Chapter 11 (2)

67 5 0
                                    

Argh...dimana ini?.Tunggu!,Taman bermain dan jalanan ini?.Dan,,,,,orang yang sedang mendekat itu.Tidak.aku harus pergi dari sini.Jika aku pergi dari sini mungkin saja.."

"Hey kau sendirian?,!,apa kau mau?"

Tidak.Aku harus menghindarinya.
Kakiku,kakiku tidak mau bergerak.
Jangan menerimanya.Tanganku,
tanganku bergerak sendiri.Aku harus menghentikannya.

"Gadis pintar!.Apa kau menyukainya?.
Aku punya beberapa lagi.Apa kau mau ikut denganku?."

Argh aku tidak bisa menghentikannya.
Seluruh tubuhku bergerak sendiri.
Argh..gelap.Aku tidak bisa melihat apapun.Eh aku bisa melihat cahaya samar-samar.

*Kau sudah bangun?.Pas sekali kita sudah sampai.Ayo!,aku akan menggandengmu."

Tidak.Aku harus menolaknya dan lari dari sini.Orang ini,bangunan yang ada didepanku,juga orang-orang itu,,,tidak aku tidak bisa melakukan apapun.

Aku masih mengingat rumah ini.Terlihat seperti rumah biasa,
permasalahannya adalah lantai bawah tanahnya.Sama persis seperti yang ada diingatanku.Barang-barang aneh itu dan orang-orang berseragam didepanku sekarang.Juga,tangan hangat yang awalnya mengajaku kesini malah meninggalkanku.Dan pergi menggandeng pergi anak kecil lain yang seumuranku.Orang yang tadi tersenyum ramah padaku,
sekarang meninggalkanku di neraka ini tanpa melihat kebelakang.

Jika saja orang itu menoleh kebelakang apa dia akan berubah pikiran.Jika saja saat itu aku memohon padanya untuk membawaku bersamanya.Jika saja saat itu aku tidak ikut bersamanya.
Jika saja saat itu aku tidak menerima permen darinya.Jika saja saat itu aku langsung lari saat dia mengajakku bicara.Jika saja aku,jika saja aku-

Ukh...hosh hosh hosh

Nafas parisya tersengal,keringat dingin juga membasahi wajahnya.
Saat membuka matanya hanya ada warna putih buram dan kemudian semakin jelas.Dia mengatur nafasnya.

"Ternyata hanya mimpi.Lagi-lagi aku masih berharap kejadian itu tidak terjadi",gumam parisya sambil mengusap wajahnya.Dia menatap kamar yang bercat putih itu.Dia sedang berada disalah satu tempat yang dia benci.Apalagi kalau bukan ruang rawat inap rumah sakit.Parisya beralih posisi keduduk.Meski luka diperutnya itu sama sekali bukan apa-apa untuknya.Suara pintu terbuka dan muncul seseorang.

"Kau sudah sadar,apa perlu memanggil dokter?",tanya Henry,
paman sekaligus pengacaranya.

"Tidak perlu.Tapi aku tidak ingin berada disini.Jadi bisakah paman mengusahakan aku pulang hari ini?",tanya parisya sambil menurunkan kakinya dari ranjang.Karena dia melihat jam yang menunjukan pukul setengah 7.

"Aku tahu kau tidak nyaman berada disini.Tapi bertahanlah sampai besok.Kau baru saja sadar bagaimana bisa langsung pergi begitu saja",usul Henry lagi.Sebagai pengacara sekaligus wali yang ditunjuk Grind sudah pasti dia tidak tahu apa-apa mengenai parisya selain pengetahuan umum.

"Kalau begitu aku akan-"

Klek...

"Pari!",panggil emely yang baru saja datang dan langsung berlari mendekati parisya.Matanya yang berkaca-kaca sudah menjelaskan semuanya.Baru datang dia langsung menyerbu parisya dengan pertanyaan.Parisya menjawabnya dan berusaha mengatakan kalau dia sudah baik-baik saja.

Tidak hanya emely,marko dan tristan juga datang.flDilihat dari mereka yang masih memakai seragam sudah jelas mereka langsung kesini setelah kelas berakhir.Tapi tristan memakai jaket,meski tertutupi tapi parisya tahu baju seragamnya terkena noda darah.Melihat itu semua,henry pamit keluar dulu.Dia tidak ingin mengganggu mereka.

MY LITTLE SECRET Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang