Chapter 26 Season 1 End

161 5 0
                                    

Aku akan menceritakan sebuah kisah.
Suatu hari disore yang cukup terik. aku bersenggolan dengan seorang pria aneh yang mencurigakan didepan disebuah cafe.Dilihat dari apa yang dikenakan saja semua orang juga tahu kalau dia itu seorang penjahat.Penjahat?.Entahlah aku tidak tahu apakah sebutan itu pantas untuk mereka.

Aku sudah minta maaf meski aku tahu bukan aku yang salah.Dari sikap dan cara bicaranya saja aku tahu kalau mereka adalah sampah.Mereka pergi begitu saja karena sepertinya ada yang harus mereka kerjakan.
Mungkin semacam tugas abal-abal untuk menyambung kehidupan mereka.hmm..Apa aku terdengar terlalu kasar?.Hahaha

Sudahlah.Akan aku lanjutkan.Saat itu aku yakin ada sesuatu yang terjatuh.
Tidak.Aku memang melihatnya.Aku memungutnya dan berniat mengembalikannya karena sepertinya itu penting untuk mereka.
Tapi setelah kulihat,aku mengerutkan kening.Tristan.Aku bertanya-tanya. Kenapa mereka mencarinya.Apa hubungan dia dengan mereka.

Aku penasaran jadi aku mengikuti mereka.Namun karena taksi payah itu aku tertinggal.Saat sampai disana aku melihat sebuah mobil yang ringsek menabrak pohon dan juga ada motor.
Jika mereka melakukan rencana dengan skenario kecelakaan mereka tidak akan meninggalkan motor mereka begitu saja.Jadi aku iseng mengintip kedalam mobil.Seperti dugaanku,tidak ada seorangpun disana.Tapi aku melihat ada jejak darah dan rerumputan diinjak yang memasuki hutan.

Rasa penasaran makin menggerogoti otakku.Aku tidak bodoh,sebelum aku menyusul mereka,aku menghubungi polisi dan melaporkan adanya kecelakaan.Alasannya?.Tentu saja mereka pasti akan menyelidiki ini dan aku terekan dalam black box taksi itu.Setidaknya aku harus punya alibi.

Tidak perlu memakan waktu yang lama aku menemukan mereka.Aku bersembunyi dibalik semak-semak.
Bukankah menonton itu hal yang paling menyenangkan?.

Aku melihat tristan yang babak belur mulai tersadar.Mereka juga melakukan pembicaraan yang membosankan.Apa mereka tidak menyadari sebentar lagi malam tiba.
Dan saat itu juga aku mulai merasa bosan,aku berniat pergi dari sana dan melaporkan kepolisi lagi.Entah kenapa polisi belum menemukan tempat ini padahal aku sudah melaporkannya.Menyebalkan bukan.

Tapi saat aku keluar dari tepat persembunyian, aku melihat seorang pria paruh baya yang menuju tempat itu.Aku tidak tahu siapa,tapi sebut saja dia paman.Sepertinya paman itu seorang penebang pohon jika melihat golok yang ia bawa.Aku tidak ingin terlibat,tapi karena paman itu melihatku aku terpaksa berakting didepannya.

Aku berlari kecil menghampirnya sambil menangis tersedu-sedu dan juga dengan wajah ketakutan.Aku melaporkan apa yang aku lihat.Aku memohon padanya.Siapa sangka dia langsung merespon dan ingin membantuku.Dasar orang baik!. Eh kenapa aku terdengar seperti orang jahat?.Yah,sepertinya memang aku harus menyelamatkan tristan melalui paman ini.

Kami menghampiri mereka.Saat itu aku melihat salah seorang dari mereka membawa pisau dan siap menusuk tristan.Aku berteriak memperingatkan tristan.Meski sudah meihatnya tetapi tetap saja dia tertusuk pria itu.

Aku menghampirinya,menanyakan keadaannya sambil menangis tersedu-sedu.Dia terlihat mulai kehilangan kesadarannya.Aku menekan lukanya,untung saja itu tidak terlalu fatal jadi dia tidak akan mati.

Paman itu berhasil melukai salah satunya menggunakan goloknya itu.Tetapi aku meragukan dia bisa mengatasi mereka semua.Jadi aku menghubungi polisi-polisi payah itu untuk kedua kalinya.Aku melakukan hal yang sama,sambil menangis histeris,ucapan yang terbata-bata dan berputar-putar.Dan ditambah teriakan diakhir kalimat.Sederhana dan klise tentunya.

Setelah itu aku melihat tristan mencoba membuka matanya.Aku pikir dia akan sadar jadi aku menangis sambil memohon padanya untuk membuka matanya.Aku tahu dia sempat melihatku.Dan entah kebetulan darimana darah menyiprat kearah kami dan aku berteriak.
Menjijikan.emm maksudku ketakutan.

MY LITTLE SECRET Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz