Chapter 21

97 6 0
                                    

Mobil hitam melaju dijalanan dengan kecepatan normal.Tak ada satu patah katapun sedari tadi yang terucap diantara keduanya.Parisya yang duduk dibangku belakang menatap keluar jendela terus.Sedangkan pengemudinya sesekali melirik kearahnya melalui kaca spion tengah.

"Aku akan kembali sebentar.Ada sesuatu yang akan kuurus disana",ucap sang pengemudi.

"Baiklah",ucap parisya tanpa menatap orang itu.

"Jika nanti ada masalah,hubungi aku",ucap supir itu lagi.Kali ini parisya tak langsung menjawab.Dia sengaja diam sebentar.

"Masalah?.Entahlah.Tapi sepertinya masalah itu akan selalu mengikutiku kemanapun aku pergi",ucap parisya yang kini menatap supirnya lewat kaca spion tengah.Tatapan mereka akhirnya bertemu.

"Dan sepertinya akan ada badai",ucap parisya lagi.

"Menurut ramalan cuaca,besok akan jadi hari yang tercerah selama bulan ini.Dan akan menjadi weekend terbaik,jadi pastikan kalian tidak menyia-nyiakannya.Pergilah bersama bla bla bla.."

Mendengar ramalan cuaca yang disiarkan diradio itu membuat parisya tersenyum.

"Mari kita lihat.Aku yang salah atau mereka yang salah."

*
Parisya mendapat pesan dari pamannya.Ternyata dia sudah sampai disana.Dia membalasnya sambil berjalan.Karena weekend,jadi dia memutuskan untuk berbelanja kesupermarket.

Saat ia melewati sebuah taman,ada sesuatu yang menggelinding dan berhenti dikakinya.Dia melihatnya,ternyata sebuah bola.Memangnya apa yang bisa menggelinding selain bola.

Dia menatap kearah bola ini menggelinding dan ternyata dari arah taman.Parisya mengambil bola itu dan memberikannya pada seorang pria paruh baya pemilik bola.Dari sana terlihat anak kecil yang menyoraki ayahnya untuk segera kembali ketaman.

Parisya menatap mereka.Ada banyak orang yang berkumpul disana untuk sekedar bermain maupun berjalan-jalan.Parisya menatap keatas,matahari bersinar dengan hangat.

"Hari yang cerah",gumam parisya sambil melanjutkan langkahnya.

Tak butuh waktu lama untuk sampai dirumahnya.Namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang berdiri didepan gerbang rumahnya.

*
James baru saja selesai menelepon.Dia memang menunggu-nunggu telepon itu dari semalam.Namun ekspresinya tak memperlihatkan sepertinya apa yang ia dapatkan tidak sesuai dengan yang ia inginkan.

"Bagaimana bisa mereka menganggap ini omong kosong?.Meski belum ada bukti yang kuat,jelas jelas ini adalah sebuah petunjuk.Kenapa sulit sekali mereka untuk memberikanku izin.
Padahal aku yakin ini bisa membawaku lebih dekat dengannya.
Argh..."

James frustasi dan kesal hingga memukul-mukul tembok kamarnya.
Sesuatu yang dulu hilang dan berakhir tanpa jejak saat ini mulai muncul sebuah titik terang.Meski cahaya itu kecil,tapi james yakin itu bisa membuat perubahan.

James yang kesal kembali menatap kertas-kertas yang berserakan dikamarnya itu.Dia tak bisa melakukannya dikantornya sehingga ia sengaja mengambil cutinya.Tatapannya yang kesal berubah menjadi percaya diri.Meski sedikit dia mendapat sebuah informasi yang ia dapatkan dari kasus lama.James mengambil satu foto dari lantai.

"Setahuku mendiang Profesor Grind Johnson hanya mempunyai satu putri itupun meninggal diusia 5 tahun tepat dihari keluarganya dibantai.Lalu siapa kau?.Bagaimana kau bisa terdaftar menjadi anggota keluarganya?.Kali ini kau tidak akan bisa lolos dariku."

James terus menatap foto itu sambil menuju kedinding yang sudah ada coretan dan tempelan kertas-kertas.
Dia menempelkan foto itu dintempat yang kosong.

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now