Episode. 99

410 36 1
                                    

Hari telah berganti hingga salju yang jatuh dihari pertama telah gugur dua hari menjelang keberangkatan Celine dan Jihop ke Indonesia. Celine sengaja tak mengabari Ashel mengenai kepulangannya kali ini. Sebab, ia tak ingin Ashel terlibat dalam aksi pembalasan dendamnya nanti. Meski ia tahu sasarannya kali ini adalah dari pihak yang sama sekali tidak bersalah. Tapi janji yang pernah ia ikrarkan pada dirinya sendiri tetap harus ia lakukan. Sebab, Celine merasa haram jika ia berani seenaknya melanggar janjinya sendiri setelah ia mengucapkan dengan sepenuh ego kala itu. Meski pada dirinya sendiri sekalipun. Lagipula, ia bukan tipikal orang yang suka mengingkari janji. Pantang baginya untuk menarik ucapannya sendiri.

"Kalau begitu mari kita berdoa sebelum perang." ajak Jihop padanya.

__________________________

________________

Lima hari telah berlalu. Celine dan Jihop sudah ada di penginapan dengan kamar yang berbeda sejak tadi malam tiba di Jakarta. Penginapan itu bukan jenis penginapan elit atau kelas atas. Melainkan penginapan biasa yang juga digunakan oleh para oknum. Celine sengaja memilih tempat itu agar kelak jika sesuatu terjadi, identitasnya tak ada yang mengetahui. Sebab, menginap di tempat itu tidak perlu menunjukkan kartu identitas, selagi nominal lebih bisa meyakinkan.

_______

Kini, sudah lebih dari 20 profesor terbaik dibidangnya yang di datangkan dari mancanegara oleh Gistavo untuk memeriksakan tatto yang ada pada istri dan ketiga anak serta teman-temannya itu, namun semuanya berujung dengan pernyataan: kalau tidak ada apa-apa pada tatto tersebut. Katanya, itu hanya tatto temporer biasa yang seiring waktu akan mengabur kemudian lenyap. Dan memang benar. Tatto itu kini sudah memburam. Tapi tetap saja, gambar sekilas yang dilihat Reva adalah lambang Nazi. Tapi jika diperhatikan baik-baik lagi, bukan.

Tak ada satu profesor pun yang dapat mengetahui apa maksud dari lambang tersebut. Kecuali profesor Jinan, mungkin. Namun sayang, Gito tidak dapat mendatangkan profesor tersebut. Baik secara pribadi maupun kepentingan penyelidikan dari aparat negara seperti BIN. Itu karena Jinan adalah WNA (Warga Negara Asing). Yang mana proses hukum yang lebih berwenang adalah berasal dari negaranya sendiri. Ironinya, Jinan punya Kartu Asal Negara dari banyak negara. Itulah yang menyebabkannya sulit diselidiki selain perihal hacker legend yang dimilikinya.

Tak hanya profesor yang dikerahkan, bahkan belasan dokter yang memeriksa demi mencari tahu penyebab serangan sengat yang diduga berasal dari tatto tersebut, juga berujung nihil. Tak ada yang bisa menemukan apa pemicunya

Dan kini, segalanya masih tetap berjalan sebagaimana semestinya. Hanya saja kadang mesti dibuat bingung lagi ketika sengatan itu kembali menyerang.

"Apa kita ke dukun aja kali ya, Pa?" tanya Dey disuatu pagi ketika anak-anaknya masih pada di dalam kamar masing-masing karena sudah memasuki libur tengah semester. Dan sekarang adalah tanggal 24 Desember.

"Hussshh! Kamu ini. Masih aja percaya gituan. Kita masih punya dua Tuhan, Ma." sahut Gistavo mengingatkan. Ya, Tuhan Gistavo dan Tuhan Dey memang berbeda. Jangan tanyakan bagaimana caranya mereka berdua bisa menikah walau terhalang oleh tembok paling tertinggi itu. Biarkan itu menjadi rahasia antara mereka dan Tuhannya saja.

"Tapi ini bukan yang pertama anak-anak rasakan, Pa. Bahkan mama pun juga ngerasain. Itu nggak cuma sekali duakali, melainkan berkali-kali." kata Dey meyakinkan.

Mantan anak-anak club aster beserta Gracia memang tidak hanya sekali saja merasakan punggung mereka seperti disengat tiba-tiba seperti di rooftop waktu itu. Bahkan saat-saat tak terduga seperti sedang makan atau tak melakukan kegiatan apapun. Sengatan itu bisa datang tiba-tiba. Anehnya ketika diperiksa ke dokter tidak ada yang tahu penyebabnya apa.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Where stories live. Discover now