Chapter 2

110K 12.6K 736
                                    

Jangan lupa spam komen yaa!! Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)




Flashback on


13 Maret 2021

"Mah, Papah mana Mah? Papah baik-baik aja kan?" Tanya Raka panik. Saat di sekolah dia mendapatkan kabar dari mamahnya jika papahnya mengalami kecelakaan saat pergi bersama Widya ke kantor.

Dia tidak perduli dengan wanita yang sekarang bekerja sebagai sekretaris di kantor papahnya. Saat ini kondisi papahnya lebih penting dari apapun.

Vania mengelus pundak Raka lembut. "Kamu sabar ya sayang"

"Papah baik kan mah? Lukanya gak parah kan?"

"Temui saja ke dalam"

Raka mengangguk cepat melangkah masuk ke dalam ruang UGD dengan jantung berdebar cepat. Tubuhnya menegang saat melihat tubuh papahnya ditutupi oleh lain putih rumah sakit. Tidak ada peralatan medis yang menempel ditubuh Haiden dan hal itu sontak membuatnya berteriak histeris menghampiri sang papah.

Remaja lelaki itu menggenggam tangan papahnya erat lalu membuka kain putih yang menutupi wajah sang papah seraya menahan tangis. "Buka mata papah, pah...."

"Maaf tapi bapak Haiden sudah menghembuskan nafas terakhirnya lima belas menit yang lalu" Ucap sang dokter membuka suara.

Tangis Raka pecah saat itu juga. "Kenapa bisa kayak gini, Pah? Raka udah bilang kalau wanita itu cuma pembawa petaka buat keluarga kita"

Sebuah tangan menyentuh punggung Raka mengelusnya lembut menenangkan. Vania ikut sedih melihat apa yang terjadi pada mantan suaminya, tapi semua sudah menjadi kehendak Tuhan."Tadi sebelum papah kamu menghembuskan nafas terakhirnya, dia menitipkan pesan pada mamah untuk kamu"

Raka menoleh kebelakang. Tidak hanya mamahnya dia juga menemukan adanya remaja perempuan seusianya. Siapa lagi kalau bukan Kayla, anak dari wanita perebut yang tidak tau diri itu menangis dengan pandangan kosong.

"Pesan apa Mah?" Tanya Raka beralih menatap Vania.

"Dia ingin kamu menikahi Kayla agar kelak gadis itu ada yang menjaganya"

Mata Raka dan Kayla bersamaan melebar terkejut setengah mati. Pesan macam apa itu?

"Mamah bercanda? Gak mungkin lah aku menikahi dia" Tolak Raka melirik Kayla sinis.

"Tapi itu pesan yang papah mu sampaikan. Kalau kamu tidak percaya tidak masalah buat mamah. Mamah sekarang tau kalau kamu memang tidak ingin papah mu bahagia di sana"

BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang