Episode. 76

378 36 4
                                    

Asrama Hejan Vazden Rougtz adalah sebuah bangunan tua peninggalan Belanda yang dulu sempat digunakan juga untuk para TKI belajar sebelum diterbangkan ke negara tempat mereka bekerja. Asrama itu terletak di sebuah kaki gunung Seran dengan banyaknya tanaman rambat yang menutupi seluruh dindingnya. Bahkan bangunan tersebut nyaris tidak kelihatan saking lebatnya semak-semak yang menutupinya. Entah sudah berapa puluh tahun bangunan itu terbengkalai. Yang jelas, nama bangunannya tidak begitu familiar lantaran letaknya yang sama sekali sukar untuk disadari. Bahkan para pendaki yang pernah melintas di depan bangunan itu pun sering tidak sadar kalau ada bangunan tua di sana. Yang orang-orang tahu hanya di sekitar gunung terdapat villa yang tertimbun akibat gempa bumi hingga melongsorkan tanah sampai mengubur villa.

Tempat itu tadinya sempat menghilang dari radar yang ditemukan oleh Freya kalau saja ia tidak cepat mengunci titik lokasinya agar tidak kehilangan arah tuju lagi.

Tadinya Indah sempat berpikiran untuk tidak ikut bersama Freya dan Chika begitu mendengar berita mengenai mamanya Marsha. Tapi setelah dikasih tau Freya kalau Marsha dari kemarin lagi sama teman yang paling dekat sama dia sekarang, yakni Zee. Akhirnya Indah pun hanya mengirimkan pesan singkat pada Marsha.

To: Marsha

Marsha semangat! Kaka yakin kamu pasti bisa lewatin ini semua. Banyak yg sayang sama kamu, Sha. Jgn pernah merasa sendiri ya.

Begitu isi pesan yang hanya dibaca oleh Marsha tanpa berniat sama sekali untuk membalas. Orangnya lagi nginap di coottage tempat Azizi ajak kemarin.

Seperti permintaan Freya pada keduanya kemarin, diransel mereka masing-masing kini sudah menyiapkan beberapa sajam untuk diperlukan saat sesuatu tak terduga mengancam mereka nanti di dalam. Padahal, sebenarnya mereka mau perginya kemarin. Tapi nggak jadi lantaran waktunya terlalu mepet sama senja. Maka jadilah di pagi menjelang siang sekarang mereka gas-ngeng lakuin eksekusinya. Kebetulan sekali tadi seluruh sekolah dari 48 Group melakukan rapat bersama anggota dewan, sehingga semua murid dari sekolah negeri maupun swastanya dipulangkan dengan cepat.

"Vibes-nya berasa lagi kayak masuk ke genre horor, ye." celetuk Chika saat mereka tiba di depan gerbang pintunya yang kelihatan seperti semak belukar.

"Buruan deh kita masuk sekarang. Ntar keburu malam." ucap Indah sambil melihat ke sekitar. Ia bukannya takut atau apa. Hanya saja menurutnya, keselamatan diri pada malam hari itu jauh lebih rentan dibanding saat matahari masih terang benderang seperti sekarang.

"Baru juga jam 10 pagi, Ka. Tenang. Setan juga paling masih pada molor." sahut Freya mencoba untuk mencairkan ketegangan.

"Ini cara buka pintunya gimana, ya?" tanya Chika sambil mengamati pintu yang sama sekali tidak terlihat seperti pintu.

"Kalau orang-orang itu beneran dibawa ke sini. Pasti ada akses pintu lain untuk mereka masuk kalau misal gerbang ini nggak bisa dibuka." kata Indah dengan berpikir.

Freya tak menyahut seraya menatap ke sekeliling dan menyadari adanya ranting pohon yang tertancap di tanah. Ia kemudian beranjak mengampiri satu-satunya ranting yang tertancap tersebut.

"Kenapa, Frey?" tanya Chika dengan mengampiri.

"Sepertinya jalan masuknya ada di sana." kata Freya dengan menunjuk semak yang membentuk mirip muara goa yang di dalamnya dipenuhi akar pohon dan lumayan gelap.

"Ih, bukannya itu sarang reftil, Frey. Nanti kalau kita kenapa-kenapa di sana gima---" belum selesai Indah bicara, suara seorang pria dewasa mengintrupsinya mereka dari belakang.

"Freya! Kamu sedang apa di sini!?" katanya dengan menatap penuh menyelidik. "Jangan bilang kamu.... " Suga tak menyambungkan kata-katanya lagi begitu Freya menyahut dengan mengangkat kedua alisnya.

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Where stories live. Discover now