Chapter 3 (2)

93 3 0
                                    

Setelah mendapat laporan dari willi,
james langsung menuju kerumah ethan.Dan semua yang dikatakan willi itu benar.Bahkan james meragukan kalau tempat itu benar-benar ditinggali.

Selain kesana james juga pergi ketempat dimana ethan menemui Clovis- pengedar narkoba yang mendapat gelar kakak.Berbeda dengan ethan clovis mempunyai keluarga.Dan dia adalah seorang sales penjualan.James sudah menyelidiki latar belakangnya saat dia menangani kasus narkoba akademi waktu itu.

Dia berhasil mendapatkan alamatnya dan berkunjung kesana.Ternyata keluarga mereka mencemaskan clovis karena belum pulang kerumah.
Bahkan nomornya tidak bisa dihubungi.Keluarga mereka terutama ibunya dan anaknya meminta james untuk mencarinya waktu itu.

Dan hari ini dia kembali lagi kesana.
Lagi-lagi ia disambut ramah oleh mereka.Meski james sudah mendapat kesimpulan sementara tapi dia ragu untuk menyampaikan pada mereka.

Jika james benar berarti orang-orang yang mendapat gelar kakak ini bukan termasuk anggota resmi.Mereka adalah orang yang bisa dibuang kapan saja.Bisa dibilang mereka lebih rendah dari orang yang bernama ethan.Dan menurut james, clovis yang memegang area akademi.Karena ada penangkapan waktu itu dan ada yang tertangkap tinggal menunggu waktu saja identitas clovis terungkap.Dan kemungkinan dia sudah tiada.

Setidaknya itu yang disimpulkan james.Dan karena belum ada bukti akurat kematian clovis,james tidak bisa menyampaikannya kekeluarganya.Dan kali ini james kerumah clovis bukan untuk mengatakan itu.Tapi dia ingin memastikan apakah diantara mereka ada yang mengenal ethan ataupun sekedar pernah melihatnya.

Dan kesimpulan sementara james dikuatkan oleh pernyataan salah satu teman clovis yang kebetulan berkunjung kekediaman clovis.Orang itu tidak ingin membicarakannya didepan keluarga clovis jadi mengajak james kesebuah cafe didekat sana.

"Aku tak sengaja melihat orang itu saat bersama clovis.Saat itu adalah saat dimana clovis benar-benar memerlukan uang.Clovis memang adalah seorang sales penjualan yang bisa dibilang sukses.Apapun produk yang dijualnya pasti laku",ucap Rex-sahabat clovis sambil memberikan sebuah foto clovis yang sedang memasarkan produknya.

"Masalahnya adalah dia pernah berselisih dengan salah satu anak dari seorang pemilik perusahaan ternama membuatnya diblacklist.Aku kurang tahu detailnya.Tapi aku yakin itu bukan kesalahan clovis.Dan itu adalah awal dari kehancuran karirnya karena kesulitan mendapatkan pekerjaan",tambahnya lagi

"Hari itu,dia menceritakan padaku kalau dia mendapat pekerjaan dengan gaji yang besar.Itupun sesuai dengan keahliannya.Aku merasa ada yang tidak beres tapi dia terlihat senang jadi aku tidak menghentikannya.Dan itu terakhir kalinya aku berbicara seakrab itu dengannya.Karena setelah bekerja,meski dia memiliki banyak uang tapi seperti tidak ada semangat dalam sorot matanya.Dia selalu menghindar saat membicarakan pekerjaannya",tambah rex lagi.

"Jadi,jika detektif mengetahui lokasi clovis ataupun orang itu.Tolong beritahu padaku."

"Dia sudah tiada"

"Ap-apa?.Apa maksud detektif?.Siapa yang tiada?."

"Ethan grocel, orang itu baru saja tiada.Dan aku tidak ingin mengatakan ini pada keluarganya,tapi jika aku benar Clovis juga sudah tiada."

Apa mengatakan itu pada Rex adalah hal yang tepat.Bagiamana kalau dia menjadi target mereka.Sudah jelas sekali mereka adalah organisasi yang besar,batin james yang saat ini sedang mengingat kejadian tadi sore.

Tapi dengan itu dia mendapatkan informasi baru.Dia melihat jam diponselnya sekilas.

"Ini sudah malam",gumamnya sambil menghidupkan mobilnya dan kembali kejalan raya.

*
Parisya selesai berbincang dengan amor.Sebenarnya amor ingin mengantar parisya tapi parisya menolaknya dengan sopan.Dan lagipula dia sudah ditunggu.Amor memahaminya dan mereka berdua akhirnya berpisah disana.Saat parisya berjalan,ia melihat tristan yang bersandar ditembok tak jauh dari tempatnya berbicara tadi.Parisya menghampirinya.

"Tristan!",sapa parisya.Tristan terlihat membeku sebentar sebelum berbalik.

"Apa yang sedang kau lakukan?",tanya parisya penasaran.

"Y-ya?.Oh maksudku itu..aku sedang..itu aku hanya...Aku hanya habis dari gudang peralatan untuk menguncinya.Dan kebetulan aku lewat sini dan melihatmu.Jadi kupikir aku akan menunggumu disini",jelas tristan dengan sedikit terbata-bata.

"Oh baiklah.Tapi kenapa kau tidak menghampiri kami?"

"Itu.Aku hanya tidak ingin mengganggu."

"begitu ya"

"Tapi sepertinya kalian sedang membicarakan hal yang serius.Apa ada masalah?",tanya tristan mencoba tidak terlihat terlalu penasaran.

"Tidak.Hanya hal biasa,bukan sesuatu yang penting",ucap parisya singkat.

"Baiklah",ucap tristan dengan sedikit kecewa.

"Kau kenapa?.Kenapa nada bicaramu seperti itu?.Apa kau sakit?",tanya parisya mendengar nada bicara tristan yang tak bersemangat.

"Tidak.Aku baik-baik sa-"

Tristan menghentikan kalimatnya saat tangan lembut nan hangat menyentuh dahinya.

"Tidak panas.Tetapi kenapa wajahmu memerah seperti itu?",tanya parisya lagi dan sukses membuat tristan memalingkan wajahnya karena malu.

"Bukan apa-apa.Aku baik-baik saja",ucap tristan dengan cepat bahkan dia tidak berani menatap parisya karena malu.

"Tapi kau.. "

"Sudahlah.ayo mereka sudah menunggu",ucap tristan sambil menggandeng tangan parisya dan masih belum berani menatap wajahnya.

Sial!,aku harus menyembunyikan wajahku ini.Bagaimana wajahku bisa memerah hanya karena sentuhan kecil seperti itu.Tapi apa dia memang seperti ini sebelumnya?.Aish entahlah.Apapun itu,dia terlihat manis sekali,batin tristan sambil mencoba menyembunyikan senyumannya.

*
Parisya tersenyum ramah sambil memperhatikan mobil yang semakim menjauh dari rumahnya itu.Setelah mobil itu menghilang ekspresi wajahnya berubah.Tatapannya juga tak seramah tadi.Dia memasuki gerbang rumahnya.Dengan kakinya yang cukup panjang dia berjalan melewati halaman yang cukup luas.

Udara dingin merayap kekulitnya.
Suasana sepi tak membuatnya ketakutan ataupun gelisah sedikitpun.
Tapi jika dilihat dari raut wajahnya ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.Suara pintu terbuka memecah keheningan ruang tamu itu.
Perlahan dengan langkah yang pasti,parisya melewati ruang tamu dan berjalan menaiki tangga.

Satu persatu anak tangga ia naiki.
Dengan satu tangan dia memegang pegangan tangga yang terbuat dari kayu halus itu.Perlahan ia seret jari jemarinya merasakan permukaan kayu yang dingin itu sepanjang ia menaiki anak tangga.

Ceklek....suara pintu terbuka lagi-lagi menggema diseluruh ruangan yang hening itu.Kali ini kamarnya.Dia meletakan tasnya dikursi dn menuju kamar mandi.Berdiri dibawah shower dan menyalakannya.Air membasahi tubuhnya yang masih memakai seragam.

Air dingin menghujani seluruh tubuh.Merembes masuk melalui pakaiannnya.Dari ujung kepala sampai ujung kakinya.Dia memejamkan matanya dan mendongkakan kepala membiarkan air dingin itu membasuh wajah cantiknya itu.Rasa perih dilehernya membuatnya membuka mata.Dia menatap ubin putih dihadapannya.

"Orang-orang yang merepotkan",
gumam parisya saat mengingat apa yang terjadi hari ini.Perlahan dia membuka kancing bajunya dan menanggalkan semua pakaiannya.

MY LITTLE SECRET Where stories live. Discover now