Episode. 56

435 31 0
                                    

"Ma!" panggil Flora pada ibunya. Ia tidak langsung pulang ke rumah setelah sekolah usai. Melainkan ke toko bunga demi bisa mengobrol bersama ibunya. Soalnya kemarin sore saat dia diantar pulang oleh papanya (tanpa kejadian apapun), Ryu masih berada di toko bunga. Dan pagi tadi pun ia sudah berangkat lebih awal dari biasanya.

"Flora? Ada apa, Nak?" tanya Ryu sesaat tangannya disalim oleh Flora.

"Mama, are you okay?" sahut Flora balik nanya seraya menyentuh lengan ibunya yang terasa hangat.

"Mama okay sayang. Mama baik-baik saja." sahut Ryu dengan tertawa tenang.

"Tapi muka mama pucat. Badan Mama juga panas. Kita ke rumah sakit, yuk, Ma." - Flora.

"Mama nggak apa-apa sayang. Ini paling cuma kecapean doang, kok. Nanti sebentar lagi juga bakal baik-baik aja. Jadi, kamu ada apa sampai samperin mama kemari, hm?" tutur Ryu dengan lembut.

"Gapapa, Flora cuma kangen aja sama Mama." jawabnya yang padahal sebenarnya ia khawatir jikalau ayahnya mendatangi ibunya kemari. Ia tidak tega kalau sampai ayahnya berbuat kasar pada ibunya lagi seperti waktu dulu.

"Ya sudah, sini kita makan bareng dulu ke warung depan. Kamu pasti laper, kan?" ajak Ryu.

"Iya, Ma."

Belum sampai langkah keduanya membawa untuk pergi ke warung makan yang ada di seberang toko, tiba-tiba saja mereka mematung sesaat berhadapan dengan seseorang yang berdiri di depan keduanya.

"Mas!?" "Papa!?"

____________________

Jam 6 sore menjelang magrib, adalah waktu selesainya latihan Marsha dan anak-anak F-High. Sebagaimana janji yang pernah terucap dari mulut Azizi sewaktu Marsha masih sakit kala itu, ia pun tengah duduk di bangku panjang di depan studio dance seraya menikmati angin sepoi sepoi yang menerpa wajahnya. Tadinya ia di dalam, tapi karena merasa agak gerah ia pun memilih untuk menunggu di luar.

"Ka Zee!" panggil Marsha saat keluar sambil menenteng ranselnya. Wajahnya masih cukup berkeringat dengan punggung baju yang basah. Ia tidak mengenakan seragam sekolah, melainkan kaos putih agak kebesaran dan celana kain warna hitam selutut.

"Istirahat dulu, Sha, bentar sini." ajak Zee menyuruh Marsha untuk duduk di bangku sebelahnya.

"Wedeh, yakin dari tadi siang kamu cuma nungguin di situ doang, Zoy?" goda Gracia sesaat keluar disusul oleh yang lainnya.

"Iyalah. Udah nahan lapar pun aku, nih." sahut Zee dengan mengusap perutnya.

"Ck, kenapa tadi nggak pergi cari makan dulu sih, Ka." ucap Marsha seraya mencoba buka tutup botol minumnya tapi agak susah.

"Gamau, aku maunya makan bareng kamu aja." kata Zee nyengir seraya ambil alih botol Marsha dan membukakannya dengan gampang.

"Weishh! Makasih, Ka!" seru Marsha yang hanya diacungi jempol sama Zee.

"Ck, kita pulang aja yuk, Ci. Males banget liatin dua bocil lagi butem." kata Gracia dengan melirik julid.

"Zee, Marsha, kami duluan, ya. Kalian hati-hati pulangnya." kata Shani kemudian.

"Zoy, kamu kalau jadi ikutan club Aster, jangan lupa pulang dulu ya ganti baju!" peringat Gracia sebelum berjalan menjauh.

"Iyaaa!" kata Zee sambil melambaikan tangannya pada Shani.

Ctash!
Ikat rambut Marsha tiba-tiba putus. Bersamaan dengan itu ada angin yang lumayan kencang seperti sekongkol untuk berhembus tepat ke arahnya.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Onde histórias criam vida. Descubra agora