Chapter 14

74.1K 8.7K 526
                                    

Jangan lupa spam komen yaa!! Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^




Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)







Udara dingin malam setelah hujan selesai mengguyur kota begitu menusuk kulit seorang gadis yang tengah menonton siaran televisi di ruang tengah.

Kayla merapatkan sweater tebalnya coba menghangatkan tubuh sambil beranjak bangkit mematikan TV. Sepertinya dia harus istirahat sekarang, karena jam juga sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Ia berjalan ke setiap sudut rumah tidak lupa untuk menutup jendela dan mengunci pintu sebelum ke kamarnya. Langkahnya terhenti saat matanya tidak sengaja menatap pantulan bayangan seseorang di balik pintu halaman samping yang terbuka lebar.

Merasa penasaran ia melangkah menghampiri coba melihat. Dirinya tertegun kaget melihat Raka tengah duduk di ayunan sambil menatap dua poster foto besar di pangkuannya.

"Kenapa belum tidur?"

Suara hangat yang sudah mengisi rumahnya selama lima bulan lebih membuat Raka menoleh. "Belum ngantuk, lo sendiri ngapain kesini?" Ucap Raka dingin balik bertanya.

Kayla berjalan lebih dekat mengambil tempat untuk duduk di samping Raka. "Akhir-akhir ini kamu kelihatan lebih banyak diam. Ada masalah?"

"Ada atau gak nya bukan urusan lo"

"Mamah Vania bilang kamu tipe orang yang mendadak jadi pendiem kalau lagi ada masalah atau butuh tempat untuk berbagi. Mau cerita? Aku siap dengerin kok"

"Berhenti sok tau!"

Mata Kayla melirik ke arah dua poster yang Raka pegang. Alisnya terangkat sebelah beralih menatap ke arah Raka yang buru-buru menyembunyikan benda itu. Terlambat, Kayla sudah bisa melihat jelas apa yang tergambar di dua poster miliknya.

"Lagi mikirin masa depan ya?" Tebak Kayla sambil terkekeh kecil. "Pilot atau pemain basket terkenal sama bagusnya kok. Jangan bingung, ikutin kata hati dan kemampuan kamu"

"Emm, ngomong-ngomong kenapa harus ada pilihan? Bukannya selama ini impian kamu cuma jadi pemain basket terkenal?"

Raka masih bungkam. Hati dan jiwanya sedang tidak sependapat sekarang. Dirinya ingin sekali bercerita, meminta pendapat dan bantuan pada Kayla untuk memilih diantara pilihan yang sudah membuatnya gelisah beberapa hari ini.

"Cerita aja kali, Ka. Anggap kita bukan sepasang suami istri atau status apapun yang bikin kamu risih. Sebagai teman gak terlalu buruk kan?"

Mulut Raka mulai terbuka perlahan membuat Kayla memasang senyum tipis bahagianya. "G-gue harus pilih antara jadi pemain basket kayak impian gue, atau pilot yang jadi syarat biar hubungan gue dan Gladys bisa di restuin sama Papahnya" Ungkap Raka sambil menatap dua poster yang tadi ia coba sembunyikan.

BROTHER BUT MARRIAGE "BBM" [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang