90- Resta Back Story V.2

204 19 1
                                    

***

Setelah Zio-san mengatakan itu ntah kenapa aku merasa terkejut, apa aku benar-benar akan menjadi Cerberus? Tapi dalam cerita kepercayaan ras furries, yang mengangkat ras furries menjadi pilihan adalah Inugami.

Bukannya aku tidak suka, malahan aku suka dan senang karena aku terpilih.

Hanya saja, aku berpikir sejenak. Siapa itu kami-sama? Kenapa beliau sampai mengangkatku menjadi Cerberus, beliau juga tau ras furries, bahkan Zio-san. Ah iya apa hubungannya Zio-san dengan sesosok yang ia panggil kami-sama itu?

"Ano Zio-san, apa Zio-san ada hubungan erat dengan kami-sama?"

Tatapannya yang masih mengarah ke atas langit. Dia tidak menjawab, dan hanya tersenyum. Semiliar angin kembali menyapu rambut kami dengan lembut.

Mataku menatap ocha yang ku genggam , kini tinggal setengahnya.

"Kau akan tau jika kau terus menatap ke atas langit"

Ucapnya membuatku termenung, apa maksudnya aku akan tau kalau aku menatap ke atas langit?

Resta pov off

***
.

.

Sudah seminggu Resta berada di kediaman Zio dan menginap disana. Bukan hanya itu, Zio membuat Resta berlatih keras disana. Hanya sebagiannya saja ia melatih, katanya. Katanya sih..

"Kalau di tanya hanya sebagiannya saja,  kupikir tidak akan seberat ini. Bagaimana nanti aku latihan sepenuhnya? Apa tulangku akan baik-baik saja?"

Resta terengah-engah dengan keringat bercucuran di sore hari. Kala itu ia mengayunkan bokuto atau sebuah pedang kayu, dari siang sampai sore.

"Aku gak pernah dengar kalau menjadi Cerberus pilihan latihannya seperti ini, berbeda dengan di desaku"

Keluhnya dalam hati, rasa haus menjalar di tenggorokannya yang kering. Lalu rasa perih di perut yang kosong minta di isi makanan.

Ia melirik sekilas Zio yang tengah terduduk manis di engawa, sambil memakan dangonya.

"U-ugh bisa-bisanya dia makan cemilan disana sambil melihatku menderita seperti ini T^T--ahh gak-gak!  Gak boleh seperti itu! Ayok harus semangat!"

Resta melihat kearah langit sore dengan gradasi biru ke jinggaan.

"Semangat kau pasti bisa Resta!"

.

.

"...4.998, 4.999, 5.000!-haa..!"

Bruuk!

"Sial, capek banget, rasanya pengen mati. Tanganku seperti mau putus saja"

Resta terbaring di rerumputan dengan terengah-engah lelah. Tubuhnya mati rasa semua, matanya samar-samar melihat  langit malam dan juga..banyak bintang disana.

"Yo?"

Zio datang menghalangi pandangannya, pemuda itu tersenyum.

"Aku membawakanmu makanan, Terima kasih sudah berjuang"

"Apa kau masih bisa bangun?"

"Badanku mati rasa semua tau" sahut Resta dengan suara serak

"Padahal aku hanya memberikan sebagiannya"

Resta yang mendengar itu reflek terbangun, ia protes menatap tak terima dengan apa yang di ucapkan Zio.

"Apanya yang sebagian?! Tulangku mau patah semua tau! Siapa yang membuat latihan berat seperti ini sih, kalau orang biasa yang melakukannya mungkin orang itu akan langsung mati karena kecapean-" Dumalnya tapi terpotong"

[PERJUANGAN]~Kimetsu No Yaiba x Readers~ Where stories live. Discover now