Episode. 16

983 98 1
                                    


Kafe Anin | CAFFE ANDHARACH

Pukul 5 sore di CAFFE ANDHARACH cabang Sudirman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pukul 5 sore di CAFFE ANDHARACH cabang Sudirman.

"Wiiih, banyak banget makanannya, Ka. Ini gratis semua, kan?" tanya Reva pada Anin yang sedang berdiri menatap beberapa orang yang baru memasuki kafe. Peresmian kafe sudah selesai sejak 20 menit yang lalu. Sekarang semua pengunjung yang datang dipersilakan untuk mencoba menu masakan yang tersedia di prasmanan beserta air minum yang bisa dipilih sendiri. Mereka tak perlu antri lama-lama maupun berjejal untuk mengambil semua itu. Sebab, kafe yang dibuka oleh Anin kali ini lumayan sangat luas. Bahkan ia menyediakan kolam renang di area belakangnya. Pastinya tidak untuk direnangi. Hanya untuk dipandangi karena sudah dihiasi oleh lilin lilin cantik serta taburan bunga mawar. Kalaupun boleh, paling hanya sekedar mencelupkan kaki. Itu saja.

"Iyalah. Masa bayar untuk hari pertama buka. Kasih tester dulu lah sama pelanggan. Kamu nggak ikut ambil makanan juga?" sahut Anin.

"Nanti, deh, Ka. Masih belum laper. Em, aku mau nyamperin teman-teman aku dulu deh, Ka, kalau gitu." pamit Reva yang diangguki Anin. Ia lalu pergi menuju segerombol teman-temannya yang lagi berdiri di depan deretan etalase terbuka berisi beragam kue alias makanan penutup.

"Lo tampil jam berapa, Sha, bareng anak-anak F-High?" tanya Flora.

"Nanti, sekitar jam 7-an abis maghrib." jawab Marsha sambil menyicipi kue berperisa matcha.

"Sumpah, makanan di sini, tuh, enak enak banget. Gue jadi pengen makan semuanya, deh." celetuk Lulu sambil membawa piring besar dengan isian berbagai macam kue.

"Kalian kok nggak pada pulang dulu sih ke rumah? Ganti baju gitu? Marsha aja yang ntar tampil masih sempet ganti baju." tegur Reva sambil mencolek sedikit kue Marsha.

"Yakan dia mau tampil, Rev." - Kathrina.

"Ngapain ganti baju, kita pakai seragam gini aja udah cakep, kok. Lagian kan ntar bisa jadi referensi juga buat Ka Anin untuk memberikan harga terjangkau bagi anak sekolahan kayak kita. Ya nggak, Niel? Gue liat-liat lo asik banget makan, dah, Niel. Btw, tuh, telur gulung dapat darimana? Menunya ka Anin juga?" cerocos Olla.

"Iya. Itu ada banyak menu lainnya di sana, barisan makanan lawas gitu. Yang katanya rame dimakan sama anak generasi 90'an gitu." jelas Oniel seraya menunjuk both yang dimaksud. Saking luasnya kafe, malah lebih terkesan seperti restoran. Meski begitu, tetap saja di atas bannernya bertuliskan nama kafe, bukan restoran.

"Eh, Adel!!" seru Eve agak sedikit teriak.

"Wii, ada penguin!" sambut Reva dengan ramah dan hangat.

Teman-temannya yang melihat Reva seramah itu agak sedikit heran. Soalnya jarang-jarang Reva sehangat itu. Biasanya anaknya suka ngegas. Apalagi pas sama Ashel. Berantem mulu.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Where stories live. Discover now