Episode. 5

1.4K 122 0
                                    


"Marsha mah gitu, kasihan tau kaka gue udah efort banget nyariin sampe berani nyamperin tadi. Sekalinya didatengin nggak ditanggepin." protes Reva ketika mereka sudah balik ke kelas.

"Eh, apa sih, bukan gitu maksud gue ya Reva.
Lo jangan usah simpul simpul cepat, deh." bela Marsha.

"Padahal tadi kesempatan tau, Sha, lo bisa ngobrol banyak sama Ka Zee." tambah Olla sambil ngemilin kentang goreng milik Flora. Flora cuma ngelirik sebal karena Olla main ambil-ambil aja.

"Eh, guys! Tadi Ka Zee ke sini tau nyariin kamu Marsha. Terus kata aku kamunya lagi di kantin bareng dayang dayang." seru Muthe yang duduknya tak jauh dari mereka. Dia bicara begitu tak lupa sambil bersolek centil.

"Kan!" sahut Olla.

"Tau, nih, Marsha." - Reva.

"Kalian lagi ngomongin siapa, sih?" Ashel akhirnya buka suara karena tidak mengerti arah pembicaraan mereka sama sekali. Pasalnya tadi pas di kantin, ketika Zee nyamperin Marsha buat kasihin minuman (tapi nggak jadi karena ditolak sama Marsha), Ashelnya lagi basuh tangan di wastafel terdekat. Jadi nggak sempat lihat.

"Udah deh lo mending diam aja. Nggak usah sok akrab. Lo itu nggak diajak." Reva menyahut ketus.

"Apaan sih, orang gue tanyanya ke mereka bukan sama lo. GR banget." ucap Ashel tak kalah nyolot.

"Ka Zee its my fans, Shel." jawab Marsha dengan PD-nya. Olla mau protes tapi ucapan Marsha ada benarnya.

"Terus dia tadi nyamperin kita pas lo lagi basuh tangan. Ngasihin botol minum gitu. Tapi ya.. gitu." jelas Flora.

"Gitu gimana?" tanya Ashel.

"Kepo banget, dah." Reva menimpali.

"Berisik lo. Bisa diam dulu nggak." - Ashel.

"Nggak mau wawawawawafff--" Saking geregetannya Ashel menepok mulut Reva begitu saja.

"Buhh!! Jorok banget, sih, lo!" protes Reva dengan menepis tangan Ashel. Marsha, Flora, dan Olla yang melihat itu hanya tertawa menyaksikan keributan keduanya.

"Nggak usah ketawa lo pada!" - Reva.

"Makanya, jadi orang tuh mesti baik baik. Jangan sukanya gangguin orang mulu." tegur Ashel.

"Heh, gue tanya ya sama lo, gue kurang baik apa, hah? Gue udah biarin tempat parkir favorit gue lo rebut tadi pagi. Lo duduk samping gue sekarang nggak gue usir. Terus tadi juga lo abis keselek washabi langsung gue sodorin minum. Terusffhh---!! KENAPA MULUT GUE DITEPOK LAGI, SIH!?"

"Lo terlalu berisik, sumpah." sahut Ashel dengan meringis.

Reva tadinya mau mukul bahu Ashel, tapi nggak jadi karena Bu Sisca sudah siap berdiri di depan kelas.

"Awas lo!" bisik Reva dengan tatapan tajam melirik Ashel.

Ashel tidak menyahut seraya menjulurkan lidahnya bermaksud mengejek.

______________________

Hujan mengguyur begitu deras saat jam pulang sekolah.

"Kan, bener, gue bilang juga apa, Dul." ucap Olla sambil menyampirkan ranselnya. "Langitnya nggak bakalan cerah kalau lo bawa si roy."

"Mbaknya tolong mulutnya ya!" Reva tidak terima motor kesayangannya dikasih nama ngasal sama Olla. Bahkan dia sendiri aja belum ada ngasih nama dari semenjak beli.

"Ro---" Reva langsung melotot pas Ashel mau ngomong. Ashel jadi nggak jadi ngomong. Dia hanya menaikan satu sudut bibirnya ke atas. Bete? Jelas.

"Guys, gue duluan ya. Mau nonton anime baru, nih." ucap Marsha dengan bergegas keluar.

"Hadeh, memang ya dia." Olla menyahut sambil menggeleng.

"Gue duluan, Rev." - Flora.

"Gue juga." - Olla.

"Kenapa pada duluan, dah? Kan, bisa barengan keluar kelasnya." ucap Ashel yang ikut berdiri.

"Kalau mau barengan ya lo aja sana sama mereka." ucap Reva ketus.

"Ya emang guenya mau ikut bareng sama mereka, kok. Siapa juga yang ngajakin lo bareng. Nyebelin." Ashel tak mau kalah.

"Hadeh hadeh. Hayok, ah. Kita bareng-bareng keluarnya. Reva mah biasa nunggu sekolah sepi dulu baru pulang dia. Aneh anaknya emang." kata Kathrina seraya merangkul lengan Ashel begitu saja. "Nama gue Kathrina, btw. Sori baru ngasih tau sekarang." katanya lagi.

Ashel hanya tersenyum menanggapi. Kemudian mereka semua ---kecuali Reva--- meninggalkan kelas.

"Loh? Marsha-nya mana?" tanya Zee sesaat tiba di pintu kelas.

"Udah pulang daritadi. Kamu sih. Punya kesempatan nggak digunain. Lewat mulu kan." Reva mengompori.

"Ckh. Yaudah, sih. Masih ada hari esok kali. Santai aja brodi."

"Hmh." Reva beranjak berdiri dari bangkunya. Ia pun keluar diiringi oleh Zee. "Gimana? Hati aman nggak abis digituin di kantin?" tanyanya.

"Tidak boleh seperti itu, Christy! Kita tuh harus mensyukuri pada setiap air hujan yang turun. Karena kalau misal hujan itu tidak pernah ada. Maka para mahkluk hidup yang ada di bumi ini akan mengalami kekeringan." kata Fiony dari kejauhan. Dia lagi jalan bareng Christy, Chika, dan Indah. "Dan itu akan berakibat fatal untuk keberlangsungan kehidupan manusia kedepannya."

"Hadeh, udah jam pulang juga." desah Chika sambil memijat pelan pangkal hidungnya. Sedang Indah menepuk pelan pundaknya bermaksud menyabarkan.

•••













Ditulis, 16 Juni 2022
Re-edited 6 September 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang