62. Carolyn

3.6K 235 16
                                    

Happy reading✨

Ketika realita sesuai dengan ekspektasi mu, is another level of happiness

author_

***

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun. Aku demi kamu, eh. Sudah dilewati, banyak kejadian yang Carolyn temui dari kisah hidupnya. Mulai dari kekerasan sosial yang dialaminya saat sekolah, pertemuan tidak sengaja dengan Airin dan Aileen. Bertemu keluarga kandung yang sudah lama dia nantikan, hancurnya dua antagonis, siapa lagi kalau bukan Amanda dan Selly. Penghianatan, terpecahkannya teka-teki hingga kasus kematian.

Seorang gadis yang sudah beranjak dewasa itu menghela nafas, menutup matanya sejenak. Kemudian kembali memandang kearah luar jendela kamarnya. Setetes air matanya jatuh, tangannya memegang sebuah foto yang dimana terdapat sepasang manusia. Keduanya tersenyum lebar sambil bergaya di depan kamera.

Dia Carolyn.

Carolyn tidak menyangka takdir dari seseorang yang berada di foto itu begitu menyakitkan. Kisah kehidupan yang di alaminya ternyata tidak semulus yang Carolyn lihat dan bayangkan. Dia ternyata lebih sakit dan menderita, yang dimana setiap mengingat itu membuat dada Carolyn menjadi sakit.

Pandangannya beralih pada foto tersebut, mengelusnya lembut. Air matanya terus mengalir, dadanya semakin sesak dan sakit. Masih tidak percaya dengan apa yang terjadi dua bulan yang lalu, orang yang pernah membuatnya sakit hati pergi untuk selama-lamanya.

" R-ray hiks " isak Carolyn memegang dadanya ketika mengucapkan nama laki-laki itu

Rayner Dhamendra laki-laki yang pernah menjabat sebagai sahabatnya yang ternyata hanya tipuan belaka. Dia meninggal dunia dua bulan yang lalu, akibat kecelakaan beruntun ketika ingin pulang ke rumah. Dia bertahan hanya beberapa jam, hingga pada akhirnya cahaya putih datang mengajaknya untuk pulang.

Tapi yang membuat Carolyn sakit adalah saat mengetahui fakta bahwa laki-laki itu tidak pernah merasakan kebahagiaan. Dia selalu di siksa oleh salah satu anggota keluarganya sendiri, hingga menyebabkan beberapa organ tubuhnya rusak di tambah lagi dengan kecelakaan yang menimpa. Rayner tidak terselamatkan, di detik kematiannya dia tersenyum tulus kepada Carolyn.

" K-kenapa saat hiks itu lo s-senyum Ray? k-kenapa? "

Bayangan ketika Rayner tersenyum terputar jelas di otaknya, seolah menandakan dia sudah bahagia dan tidak akan merasakan sakit lagi.

" R-ray, gue ngucapin banyak t-terima kasih s-sama lo hiks, gue h-harap lo b-bahagia di sana "

Carolyn mendongak, memandang bintang yang paling terang di antara yang lain. Dia yakin itu sahabatnya, Rayner.

Carolyn berterima kasih kepada laki-laki itu, karna sudah mau mengantarkannya ketempat seseorang yang di anggap sudah mati padahal tidak.

Seseorang yang menjadi musuh bebuyutan Sergio, siapa lagi kalau bukan Theo Mahendra. Pria lansia yang di panggil tuan oleh pria paruh baya bernama Brian, di rumah sakit kala itu.

Theo Mahendra ternyata selama ini tidak meninggal dunia, dia hanya mengasingkan diri dan menghapus semua jejak lalu menggantinya dengan kabar kematiannya.

Carolyn berhasil bertemu dengan Theo, dalang dibalik penculikan yang terjadi saat dia masih bayi hingga berpisah dengan keluarga Edward selama bertahun-tahun.

Theo tidak terkejut melihat kedatangan mereka, karna dia sudah berfirasat bahwa akan ada yang datang kepadanya. Tidak untuk bertamu, melainkan untuk mengantarkan nya menghadap sang pencipta. Carolyn, Sergio maupun Sherina tidak membunuhnya, pria itu meninggal karna penyakit yang dideritanya tepat dihari mereka datang ke sana.

CarolynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang