Episode. 80

341 31 3
                                    


Siang ini, beberapa hari sebelum kegiatan club aster kembali diadakan setelah seminggu lalu sempat ditunda, Oniel berhasil membujuk Shani untuk pergi bersamanya tanpa Gracia yang biasa selalu mengintilinya kemana-mana. Oniel mengajak Shani untuk pergi ke suatu tempat dengan alasan membalas budi.

Jadi dulu, sekitar 7 atau 6 bulan lalu (semestar 2), waktu mereka masih kelas XI. Di sekolah pernah mengadakan pertunjukan drama theater di aula. Shani ditunjuk sebagai pemeran utama dalam cerita novel Imaginareal, menjadi tokoh  bernama Verlyn yang sedang koma, tapi arwahnya bisa keluar dan berjalan kemana-mana. Lalu kemudian suatu hari arwah itu bertemu dengan seseorang yang bisa melihatnya. Namanya Zarrel (diperankan oleh Gracia). Ia meminta tolong pada Zarrel untuk mencari tahu siapa yang sudah membuat dia koma. Sebab, Verlyn tidak dapat mengingatnya.

Pada saat pertunjukan tengah berlangsung, semua orang tak henti-hentinya memuji Shani akan bagaimana pandainya ia dalam ber-acting. Oniel yang pada saat itu ditunjuk menjadi pemeran jahat --yang menjadi penyebab Shani bisa koma-- pun juga tak hentinya mendapatkan cibiran. Padahal, semua orang pun tahu kalau semua itu hanya cerita fiktif. Tapi entah kenapa, komentar yang dia dapatkan terasa seperti ia tengah di-bully secara verbal. Tak berhenti sampai disitu, bahkan ketika dramanya berakhir pun, orang-orang yang menonton tetap mengata-ngatai Oniel.

Dan yang lebih parahnya, suatu hari dijam pulang sekolah, Oniel sempat mau dilempari pot bunga kalau saja Shani tidak segera mendorongnya hingga pot bunga itu jatuh mengenai punggung Shani sendiri karena telat satu detik untuk turut mengindar. Sejak hari itu, Shani cedera punggung dalam beberapa bulan.

Ketika berapa bulan berlalu dan cidera punggung Shani sudah sembuh.
Cacian dan hinaan yang didapatkan Oniel sudah tidak lagi ada. Mungkin mereka semua sudah melupakan cerita tersebut. Tapi tidak dengan Shani. Seluruh murid yang ada di SMA Negeri 48 jadi makin sangat menyukai dirinya. Entah karena kecantikan wajahnya, atau karena begitu pandainya ia memerankan diri saat ber-acting yang saking ahlinya sempat dikira ia seperti tidak acting.

Oniel tidak suka itu.

Ia tidak suka dengan bagaimana cara pandang orang-orang terhadap dirinya dan Shani sangat berbanding terbalik dan amat sangat berbeda. Meski ia tidak benar-benar dibenci, namun melihat akan bagaimana Shani yang selalu dipuji disepanjang ia berjalan menelusuri koridor sekolah, membuat perasaan iri dan dengki itu bersemayam dalam diri Oniel.

Selama ini ia hanya tidak pernah menunjukan saja. Ia bersikap seolah sangat menyukai Shani sama seperti orang-orang lainnya kagum dengan Shani. Oniel selalu punya pikiran untuk mencelakakan Shani. Tapi ia selalu tidak punya waktu lantaran sering kali menjalankan perintah dari tuan Jake. Dan pula, kesempatannya pun sering tidak ada.

Hingga akhirnya sekarang, dengan bermodalkan mengingat pengorbanan yang dulu pernah dilakukan Shani untuknya. Oniel pun berhasil mengajak Shani pergi ke suatu tempat. Tidak hanya berdua, ada Fiony yang turut bersama dengan mereka. Oniel bilang, Fiony lumayan bisa diandalkan dalam membaca google maps. Sekarang. Tidak ketika pada saat mereka masih tinggal di Rusia. Fiony selalu menjadi yang menyesatkan.

Alasan kenapa Fiony sampai bisa ikut? Anaknya sendiri yang mengusulkan diri ketika Oniel lagi ngobrol di perpustakaan waktu ngajak Shani.

"Shan, sendirian aja?" tegur Oniel saat menemukan Shani di perpustakaan lagi baca buku tanpa Gracia yang menemaninya.

"Iya, nih. Gracia lagi main basket di lapangan." sahut Shani dengan tersenyum ramah.

Oniel hanya manggut-manggut seraya ikut duduk di samping sambil bawa satu buku yang main asal comot saja. Judul bukunya encante.

"Shan, boleh ngomong sebentar?" tanya Oniel lagi.

"Iya, ngomong aja." - Shani.

"Gini, gue tahu kejadian ini udah lumayan lama banget. Tapi, gue ngerasa masih belum afdol kalau cuma ngungkapin rasa terima kasihnya tanpa lakuin sesuatu." - Oniel.

"Maksudnya?" - Shani.

"Lo mau nggak gue ajak pergi piknik ke puncak nanti sore?  Eit, jangan mikir yang nggak-nggak dulu tapi. Gue ngajakin karena mengingat hal yang dulu pernah lo lakuin ke gue. Masih ingat kan dengan lo yang pernah lindungin gue dari jatuhnya pot bunga yang dilempar dengan sengaja sama kaka kelas waktu itu?" cerocos Oniel yang membuat Shani yang mendengarnya jadi terkekeh geli.

"Iya iya, ingat, kok. Mau kapan? Hari ini, kah?" - Shani.

"Kalau lo nggak keberatan?" - Oniel.

"Nggak sama sekali. Kebetulan aku juga nggak ada kegiatan apa-apa hari ini. Gracia juga kayaknya bakalan sibuk sama mainan billiard yang baru dibeliin sama papanya, deh." kata Shani dengan tersenyum.

"Oke--"

"Aku ikut!!" sambar Fiony tiba-tiba. "Nanti aku kasih tumpangan gratis, deh, di mobil aku. Plus aku yang nyetirin. Tenang aja aku udah jago banget tau sekarang baca maps." kata Fiony dengan pongahnya.

Maka disinilah mereka sekarang. Di suatu puncak bukit dengan nyaris tak ada siapa-siapa kecuali mereka bertiga.

Pemandangannya sangat indah. Ada banyak sekali tanaman bunga dandelion bertebaran. Membuat Fiony jadi tergelitik untuk memetik kemudian meniupnya. Hal itu dilihat oleh Shani yang kemudian mengikutinya.

Selagi keduanya tengah asik, Oniel sudah menelpon beberapa orang kepercayaannya untuk membersihkan area dan mengamankan sekitar. Tak lama kemudian, Kathrina datang dengan Jasper yang manja minta digendong.

"Tidak ada yang mengikutimu dalam perjalanan kemari, kan?" tanya Oniel begitu Kathrina tiba di depannya.

"Aman, Ka. Semuanya beres!" ujarnya dengan mengusak-ngusak kepala Jasper. "Jasper juga baru sedikit aku kasih makan." ucapnya lagi.

Oniel mengangguk-ngangguk menanggapi.

______________

Karena dilarang untuk memasuki kawasan puncak, Chika dan Indah yang sedari tadi membuntuti mobil Kathrina dengan radius 100 meter itu pun akhirnya memilih menggunakan robotcam lebah demi memantau apa yang akan dilakukan Kathrina dengan seekor anjing yang baru dilihat Indah. Seingatnya, Kathrina hanya punya satu anjing berwarna putih berjenis pitbul.

Dengan keahlian Freya, robotcam lebah itu tidak akan terdeteksi oleh radar manapun.

"Kok, ada Ci Shani!?" seru Chika dengan mengerutkan dahinya saat melihat layar tablet.

"Jangan-jangan...."

•••













Ditulis, 2 September 2022

AFTER RAIN [48] | {Completed} (DelShel, ZeeSha, Greshan & CH2) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora