17. Carolyn

6.3K 337 4
                                    

Happy reading✨

***

Semenjak kejadian tadi, semua keluarga Edward tidak melanjutkan tidur kembali. Mengingat sebentar lagi masuk waktu sholat subuh, jadi mereka memutuskan untuk sholat berjamaah di rumah. Sholat di laksanakan di ruang tengah, karna memang di sana tempat yang sering mereka gunakan untuk sholat. 

Setelah selesai melaksanakan kewajiban, mereka semua berpencar melakukan kegiatannya masing-masing. Mulai dari para ibu-ibu berkutat dengan benda dapur, para bapak-bapak duduk bersantai di belakang rumah menikmati indahnya pagi. Lalu para anak-anak yang duduk tenang menonton televisi yang menayangkan film kartun pilihan Carolyn.

Untung saja hari ini libur karna tanggal merah, jadi mereka semua bisa bersantai dan berkumpul bersama. Di tambah lagi dengan kedatangan Sergio dan Sherina membuat suasana sedikit hangat, kenapa sedikit? Karna satu keluarga mereka tidak berada di sana. Siapa lagi kalau bukan anak Chalya yang masih belum di ketahui identitas nya oleh Carolyn.

" MAKANAN NYA SUDAH SIAP!! " pelaku yang berteriak adalah pelaku yang sama dengan kejadian tadi subuh, Chalya

Teriakan itu menggema membuat seisi rumah menutup telinga masing-masing, termasuk para pekerja.

Arken yang mendengar teriakkan dari istrinya itu menghela nafas kasar, memang sedari dulu Chalya selalu berteriak di manapun berada beda dengannya yang terkesan tidak banyak bicara dan tidak suka kebisingan.

Jika Chalya bukan istrinya, dia akan menyumpal mulut wanita itu. Tapi kenyataannya Chalya adalah istrinya, ibu dari anak-anaknya.

Apa yang di lakukan teman-temannya dulu ketika remaja akhirnya terjadi, teman-temannya itu selalu berbuat apapun agar dirinya menyukai Chalya.

Sampai dia tidak terima ketika dijodoh-jodohkan dengan wanita itu, dia berpikir mana mungkin pria irit bicara seperti dirinya berjodoh dengan wanita bermulut petasan seperti Chalya. 

Jika saja itu terjadi dia yakin, anak-anaknya kelak akan memiliki sifat seperti Chalya. Tapi sekarang? mereka malah terikat tali pernikahan dan mempunyai dua anak, perkiraan tentang menurunnya sifat wanita itu pun benar-benar terjadi.

Anak pertamanya yang jarang pulang itu sebelah dua belas dengan Chalya, mulai dari tingkah nya petakilan sampai mulutnya yang juga seperti petasan. Persis seperti Chalya hanya saja berbeda versi.

Back

Mendengar teriakkan dari mami cantik, para anak-anak pun bergegas menuju ruang makan bersamaan datangnya para bapak-bapak.

Sebelum memulai acara sarapan pagi, Sergio selaku tertua di keluarga memimpin doa.  Setelah itu mereka mulai menyantap makanan yang sudah di hidangkan dengan tenang, hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang saling bertubrukan.

" Apa anakmu itu akan pulang, Arken? " Sergio memulai pembicaraan, jujur saja dia tidak terlalu suka suasana hening ketika bersama keluarganya

" Aku sudah menyuruhnya untuk pulang, ya walaupun dengan sedikit ancaman " jawab Arken

" Emang dia bakal ngaruh kalo di ancam? Gak kan? " tanya Charles dengan nada ejekan

Arken menatap sinis anak kakaknya itu, tapi dia membenarkan apa yang Charles bilang. Walaupun diberi ancaman apapun, pasti anaknya itu tidak akan mau pulang ke rumah.

" Emang papi ngancam gimana? " tanya Maverick lalu memasukkan sesendok makanan ke mulut

" Di sita fasilitas " jawab Arken polos

CarolynNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ