Mata Beby membulat lebar terkejut. "Sekarang sahabat gue mana, Ka? Kenapa lo gak ajak dia dan keponakan gue buat ikut pulang?"

"Kayla gak akan semudah itu mau ikut sama Raka setelah hatinya di patahin berkali-kali oleh orang yang sama" Sahut Zion menebak. "Gue bener kan?"

Raka menunduk menyesali segalanya. Wajah lucu si kembar tadi terus muncul di benaknya. Ia sangat ingin memeluk anak-anaknya dan mencium pipi gembul mereka berulang kali seperti yang sering Zion lakukan pada Ziquella.

"Apa harus nunggu gue mati baru Kayla dan anak-anak gue mau peluk gue, Zi?" Lirihnya dengan sudut mata yang sudah mengeluarkan cairan bening. "Sakit banget rasanya saat darah daging gue sendiri panggil gue dengan sebutan Om dan Kayla yang memperkenalkan gue sebagai orang asing ke anak-anak gue"

"Resiko" Tegas Zion. "Sekarang tergantung di lo, mau lanjut memperjuangkan mereka atau stop sampe disini"

"Gue harap lo pilih opsi pertama, Ka. Ada banyak orang yang menanti kembalinya Kayla. Lo harus bisa balikin dia ke kita lagi" Ucap Beby. "Gue gak bisa bayangi kalau sahabat gue harus terus hidup sendiri dengan anak-anaknya"

"Bantu semangatin gue" Balas Raka.

Lelaki itu hendak melangkah masuk ke dalam rumah, namun suara lirih seorang wanita mengambil alih fokus Zion, Beby, serta dirinya untuk menoleh ke asal suara. Di depan mereka terlihat Sarah, Wira, serta Gladys yang duduk di atas kursi roda dengan wajah pucatnya. Tubuh wanita itu terlihat sangat kurus.

"Ka, m-maaf...." Lirih Gladys menahan tangis. "Maaf karena dulu aku udah buat hubungan kamu dan Kayla hancur"

Raka mengangkat sebelah alisnya. "Minta maafnya ke Kayla. Lo bego kalau minta maaf ke orang yang bahkan jadi salah satu penjahat juga disini"

"B-boleh aku temui Kayla?" Pinta Gladys. "Aku mohon...."

"Kayla gak ada disini"

Ucapan Raka membuat jantung Gladys memompa cepat. Jadi selama bertahun-tahun Raka dan Vania belum juga menemukan Kayla? Perasaan bersalah semakin menggerogoti hatinya.

"Kenapa lo tiba-tiba repot minta maaf? Udah ngerasain karma hasil dari merusak hubungan rumah tangga orang?" Celetuk Beby menyindir dengan kalimat pedas sambil melirik kaki Gladys yang hanya terlihat sebelah.

Tanpa harus ditanya pada sang empu semua orang juga tau jika wanita itu kini hanya memiliki satu kaki hingga harus duduk di atas kursi roda.

"Kalau nyesel karena karma, maaf lo gak berguna! Kecuali kalau lo mau minta maaf karena lo sadar lo salah" Sambung Beby tajam. "Sekarang lo bisa rasain kan gimana cara Tuhan merebut semua kebahagiaan yang lo ambil dari Kayla?"

Gladys menunduk menangis terisak. "Aku minta maaf, a-aku...."

"Pergi! Gue muak liat muka lo" Bentak Raka. "Ternyata cantik gak menjamin kalau hati lo juga bakal sama cantiknya dengan paras lo itu. Gue benar-benar hancur setelah berhasil lo tipu asal lo tau!"

"Aku juga hancur, Ka. Setelah mengalami kecelakaan seminggu yang lalu kesakitan menimpa aku bertubi-tubi. Kaki kanan ku harus di amputasi, bahkan aku keguguran hingga rahim ku harus diangkat, dan yang paling menyakitkan sekarang aku diceraikan oleh Dafa, suami ku" Gladys menangis tersedu-sedu sambil meremas ujung dressnya kuat.

"Sekarang aku merasakan kepedihan dari sebuah karma atas rasa sakit yang aku kasih sama Kayla"

Sungguh tidak ada sedikitpun rasa iba di dalam hati Beby. Dia muak melihat gadis dengan segudang wajah dibaliknya ini. "Lo sendiri tau kan disini kita juga lagi berusaha cari Kayla. Sekarang lo pulang, sampai lo nangis darah sekalipun lo gak akan bisa dapetin maaf dari Kayla malam ini juga karena disini gak ada dia"

BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now