80-Kek kenal

494 71 12
                                    

***
Tanjirou pov

Pagi ini pagi yang cerah tapi, cerah bukan berarti menyenangkan haha maksudku..

Hari ini seperti hari-hari biasa aku menjalani latihan pemulihan diri bersama dengan Resta-san. Setelah kejadian pertarungan sengit itu, ku pikir akulah orang yang bangun paling terakhir. Tapi, dugaanku salah, luka yang lebih parah dariku adalah (y/n)-Nee.

"KUMOHON SADARLAH!"

"(NAME)-NEE-CHANN SADARRLAAAAAHHH!!"

AAGGRRHHH!!!

"TIDAK APA..PERTARUNGAN SUDAH BERAKHIR! NEE-SAN SUDAH MELAKUKANNYA DENGAN BAIK, JADI TOLONG KEMBALILAH SEPERTI (NAME)-NEE-SANKU. AKU MOHON..SADARLAH.."

"AGGRRHH!!"

"NEE-SAN SUDAH MELAKUKANNYA DENGAN BAIK! KUMOHON! SADARLAH!"

Saat  ia sadar dan menangis..

"Gomen-nasai to Arigatou..Tanjirou.."

"Tak apa semuanya sudah berakhir"

"Hiks maafkan aku..maaf maaf maaf.."

Memang melegakan pertarungan sengit dengan iblis bulan atas itu berhasil di kalahkan, tapi (y/n)-Nee..

"AAAAAA sialan! Menyebalkan sekali!!" suara teriakan seseorang membuat lamunanku pecah.

Kulihat ekspresi wajah Resta-san yang errr terlihat tertekan dan meringis secara bersamaan(?)

Yah latihan untuk pagi ini seperti biasanya adalah pemijatan tubuh atau di sebut juga dengan melenturkan tubuh yang di bantu oleh trio loli ini. Bagianku sudah dari awal, sekarang giliran Resta-san.

"Ayo Resta-san! Kau pasti bisa!" ucapku menyemangatinya.

"Bisa-bisa palamu! Kau juga daritadi meneriaki hal yang sama, bodoh!" kesalnya berteriak padaku.

"A-ah ahaha itu.." aku hanya  menggaruk tengkukku yang tidak gatal

Yah memang ini agak menyebalkan, padahal dulu pernah melakukan ini. Tapi, karena tak terbiasa maka badan akan terasa kaku dan sakit.

"Oh ya aku sampai lupa, Ngomong-ngomong saat aku belum sadar. Apa ada yang mengirimku pedang baru? Pedang lamaku sudah rusak"Tanyaku pada ketiga loli itu.

Salah satu dari mereka menjawab, " oh itu-- sepertinya ada beberapa surat dari Haganezuka-san. Apa Tanjirou-san mau membacanya?"

"Tentu"

Lalu iapun memberikan beberapa surat padaku tapi,

Aku takkan membuat pedang untukmu
Aku membencimu! Mati aja sana! Mati kau keparat sialan!

Surat ini..aku hanya menanggapinya dengan senyuman miris.

Ahh yabai.. dia sepertinya benar-benar marah padaku, yah sebelumnya juga aku pernah mematahkannya. Tapi ini kan hanya retak di bagian ujungnya saja.

"Bagaimana ini.."

"Heh sepertinya ada yang sedang di marahi" ucap Resta-san dengan wajah mengejek tapi aku hanya bisa menghela nafasku pasrah.

Aku tersentak kecil sesaat hidungku menangkap suatu aroma yang familiar.

"Eh?"

"Kau kenapa?" Tanya Resta-san padaku heran.

Bau ini..

Aku bangkit dari dudukku untuk pergi keluar meninggalkan mereka yang berteriak memanggil namaku.

[PERJUANGAN]~Kimetsu No Yaiba x Readers~ Where stories live. Discover now