Chapter 45

80.8K 7.2K 2.7K
                                    

Jangan lupa spam komen yaa!! Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa spam komen yaa!!
Vote dulu biar gak lupa, oke^^

Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)

Suka sama ceritanya? Jangan lupa bantu share yaa❤❤




Tanya tanya dulu, Kebiasaan apa sih yang pengen kalian hentikan tapi sulit banget?




Memang tidak seharusnya aku percaya pada orang yang bahkan pernah menjadi salah satu alasan mengapa aku terluka.

~Rakadenza Zayn Heiden~

Part ini bakal bikin kalian senyum- senyum, percaya deh<3



Setibanya di depan ruang UGD rumah sakit tempat dimana Raka tengah di tangani, Kayla dibuat terkejut oleh banyaknya perawat yang berlarian terburu-buru seperti membutuhkan sesuatu. Dirinya semakin panik luar biasa saat tidak sengaja mendengar ucapan para perawat itu yang mengatakan jika kondisi Raka semakin memburuk.

"Permisi" Ucap Kayla menahan lengan salah seorang perawat agar bisa ia tanyai.

Perawat itu menoleh dengan kedua alis terangkat. "Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"A-apa benar pasien yang bernama Raka kondisinya saat ini sedang kritis?"

"Benar" Balasan itu membuat tubuh Kayla melemas. "Apa anda salah satu keluarganya?"

Kayla mengangguk, "Saya istrinya"

"Kebetulan sekali, sejak tadi kami sudah menunggu kehadiran keluarganya" Tutur perawat. "Pasien tengah membutuhkan donor darah A positif dan rumah sakit sedang kehabisan stok darah golongan tersebut"

Susah payah Kayla menelan ludahnya. Tenggorokannya terasa terjepit sehingga sulit menghantarkan oksigen yang membuat dadanya sesak karena kesulitan bernafas. Kenyataan apa lagi ini Tuhan? Pikirnya.

"Akan membutuhkan waktu yang lama jika kami mencari stok darah lagi, sedangkan kondisi pasien semakin menurun. Jadi, Bisakah anda atau keluarga yang lain ikut membantu mencarikan donor darah untuk pasien? Atau salah satu anggota keluarga kalian yang memiliki golongan darah sama bisa mendonorkan darahnya"

"Saya, golongan darah saya sama dengan suami saya" Balas Kayla tanpa terselip keraguan di setiap kalimatnya. "Saya bersedia mendonorkan darah saya"

Mata sang perawat menelisik memperhatikan wajah dan penampilan Kayla yang terlihat jauh dari kata baik. "Maaf, tapi wajah anda terlihat sangat pucat. Apakah anda sedang sakit? Jika iya, kami dengan berat hati menolak tegas donor darah yang akan anda berikan. Itu bisa mempengaruhi kondisi anda mengingat darah yang dibutuhkan tidak sedikit"

BROTHER BUT MARRIAGE &quot;BBM&quot; [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang