Episode. 6

1.2K 115 2
                                    


"Ka Zee, kamu pulang duluan aja deh. Aku masih ada urusan." kata Reva sesaat teringat dengan parkiran motornya yang disengaja.

"Dih, iyadeh, si paling urusan, dah."

Reva hanya menyengir seraya lantas berjalan menuju arah kantin yang mana jalur kantin itu sendiri terhubung langsung dengan area parkir motor untuk anak kelas X. Ya, di sekolah mereka itu setiap lahan parkirnya disediakan khusus untuk setiap kelasnya.

Di situ juga ada gajebo. Biasanya dipakai buat guru piket yang lagi jaga untuk memantau oknum murid yang bolos. Nah, disitulah Reva duduk. Kebetulan hujannya juga sudah reda. Dia lagi main game. Kebetulan wifi-nya juga kenceng banget. Lumayan lah, pikirnya.

Tapi, hal itu tidak berlangsung lama. Sepuluh menit berlalu --ketika dia lagi sibuk membantai habis musuhnya. Gangguan eksternal datang.

"Heh, Mata Empat!!" seru Ashel menggebu-gebu. Reva kaget dan hampir menjatuhkan hapenya.

"Argh!! Lo ngapa balik lagi, sih!?" sahutnya tak kalah nyolot. Kesal karena heronya jadi mati.

"Motor kampret lo itu ngalangin mobil gue!" - Ashel.

Reva mengingat sejenak.
"Yaelah, ngalangin darimananya orang gue markirnya udah bener, kok." sahut Reva sengaja tengil.

"IYA SIH LO BENER NAROHNYA. TAPI ITU MEPET BANGET REVA FIDELA. MOBIL GUE JADI SUSAH BELOKINNYA! MINGGIRIN NGGAK SEKARANG! CEPET!!" Ashel tidak bisa menahan kesabarannya lagi kali ini. Untung teman-temannya sudah pada pulang duluan.

"Yaudah iya sabar! Mbaknya nyolot banget, sih. Lagian daritadi ngapain aja, dah." sahut Reva kesal tapi segera meraih jaket dan ranselnya.

"Bisa cepetan dikir nggak sih jalannya. Nggak usah di-slay-slay-in gitu. Gue gebuk lo." Ashel kesal karena Reva jalannya lambat banget. Sengaja.

Sesampainya di parkiran. Sepi banget. Udah nggak ada motor sama mobil lagi, kecuali milik mereka berdua.

Reva segera mengambil motornya seraya menyalakan dan menjalankannya. Tapi dia justru berhenti lagi tepat di depan mobil Ashel.

"Apalagi?" Ashel mulai cape.

"Besok jangan parkir di sini lagi. Ini wilayah gue!" serunya dengan membuka kaca helm full face-nya.

"Ya, bawel." sahut Ashel dengan menaiki mobilnya. Reva hanya mengacungkan jempol seraya menjalankan motornya menjauh pergi.

__________________

Mobil Fiony

"Nah, kan, macet lagi

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

"Nah, kan, macet lagi. Ini pasti ulah dari banyaknya spesies manusia seperti adik beradik itu." keluh Fiony.

"Adik beradik siapa, Ce?" tanya Christy yang duduk di sampingnya. Dia tetanggaan sama Fiony, jadi pergi pulangnya semobil aja, biar hemat kata bapaknya Christy. Kadang Chika juga ikut nebeng sih. Tapi kali ini lagi nggak. Soalnya tanpa sepengetahuan keduanya, Chika ada yang antar jemput. Biasanya yang pakai seragam hijau gitu, atau nggak kuning.

"Siapa lagi, kembaran kamu itu lho." - Fiony.

"Kok, kembaran aku? Kalau kembaran aku berarti aku termasuk dalam adik beradik itu dong, Ce." - Christy.

"Maksud aku, Zee, Ka Ci Gracia, sama Reva. Mereka kan satu keluarga." - Fiony.

"Oh, iya ya. Tapi kan Ka Ci Gracia itu kakaknya, Ce. Bukan adiknya. Harusnya kakak beradik dong, Ce." - Christy.

"Emph, peribahasanya aja Christy." Fiony mulai capek.

"Wih, keren banget. Bahasa bisa ada perinya sekarang. Sejak kapan, Ce?" tanya Christy antusias.

"Kamu mau tau nggak apa hubungannya adik beradik itu sama kemacetan yang sedang kita hadapi saat ini?" sahut Fiony mengubah topik.

"Apa, Ce?"

"Karena mereka tuh berangkat ke sekolahnya masing-masing pakai satu kendaraan. Padahal, kan bisa ya satu mobil bertiga gitu. Lihat nih akibatnya sekarang, karena mereka memakai satu mobil satu orang, akibatnya jalan raya jadi kebanyakan mobil sama motor begini. Coba kamu bayangin, Christy, kalau misal di kota ini ada banyak orang seperti mereka. Apa yang akan terjadi dengan keberlangsungan kota ini dimasa depan nanti?" - Fiony.

"Ih, ini bukan sepenuhnya salah mereka tau, Ce. Tapi salah orang-orang yang paling depan itu yang ngapain di sana. Kenapa mereka berhenti coba? Terus, lagian juga, aku lihatnya pagi tadi Reva pakai motor Ce bukan pakai mobil." - Christy.

"Oke. Cukup. Mari kita sudahi percakapan ini. Aku sudah tidak sanggup lagi Christy. Aku capek, pengen istirahat. Pengen tidur sekarang Juga."

"Jangan tidur, Ce. Nanti mobilnya nggak gerak-gerak makin tambah macet yang belakang ntar."

"Ya Tuhan, aku lelah sekali!"

•••













Ditulis, 17 Juni 2022
Re-edited 6 September 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Där berättelser lever. Upptäck nu