-kira begitu",ucap duck mengakhiri ceritanya.Parisya mamegang kertas yang bertuliskan nomor PV itu.Dia sudah mendapat fakta kalau jesline akan menggunakan PV untuk menyingkirkannya.Fakta kalau pria didepannya ini mengetahui jejak terakhir PV.

"PV ya",gumam parisya yang tersenyum tipis.

"Dia melakukan hal yang sia-sia",ucap parisya membuat duck sedikit tidak setuju.

"Apa kau tidak mendengarkanku tadi?.Aku bilang nomor itu sempat aktif beberapa waktu yang lalu.Bisa saja dia benar-benar bisa dihubungi.
Apa kau tidak takut?",tanya duck sambil memberikan beberapa fakta yang ia ketahui.

"Takut?.Kenapa aku harus takut?.
Nomor ini hanya memiliki sedikit peluang untuk bisa dihubungi lagi.
Bahkan hampir mustahil.Aku tidak mau menginvestasikan waktuku untuk hal mustahil seperti ini ",ucap parisya sambil membuang kertas itu begitu saja sambil melangkah pergi dari ruangan itu.Tapi parisya kemudian berhenti melangkah.

"Dan bagaimana dia bisa mencari orang itu di negara ini?.Bukankah dia lucu?",ucap parisya lagi sambil meneruskan langkahnya meninggalkan duck.

"Sepertinya aku harus mencari identitas gadis itu",gumam duck sambil menatap punggung parisya yang semakin menjauh dan menghilang dibalik pintu.Parisya kembali melewati ruang club yang berisi para pelacur dan gigolo yang sedang beraksi menggaet target.Matanya bertemu pria yang menggodanya tadi sekilas.

Parisya sudah keluar dari Club itu.Dia sudah tidak mempunyai alasan untuk tetap tinggal ditempat itu.Dan saat ini parisya sudah menaiki mobil untuk kembali ke titik tadi.Tak memerlukan waktu yang lama parisya turun tepat dipinggir jalan kawasan yang sepi itu.Dia juga tidak lupa melepaskan jubahnya.Mobil itu sudah pergi,kali ini parisya tinggal memesan taksi.Dia sedikit berdecak karena menurutnya itu merepotkan.

Taksinya sudah dalam perjalanan.Tinggal beberapa menit lagi sampai.
Suasana malam memang dingin apalagi ditempat yang sepi seperti ini. Terasa sedikit lebih mencekam.Parisya merasakan ada sesuatu yang aneh.Dan benar saja,seseorang dari arah belakang membekap mulut parisya dengan satu tangan dan tangan lainnya mengarahkan pisau keleher parisya.Orang itu berbisik tepat ditelinga parisya.

"Ayo kita bermain sebentar"

Dari suaranya,parisya tahu dia seorang laki-laki.Dan dia langsung membawa paksa parisya kesebuah gang yang gelap.Memaksanya masuk kesebuah ruangan yang gelap.Pria itu mendorong parisya kedepan,untung saja parisya bisa menyeimbangkan tubuhnya.Jadi dia tidak jatuh.Parisya langsung berbalik saat terdengar suara pintu dikunci.

Ruangan itu gelap,dingin dan juga lembab.Ctas..lampu nyala membuat parisya mau tak mau menutupi matanya karena silau.Setelah selesai menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya,parisya bisa melihat orang itu.Bahkan orang itu tidak menutupi wajahnya.

"Siapa kau?.Apa maumu?",tanya parisya pada pria berdiri tak jauh didepannya.Bukannya menjawab,pria itu malah menyeringai.Dia mengamati parisya dari atas hingga bawah.

"Mauku?.Tentu saja dirimu",ucap pria itu sambil mengeluarkan pisau dan melemparkannya kearah parisya.Parisya bisa melihat mata pisau itu mengarah padanya dengan cepat.Pria itu menyeringai.

Jleb..



MY LITTLE SECRET Donde viven las historias. Descúbrelo ahora