Chapter 5

87.2K 10.3K 1K
                                    

Jangan lupa spam komen yaa!! Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^


Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)





Kayla menuruni tangga dengan langkah gugup. Di meja makan Raka terlihat tengah menikmati sarapan yang ia buat. Lelaki itu sangat lahap menikmati suap demi suap nasi goreng buatannya. Rasanya senang sekali untuk pagi ini Raka mau memakan makanan buatannya.

"Enak, Ka? Kamu makannya sampe belepotan gitu" Ucap Kayla tersenyum menggoda.

Uhk' Uhk!!

Raka sontak tersedak dengan kehadiran Kayla yang datang secara tiba-tiba. Ia meraih gelas berisi air minum lalu menegaknya. "G-gue lagi males beli sarapan keluar. Ini juga terpaksa makan masakan lo"

Seolah percaya dengan perkataan Raka yang terkesan berbohong Kayla lebih memilih mengangguk. "Mau aku bawain buat bekal gak?" Kayla mengambil sebuah kotak bekal makan bersiap memasukkan beberapa makanan buatannya untuk Raka.

"Gak usah. Gladys bilang hari ini dia bawain gue bekal"

Gerakan tangan Kayla yang hendak  mengambil nasi terhenti mendadak. Baru saja ia merasa senang karena Raka mau memakan masakannya nama Gladys sudah kembali menghancurkan rasa bahagianya.

"Oh gitu ya" Lirih Kayla menarik kembali tangannya yang hendak mempersiapkan bekal. "Yaudah kalau gitu aku berangkat duluan ya, kamu hati-hati di jalan"

Tubuh mungil gadis itu berbalik hendak melangkah pergi, namun ucapan Raka menghentikan langkahnya. "Lo gak sarapan dulu?"

"Sarapan di kantin aja. Aku masak itu cuma buat kamu" Jawab Kayla tanpa berbalik kemudian kembali melanjutkan langkahnya pergi keluar rumah.

Raka tau Kayla pasti sakit hati dengan ucapannya yang lebih memilih bekal dari Gladys. Perasaan di hati yang terasa sesak saat melihat wajah kecewa Kayla tadi membuat Raka segera menggeleng tegas menepis rasa aneh itu.

Bodoamat dengan perasaan Kayla. Untuk apa ia memikirkan gadis  sampah itu?

Raka coba bersikap acuh dengan melanjutkan acara sarapannya tapi wajah bersemangat Kayla tadi saat hendak menyiapkan bekal untuknya kembali menganggu pikiran Raka. Ia meraih ponsel lalu mengirim pesan pada gadis itu.

Entah apa yang membuatnya berniat mengirimkan pesan itu. Sisi lain dari dalam diri Raka tiba-tiba merasa ingin menjadikan hal itu sebagai permintaan maaf karena telah menolak bekal dari Kayla.

Mata Raka melihat kembali pesan yang ia kirim. Sudah centang dua biru pertanda Kayla sudah membaca pesannya. Merasa sudah bersikap berlebihan pada gadis itu Raka hendak menghapus pesan tadi namun tangannya terhenti seperti ada yang melarang.

BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang