Episode. 92

326 34 0
                                    

"Adel!" panggil Ashel ketika ia tiba di kafe Andarach setengah jam setelah Reva dan Flora tiba di sana.

Reva langsung geserin gelas minumnya ke hadapan Ashel.

"Makasih." kata Ashel seraya meminumnya sebentar.

"Jadi, apa yang mau kalian katakan sekarang?" tanya Reva pada keduanya. Pasalnya tadi di sekolah, Flora sama Ashel tuh kayak bikin gelagat mencurigakan gitu. Bisik-bisik terus sambil sesekali nengok ke gedung seberang, lebih tepatnya gedung anak kelas XII. Sebenarnya Reva sudah berusaha untuk tidak begitu peduli dengan apa yang mereka lakuin. Tapi lama-lama kepo juga. Jadilah sekarang, Flora ngajakin ngomonginnya di kafe Andarach pas pulang sekolah. Namun, berhubung Ashel harus ngisi bahan bakar dulu di pom minyak, alhasil dia jadi setengah jam lebih terlambat.

Eits, kalian jangan julid dulu dengan ngomong begini ya "mobil elit ngisi minyak sulit". Nggak boleh. Karena emang tuh kebetulan antrian pertamax juga lagi banyak. Makanya telat.

"Jadi, tengah malam waktu itu kita berdua nyariin lo sama Azizi barengan dengan duo hacker sibling." ucap Flora dengan suara pelan guna memastikan sekitar agar tak ada orang yang mencoba mencuri dengar obrolan mereka.

"Hacker sibling?" Reva mengerutkan dahinya.

"Bang Suga sama Freya." kata Ashel yang membuat Reva terkejut (baru tahu) dan merasa heran. Lantas memilih mengangguk saja karena setidaknya ia sudah tahu siapa mereka.

"Ooh, terus?" - Reva.

"Langsung ke intinya aja, Flo." kata Ashel menyarankan.

Flora mengangguk menyetujui. "Jadi, pada malam itu pas kita lagi berada di kawasan area yang harusnya dekat sama lokasi kalian berkegiatan. Kita dihadang sama para TNI gitu. Katanya kita nggak boleh melintas karena disitu adalah tempat untuk latihan tembak para tentara. Terus, karena merasa ada yang nggak beres, akhirnya bang Suga meretas jaringan yang ada di lokasi tersebut. Dan ternyata.... coba tebak apa yang kita lihat di layar laptopnya bang Suga??" ucap Flora yang membuat Reva mendengus tidak sabar.

"Ci Shani lagi gorok leher orang, Del!!" seru Ashel yang seketika terbungkam dengan perkataannya sendiri. Tiba-tiba ia jadi langsung teringat dengan cerita mengenai keluarga Reva tempo hari.

Ashel langsung merasa bersalah seraya langsung memeluk Reva sambil berbisik kata maaf berulang kali. Tapi yang dipeluk justru biasa-biasa saja dan terkesan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Ashel barusan.

"Lo salah lihat kali, Shel." kata Reva begitu Ashel melepas pelukannya. Sedang Flora yang lihatin dari tadi cuma masang wajah datarnya saja tanpa berkomentar.

"Gue juga lihat kali, Del. Jelas banget itu ci Shani. Sayang aja sekarang rekamannya lenyap." - Flora.

"Terus, ci Shani di mana sekarang? Perasaan tadi di sekolah gue nggak lihat ci Shani sampai jam pulang deh." - Reva.

"Nah, itu. Kenapa tadi kami terus-terusan ngintip ke kelas seberang. Kita juga lagi nyariin ci Shani waktu itu." - Ashel.

"Bentar. Terus, apa hubungannya sama gue yang katanya menurut kalian hilang? Gue sih jujur aja ya nggak ngerasa sama sekali pernah pergi ke club aster setelah beberapa kali minggu dibatalin terus. Gue juga nggak ada ingatan sama sekali selain kegiatan yang dulu." ucap Reva sambil mencoba ingat. Tapi nihil.

"Itulah yang jadi misterinya sampai sekarang, Rev." - Flora.

"Eh, ngomong-ngomong tadi pas sebelum gue nuju ke parkiran mobil. Gue sempat ke toilet dulu kan. Gue lihat ka Oniel naik tangga nuju ke rooftop. Terus nggak tau lagi kenapa gue ikutin aja karena penasaran. Eh, pas nyampe depan pintu rooftop. Ka Oniel langsung ngunci pintunya dari luar. Kalau nggak salah gue juga dengar ada suara Kathrina sama Cepio. Tapi gue nggak tau mereka lagi ngomongin apaan. Soalnya suaranya nggak begitu jelas kedengaran." cerita Ashel dengan menggebu-gebu.

"Perasaan biasanya gue lihat ka Oniel dekatnya sama ka Lulu dan Olla, deh. Kok, bisa mereka jadi bertiga gitu, ya?" - Flora.

"Kalian nyadar nggak, sih, kalau formasi mereka tuh ada pada saat-saat tertentu doang. Terus agak kelihatan kayak sembunyi-sembunyi gitu." - Ashel.

"Ka Oniel itu ketua club aster. Fiony sama kathrina ditunjuk sebagai asistennya. Mungkin mereka ngumpul buat obrolin masalah club aster." Reva mencoba berpendapat yang positif thinking.

"Lo nggak curiga sama club aster apa, Del?" Ashel.

"Kalau dibilang curiga, sih, ada. Sedikit. Tapi kalau dipikir-pikir lagi kan wajar nggak sih praktikij hal yang kayak begitu emang seharusnya mesti di tempat yang jauh dari keramaian." jawab Adel sambil mengunyah cookies.

"Gue nggak nyangka sama anak yang katanya langganan juara sekolah bertahan ternyata kalau pas lagi bego bisa sebodoh ini." ucapan Ashel membuat Flora jadi meringis kecil. Sedang Reva tetap asik dengan makanannya.

Reva berdecak sebentar sebelum akhirnya kembali bersuara. "Jadi, maksud kalian bahas tentang ci Shani, ka Oniel, Cepio, dan Kathrina di sini itu karena mereka semua ada hubungannya sama hilangnya kami sekeluarga beserta anggota club aster lainnya gitu? Dan club aster tercatat sebagai kegiatan yang mencurigakan serta tempatnya sekarang lagi diawasi oleh tenaga penyelidikan. Begitu, kan?" katanya yang langsung mendapatkan jentikan jari dari Ashel.

"Taraaaaa!!" seru Anin tiba-tiba dengan meletakkan tiga gelas minuman dingin di atas meja mereka. "Kalian kulihat - lihat ngomongnya serius banget. Santai aja napa mukanya. Nih, aku bikinin minuman baru dengan rasa yang pastinya bikin ketagihan. Cobain." ujarnya dengan tersenyum.

"Gratis, kan, Ka?" - Flora.

"Iya. Tapi abis itu kalian harus cuci piring sebelum pulang. Enggak deng becanda. Gratis kok gratis." jawab Anin sambil ketawa.

Obrolan mereka pun terus berlanjut tanpa membicarakan ci Shani dan anggota club aster lagi.

_________________

Oniel mengelap keringat yang sempat ada di dahinya menggunakan punggung tangan. Ia dan kedua teman tim-nya baru saja selesai menguburkan Shani ke dalam lubang galian dengan kedalaman sepuluh meter menggunakan mesin bor ---dengan suara yang sudah diredam. Sebelum menutup kembali lubang itu, ia menuangkan bensin lalu kemudian memantikan api dan melemparkannya ke dalam. Sebelum asap keluar dari lubang, Fiony langsung bergerak menutupi lubang tersebut menggunakan papan filter uap agar bau asap yang tertiup mengikuti arah angin, tidak menimbulkan bau daging gosong yang mencurigakan. Sehingga baunya pun setika berubah layaknya roti bakar. Enak namun mengerikan disaat yang bersamaan.

•••







Ditulis, 18 September 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang